“Malam ini saya dengan Pak Menristek bertemu para rektor dan civitas akademik untuk membicarakan bagaimana kehidupan kampus itu yang kita anggap sebagai pusat kecerdasan bangsa bisa terbebas dari pengaruh negatif atau ideologi yang nyata-nyata bertentangan dengan ideologi kita Pancasila dan UUD 1945. Itu mutlak karena mahasiswa kita kan masa depan bangsa. Mereka itu hidup sebagai pemimpin bangsa,” kata Menko Polhukam Wiranto di Kemenristek Dikti, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (17/5/2017).
Karenanya Wiranto menegaskan pentingnya penanaman wawasan persatuan di perguruan tinggi. Dia tak ingin ada ideologi menyimpang yang disusupkan di kampus. Menurutnya, ideologi yang menyimpang harus dicegah dengan cepat.
“Kalau mereka sudah disasar dengan peran ideologi yang menyimpang dari ideologi kita, bagaimana wajah negeri kita ke depan nanti? Saya sangat mengapresiasi langkah Pak Menteri untuk mengumpulkan para rektor. Kita berbincang-bincang bersama, bagaimana membangun satu benteng dalam kampus agar kampus bisa terbebas dari virus yang bisa menyebabkan bermasalah,” tuturnya.
“Posisi pergruan tinggi sangat strategis, sentral negeri kita ada di sana. Masa depan negeri ada di kampus-kampus itu, jangan sampai ideologi aneh masuk ke kampus. Sebelum anak terkontaminasi, mari kita proteksi bersama,” imbuhnya.
Sementara itu, sebagai langkah antisipasi, Menristek Dikti M Nasir menyiapkan gelaran kegiatan Bela Negara dan mendidik wawasan kebangsaan di kampus-kampus. Nasir sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan untuk memberikan pengetahuan terkait hal tersebut.
“Kami lakukan dan siapkan kampus wajib melakukan Bela Negara dan wawasan kebangsaan, kami sudah berkordinasi dengan Kemenhan bagaimana pedoman yang harus kita buat tentang Bela Negara,” terangnya.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email