Para pejabat Xinjiang Cina menyita seluruh naskah al-Quran yang dicetak sebelum lima tahun lalu.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari RFA, para pejabat Xinjiang dalam kelanjutan kampanye melawan pena-pena religi "ilegal” dan dengan dalih "memuat konten ekstremisme”, menyita sejumlah al-Quran ini.
Baru-baru ini, Kepala desa di kota Kasghar mengumumkan ratusan al-Quran yang dicetak sebelum tahun 2012 dan sebagian yang lainnya cetakan pemerintah sendiri juga disita oleh para petugas.
Aksi ini dilakukan sejalan kampanye pemerintah yang melarang aktivitas-aktivitas religi, edukasi agama, dan pena-pena agama ilegal di kawasan muslim Xinjiang.
Kaum muslim Uighur yang mayoritas penduduknya adalah muslim Xinjiang, dengan mengecam kinerja oleh pemerintah Cina ini, juga menyebutnya sebagai aksi kekuasaan dan penindasan lebih atas kawasan Xinjiang.
Cina sering kali menjalankan kampanye-kampanye di Xinjiang, diantaranya adalah serangan polisi ke sejumlah hak milik muslim Uighur, membatasi amalan-amalan ibadah Islam dan upaya untuk menghilangkan para wanita dan budaya masyarakat Uighur.
Meski pemerintah Cina menganggap masyarakat Uighur sebagai penyebab sebagian serangan teroris, namun para pakar bependapat para pejabat Cina terlalu berlebih-lebihan terhadap masyarakat Uighur, dan jika terjadi kekerasan di kawasan ini dikarenakan kebijakan-kebijakan penindasan pemerintah, yang menyebabkan munculnya protes tahun 2009, dimana ratusan orang tewas dalam insiden tersebut.
(RFA/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email