Pelarangan percetakan dan penjualan al-Quran warna-warni oleh Al-Azhar baru-baru ini menyebabkan beroperasinya mafia perdagangan al-Quran dan melonjaknya harga al-Quran setiap pekan.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari al-Bawaba News, hari-hari ini dikarenakan fatwa pelarangan cetak al-Quran warna-warni di Mesir oleh Al-Azhar, sejumlah al-Quran di pasar terbatas; namun sambutannya sangatlah luas.
Karena sambutan inilah menyebabkan para penjual jalanan memanfaatkan kondisi yang ada, setiap pekannya mereka menaikkan harga al-Quran warna-warni.
Kendati ada pelarangan dan penjualan al-Quran warna-warni di Mesir, namun al-Quran ini dicetak secara sembunyi-sembunyi dan dijual oleh para perantara dan spekulan.
Salah seorang pemilik toko buku di Mesir yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, meski ada afirmasi Al-Azhar agar tidak mencetak dan memublikasikan al-Quran warna-warni, namun permintaan masyarakat untuk menyediakan al-Quran ini semakin meningkat.
"Kami memiliki sejumlah al-Quran warna-warni, yang ada stempel Al-Azhar dan kami menjualnya secara terang-terangan dan tidak ada seorangpun yang melarang kami akan hal ini,” imbuhnya.
Penjual Mesir ini menegaskan, al-Quran warna-warni sama sekali tidak bermasalah dan al-Quran ini (dikarenakan keragaman warna) sangat menawan dan karena kami menghadiahkannya kepada para teman dan kerabat kami, sambutan untuk membelinya semakin terus meningkat setiap hari.
Salim M A, penjual jalanan Sudan di bundaran Al-Jiza mengatakan, akses ke al-Quran warna-warni ini khususnya setelah pelarangan cetak amatlah sukar dan masyarakat menginginkan al-Quran ini dan bahkan memberi uang kepada para spekulan agar menyediakannya untuk mereka.
Ia menambahkan, hal ini menjadikan mafia perdagangan al-Quran warna-warni di Mesir aktif dan harganya setiap pekan terus melonjak dan hal ini menjadikan kami menjual al-Quran ini dengan harga yang mahal.
(Al-Bawaba-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email