Jika amalan-amalan kita tidak sesuai dengan perintah-perintah dan anjuran-anjuran agama Islam maka pada saat itu keridhaan Imam Makshum as juga tidak akan menyertai kita, dan jika tidak keridhaan mereka dalam diri kita maka kita tidak lagi bisa dikatakan Syi’ah yang sesungguhnya.
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, dalam kajian akhlaq bulan Ramadhan, Ayatullah Muhammad Nashiri menjelaskan bahwa mukmin Syi’ah membuktikan kesyi’ahannya dengan melakukan amalan-amalan yang merupakan perintah Al-Qur’an, Rasul dan Ahlul Bait as, karena pengikut Syi’ah yang sebenarnya tidak hanya dilihat dari ucapannya akan tetapi dilihat dari perbuatannya juga.
Ayatullah Nashiri menambahkan, jika amalan-amalan kita tidak sesuai dengan perintah-perintah dan anjuran-anjuran agama Islam maka pada saat itu keridhaan Imam Makshum as juga tidak akan menyertai kita, dan jika tidak keridhaan mereka dalam diri kita maka kita tidak lagi bisa dikatakan Syi’ah yang sesungguhnya.
Syi’ah yang sesungguhnya menampilkan kesyi’ahannya dalam perbuatan dan tindakannya yang jika amalan tersebut sampai kepada Imam Zamannya maka akan diterima, hal ini juga terjadi pada masa Imam Makshum as, dimana para pecinta dan pengikut Ahlul Bait as ketika tidak membuktikan cintanya dengan perbuatan maka Imam Makshum as tidak mengizinkannya untuk menemuinya.
Sebagian di antara tindakan dan amalan orang-orang yang dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya berbeda dari apa yang dianjurkan Islam dan mazhab Syi’ah dan bahkan tidak ada bau akhirat dan kecintaan kepada Allah swt serta amalan tersebut tidak ada keridhaan Allah swt.
Dengan demikian kita harus bertaubat dari perbuatan-perbuatan semacam itu, dan selalu isitiqamah untuk tidak melakukan perbuatan dosa lagi, demikian jelas Ayatullah Nashiri.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email