Pesan Rahbar

Home » » Amanah Ilahiyyah

Amanah Ilahiyyah

Written By Unknown on Wednesday 5 April 2017 | 00:58:00


Manusia memikul amânah Allah 'azza wa jalla, dan kita sebagai manusia; apakah kita akan termasuk zalim dan bodoh karena amanah tersebut ataukah berlaku adil dan alim? Semuanya itu terpulang kepada diri kita sendiri.

إِنَّا عَرَضْنَا الأَمانَةَ عَلَى السَّماواتِ وَ الأَرْضِ وَ الْجِبالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَها وَ أَشْفَقْنَ مِنْها وَ حَمَلَهَا الإِنْسانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوماً جَهُولاً.

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit-langit, bumi dan gunung-gunung, lalu mereka enggan untuk memikulnya dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh. [Sûrah Al-Ahzâb 33/72]

Amanat di sini adalah wilâyah. Kalimat : Kami telah mengemukakan amanat kepada langit-langit, bumi dan gunung-gunung, ada dua pendapat. Pertama dikemukakan kepada penghuni langit, bumi dan gunung-gunung dari kalangan malaikat, jin dan manusia. Kedua seperti yang dikatakan Ibnu 'Abbâs, yaitu bahwa amanat tersebut dikemukakan kepada langit-langit, bumi dan gunung-gunung itu sendiri.


Ta`wîl Amanat

Amanat adalah wilâyah sebagaimana telah diriwayatkan oleh Muhammad bin Al-'Abbâs – rahimahullâh –dari Al-Husain bin 'Âmir, dari Muhammad bin Al-Husain, dari Al-Hakam bin Miskîn, dari Ishâq bin 'Ammâr, dari Abu 'Abdillâh as tentang firman Allah 'azza wa jalla Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit-langit, bumi dan gunung-gunung, lalu mereka enggan untuk memikulnya dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia, sesungguhnya manusia itu amat zalim dan bodoh. Beliau berkata, "Yakni dengannya wilayah Ali bin Abi Thalib as." [Ta`wîl Al-Âyât Al-Zhâhirah hal. 460].

Muhammad bin Ya'qûb meriwayatkan dengan saluran yang lain dari Muhammad bin Yahyâ, dari Muhammad bin Al-Husain, dari Al-Hakam bin Miskîn, dari Ishâq bin 'Ammâr, [dari seseorang dari Abû 'Abdillâh as] tentang firman-Nya 'azza wa jalla : Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat…beliau berkata, "Ia adalah wilâyah bagi Amîrul Mu`minîn shalawâtullâhi 'alaihi wa 'alâ dzurriyyatihith thayyibîna bâqiyatan dâiman ilâ yaumid dîn." [Ta`wîl Al-Âyât Al-Zhâhirah hal. 460].

Kemudian (tentang) penunaian amanat, maka sungguh merugilah orang yang bukan ahlinya, sesungguhnya ia telah dikemukakan kepada langit-langit yang dibangun dan bumi-bumi yang dihamparkan, dan gunung-gunung yang menjulang tinggi, maka tidak ada yang lebih panjang, tidak ada yang lebih lebar, tidak ada yang lebih tinggi dan tidak ada yang lebih besar darinya. Dan kalaulah sesuatu dengan ketinggian atau keluasan atau kekuatan atau keperkasaan itu enggan, tentu mereka enggan; namun mereka khawatir dari mendapat hukuman, dan mereka memahami apa yang tidak dipahami oleh makhluk yang lebih lemah dari mereka, yaitu manusia. [Nahjul Balâghah, khotbah 199]


Shalat Bagian Dari Amanat

Dari Tafsîr Al-Qusyairi bahwa Amîrul Mu`minîn as apa-bila telah tiba waktu shalat warna kulitnya berubah dan beliau menggigil, lalu beliau ditanya, “Mengapakah Engkau menjadi demikian?” Beliau menjawab, “Telah datang waktu amanat yang Allah ta‘âlâ telah tawarkan amanat tersebut kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan memikulnya, kemudian amanat tersebut dipikul oleh manusia, maka dalam kelemahanku ini aku tidak tahu, apakah aku bisa memikul amanat itu dengan baik atau tidak.” [1]


Referensi:

[1] Shalat Nabi saw Versi Ahlulbaitnya hal. 437.

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: