Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Muhammad Amien Rais sedang dirundung masalah.
Tokoh Reformasi tersebut disebut menerima alirana dana korupsi pengadaan alat kesehatan senilai Rp 600 juta.
Adalah jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyebut Amien menerima aliran dana kasus korupsi yang menjerat mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari.
Pihak KPK tak asal sebut.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, dalam proses persidangan, KPK menghadirkan sejumlah dan bukti.
Tentu saja, kata dia, selain mengungkap indikasi penyimpangan dalam proses pengadaan alat kesehatan, KPK juga perlu mengurai pihak-pihak yang berkaitan dengan aliran dana tersebut.
Febri menambahkan, rekening saksi ini juga merupakan rekening dari Yayasan Soetrisno Bachir Foundations.
Di dalam fakta persidangan, dari rekening itu pula ada bukti transfer rekening ke sejumlah pihak, termasuk Amien.
Bahkan, lanjut Febri, dari fakta persidangan KPK juga menemukan ada aliran dana lain sebelumnya, yang masuk ke rekening tersebut.
Sebaliknya, pihak Amien melalui politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Wibowo saat menemui Febri di gedung KPK, Senin (5/6/2017) siang, menyampaikan keberatan Amien.
Menurut Dradjad, jaksa penuntut umum KPK tidak meminta konfirmasi lebih dulu kepada Amien Rais.
"Tadi saya sampaikan ke Febri bahwa yang menjadi persoalan adalah nama Pak Amien disebut Jaksa KPK tanpa pernah beliau dimintai keterangan," ujar Dradjad saat memberikan keterangan pers usai pertemuan.
Dradjad menjelaskan, awalnya Amien berencana untuk datang langsung menemui pimpinan KPK, namun batal.
Amien kembali berencana menemui pimpinan KPK setelah pulang dari umrah.
Kata tokoh Muhammadiyah ini, rencananya bukan bentuk intervensi terhadap KPK.
"Enggak sama sekali (intervensi). Ini hal kecil saja," ujar Amien di gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (7/6/2017).
Mantan Ketua Umum PAN ini mengaku tidak takut diusut karena ingin bertemu pimpinan KPK.
Karena hal yang akan dilakukan Amien menurutnya adalah benar.
"Saya enggak takut kok diusut," ujar Amien.
Hal yang ingin dikritisi langsung oleh Amien adalah kinerja KPK yang semakin menurun dari tahun ke tahun.
Dalam hal ini ada banyak kasus besar menurut Amien yang belum diselesaikan KPK.
"Tapi saya melihat KPK terjadi pembusukan dari tahun ke tahun makin tahun," ujar Amien.
Amien tidak memaksa pandangan jika publik masih menilai KPKsebagai lembaga yang netral dan bagus dalam bekerja.
Tetapi Amien melihat KPK yang sekarang memilih-milih kasus yang akan diusut.
"Bukan tebang pilih. Super diskriminatif. Perkara anda mau bela KPK monggo. Kalau saya sebagai rakyat yang punya pikiran yang membela kebenaran," kata Amien.
Kekayaan Amien
Munculnya nama Amien sebagai penerima aliran dana hasil korupsi langsung mengagetkan publik.
Pasalnya, dia selama ini dikenal bersuara lantang dalam upaya pemberantasan korupsi di Tanah Air.
Suara lantangnya tersebut, selain diteriakkan secara lisan, juga melalui buku.
Jika selama ini dia bersuara lantang dalam upaya pemberantasan korupsi, lalu membantah turut menikmati uang hasil korupsi, berapa sih sebenarnya harta kekayaan dia.
Belum diketahui nilai terkininya sebab Amien bukan lagi penyelenggara negara yang wajib melaporkan harta kekayaan kepada KPK.
Kendati demikian, sebagai sekadar gambaran, alumnus Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat tersebut pernah melaporkan harta kekayaannya semasa menjabat Ketua MPR RI dan calon Presiden RI.
Saat diumumkan Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara pada tahun 2001, ketika menjabat Ketua MPR RI, kekayaan dia hanya Rp 1,01 miliar.
Harta Amien paling banyak dalam bentuk giro dan kas senilai Rp 378,4 juta dan US$ 13.700.
Saat itu, dia juga memiliki dua kapling tanah di Sleman, Yogyakarta, senilai Rp 186,2 juta serta alat perkakas senilai Rp 51,4 juta.
Amien sekaligus mantan Ketua Umum PP Muhammmadiyah ini memiliki tiga mobil dan tiga sepeda motor senilai Rp 243 juta, termasuk Toyota Corolla keluaran 1999.
Sayangnya, Amien tidak menjelaskan sedan mewah Chrysler coklat tua yang sering dipergunakannya.
Jumlah kekayaan Amien yang hanya senilai Rp 1,01 miliar pada saat itu membuatnya jadi orang termiskin di antara Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri; Presiden RI, Abdurrahman Wahid; dan Ketua DPR RI, Akbar Tanjung.
(Tribun-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email