Pesan Rahbar

Home » » Menengok Rumah di Singapura Yang Ingin Ditiru Sandi, Tahu Harganya Jangan Kaget!

Menengok Rumah di Singapura Yang Ingin Ditiru Sandi, Tahu Harganya Jangan Kaget!

Written By Unknown on Sunday 2 April 2017 | 19:07:00


Publik ramai membicarakan program rumah yang harganya di bawah Rp 350 juta di Jakarta.

Banyak yang mengatakan mustahil, bahkan Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Eddy Ganefo mengungkapkan fakta bahwa di Jakarta hampir sangat sulit menemukan rumah harga Rp 500 juta.

"Bicara di Jakarta rumah tapak urah dengan Harga 500 Juta saja sudah sangat susah. Apalagi di bawah Rp 350 juta," jelasnya dalam dialog di sebuah stasiun TV swasta, Kamis (30/3/2017).

Edy melanjutkan, kondisi lahan Jakarta terbilang sudah sangat mahal.
"Bisa saja dengan harga Rp 350 juta, namun mungkin itu di pinggiran-pinggiran Jakarta," imbuhnya.

Bahkan di luar Jakarta seperti Bekasi dan Tanggerang pun sangat susah mendapatkan rumah tapak di bawah Rp 350 juta.

"Lagi-lagi kecuali di pinggiran-pinggiran kota," tegasnya.


Tanggapan Sandi

Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan konsep program rumah murah di bawah Rp 350 juta yang akan disediakan di Jakarta akan meniru Housing & Development Board (HBD) di Singapura.

Hal tersebut disampaikannya untuk menjawab isu mengenai rumah DP nol rupiah dan berharga di bawah Rp 350 juta, yang belakangan kembali ramai dibicarakan.
"Melalui konsep HBD seperti di Singapura itu, pihaknya akan fokus menyediakan hunian murah dalam bentuk hunian vertikal. Modelnya akan seperti rusun yang ada di Jakarta," jelas Sandi saat ditemui di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Jumat (31/3/2017) malam, dikutip dari Kompas.com.

Rumah vertikal akan dibangun seperti di Singapura ada Housing & Development Board (HDB).

Unit-unitnya vertikal itu terjangkau oleh masyarakat, dan diberikan pembiayaan yang ringan.
Sandiaga mengatakan, konsep rumah murah yang meniru program di Singapura itu akan dibangun di lahan milik Pemprov DKI.

Rumah itu diperuntukan bagi warga Jakarta dengan pendapatan di bawah Rp 7 juta.
Nantinya warga yang membeli bisa memilikinya.

Sandiaga mengklaim, pihaknya juga bisa membuat rumah tapak berharga murah, seperti yang ditemukan di Jagakarsa.

Namun, Sandiaga tidak menjelaskan detailnya nanti seperti apa.

"Bisa ada. Tapi buat kami nanti untuk yang di tanah Pemprov fokusnya itu di hunian vertikal," ujar Sandiaga.

Pihaknya mengatakan menargetkan membangun 50.000 unit rumah murah untuk mengisi backlog kebutuhan rumah di Jakarta.


Housing Development Board di Singapura

Rendering rusun Woodlands Glen, yang dikembangkan Housing Development Board (HDB). (Foto: HDB/channelnewsasia)

Pemerintah Singapura tergolong hebat dalam menciptakan hunian untuk masyarakatnya.
Bukan sembarang hunian murah, melainkan rumah susun ramah lingkungan yang dilengkapi fitur-fitur pro-green development.

Melansir Kompas.com, melalui Housing Development Board (HDB), Rabu (22/1/2014), Negeri Singa ini melansir 3.139 unit apartemen dalam enam menara berkonsep build to order (BTO).

Peluncuran rumah susun ini untuk memenuhi beragam kebutuhan pembeli pertama, kedua, dan multigenerasi, termasuk orangtua dan kaum lajang.

Enam BTO tersebut merupakan tahap pertama dari 24.300 flat yang direncanakan dibangun pada tahun ini di lima kota, yakni Bukit Batok, Jurong Barat, Punggol, Woodlands, dan Serangoon.

HDB menawarkan apartemen dengan tipikal studio, dua kamar tidur, tiga kamar tidur, empat kamar tidur, lima kamar tidur, dan tipe khusus multigenerasi.

Harga apartemen sudah termasuk bantuan pemerintah untuk tipe dua kamar tidur di Woodlands sekitar 73.000 dollar Singapura atau setara Rp 684,9 juta. Sementara apartemen di Punggol dibanderol sekitar 84.000 dollar Singapura (Rp 788,1 juta).
Sementara tipe tiga kamar tidur dipatok 145.000 dollar Singapura (Rp 1,3 miliar), sedangkan di Bukit Batok sekitar 221.000 dollar AS (Rp 2 miliar).

Peluncuran enam BTO ini sekaligus perkenalan konsep apartemen ramah lingkungan yang dilengkapi sistem pengelolaan air bersih, pengelolaan energi dan pengelolaan limbah agar operasionalisasi apartemen menjadi murah dan efisien.

Selain itu, terdapat juga fitur-fitur yang membantu proses daur ulang air untuk pembilasan toilet, pencahayaan dengan lampu LED, sensor gerak yang dikendalikan di ruang kontrol, serta lift regeneratif yang membantu mengurangi konsumsi energi.

Tak lupa juga, disediakan parkir sepeda tertutup sebagai bagian dari upaya mendukung gaya hidup bertransportasi pro-lingkungan.
Apakah nantinya rumah dengan harga di bawah Rp 350 juta akan seperti yang di Singapura?
Melihat harga di Singapura saja lebih dari Rp 500 juta untuk kelas yang paling sederhana.

(Tribun-Wow/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: