Pesan Rahbar

Home » » Revolusi Bunga Tak Bisa Dihentikan Dengan Pembakaran!

Revolusi Bunga Tak Bisa Dihentikan Dengan Pembakaran!

Written By Unknown on Tuesday, 2 May 2017 | 17:53:00


Saya kenal Baby Jim Aditia. Psikolog dan dosen UI, dulu sedang proses menuju gelar Professor, seingat saya. Dia memiliki aktivitas nyata untuk kaum urban kota yang penanganannya sulit. Dia bergaul dengan PSK, sopir-sopir bis malam.

Dia sangat gembira melihat kinerja Ahok di Kalijodo, mengetahui dengan jelas bagaimana sulitnya mengubah mentalitas kalijodo dan pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan bagi pertumbuhan anak.

Di bawah ini tulisan dan ajakan dia:

REVOLUSI BUNGA
Setangkai Mawar Sebagai Simbol Perlawanan.


Oleh: Jim B Aditya

(Saat Anies meminta warga DKI tidak buka medsos demi rekonsiliasi, saya justru sedang berpikir untuk menggalang kekuatan. Mengajak teman-teman untuk meneruskan perjuangan Ahok melalui medsos)
————
Bunga adalah simbol cinta dan harapan. Tapi dalam kasus Ahok saya melihatnya sebagai simbol perlawanan. Ahok boleh saja kalah, tapi semangatnya tidak boleh mati. Ahok boleh saja tidak jadi Gubernur lagi, tapi perlawanannya terhadap korupsi tidak boleh berhenti.

Karenanya, saya mengajak teman-teman untuk menggunakan momentum yang bagus ini. Mari kita bikin rame. Mari kita jadikan bunga sebagai simbol perlawanan terhadap kebobrokan moral. Terhadap kecurangan, radikalisme, rasisme, dan penggunaan unsur SARA dalam setiap Pilkada, yang dapat mengganggu keharmonisan kita sebagai bangsa yang plural.

Kita tidak boleh kalah. Kita harus melawan dengan cara yang beradab. Bukan dengan demo yang meneriakkan nama Tuhan. Bukan dengan caci maki dan ujaran kebencian di rumah-rumah ibadah. Tapi cukup dengan mengganti foto profil masing-masing dengan gambar bunga setiap hari Selasa. Hari Selasa saya pilih karena merupakan hari pertama munculnya kiriman bunga untuk Ahok di balaikota DKI.

Diharapkan, gerakan ini tidak hanya terbatas di medsos. Dalam kehidupan nyata juga bisa dilakukan, yaitu dengan cara membawa setangkai bunga, atau menyematkan bros bunga saat berkegiatan di hari yang sama.

Sebagai simbol perlawanan, bunga sangat efektif dan murah pula. Bros atau setangkai bunga bisa kamu dapatkan dengan harga lima sampai sepuluh ribu rupiah. Cuma seharga karcis parkir, tapi bayangkan efek jika kegiatan ini kita lakukan secara konsisten dan militan. Ini akan jadi berita yang mendunia.

Mimpi Ahok tentang pemerintahan yang bersih adalah mimpi kita bersama. Karenanya mari kita perjuangkan. Kita tidak boleh menyerah.

(Jika teman-teman setuju mari kita lakukan mulai Selasa ini. Share dan bagikan postingan ini)

(Gerilya-Politik/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: