Pesan Rahbar

Home » » Masjid Sultan Abu Bakar Tertua dan Termegah di Malaysia

Masjid Sultan Abu Bakar Tertua dan Termegah di Malaysia

Written By Unknown on Sunday, 4 June 2017 | 11:55:00


Masjid Sultan Abu Bakar merupakan masjid tertua di Malaysia dengan paduan kebudayaan lokal dan luar yang mewah dan megah.

Melihat konstruksi bangunannya, masjid yang dibangun pada 1692 ini merupakan gabungan arsitektur India Muslim, Persia, dan Eropa Klasik.

Masjid hasil karya arsitektur ternama, Tuan Haji Mohamed Arif bin Punak, ini memiliki denah berbentuk persegi empat dengan posisi kiblat yang lebih panjang menyambung dengan ruangan utama tempat shalat.

Ruangan ini merupakan bagian utama masjid yang memiliki nilai estetika tinggi dengan daya tampung sekitar 2.000 jamaah secara bersamaan.

Tidak hanya bagian dalam yang memiliki nilai artistik tinggi, di bagian luar masjid yang berlokasi di Jalan Masjid Sultan Abu Bakar, 80990, Johor Bahru, Johor Darul Takzim, ini juga mampu menampilkan seni-seni yang tidak kalah indah dengan interiornya. Keindahan bagian luar masjid tecermin pada empat menara yang dimiliki masjid yang didominasi warna putih.

Empat menara ini terdapat pada setiap sisi masjid. Menara pada sisi utara menyatu dengan pintu masuk utama. Sementara, menara lainnya berada pada sisi timur yang menghadap ke Pantai Lido pada sisi kiblat dan sisi selatan.

Denah fondasi menara berbentuk segi empat bujur sangkar yang menjorok keluar dari ruangan utama tempat shalat. Pada menara sisi utara dan selatan, terdapat fasad model Romawi.

Setiap menara memiliki empat lantai. Pada lantai dua, denahnya berbentuk bujur sangkar.

Sedangkan, lantai tiga dan empat berdenah segi delapan dengan puncak yang berbentuk kubahan kecil bersisi delapan model Persia.

Tiap lantai dihiasai dengan balasutrade (pagar balkon) yang berbentuk dentil atau hiasan yang berderet mirip dengan susunan gigi.

Pada setiap sudut menara terdapat jendela. Hiasan ini menunjukkan adanya pengaruh seni arsitektur yang berkembang di Eropa pada era Renaissance.

Amortizement, hiasan khas puncak menara yang terdapat pada ujung menara, semakin menunjukkan adanya pengaruh klasik Eropa, terutama era Renaissance.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: