Beberapa waktu yang lalu, ada pristiwa ledakan dahsyat di Terminal Kampung Melayu. Aksi bom bunuh diri dikabarkan telah dilakukan oleh dua orang diduga pelaku, yang dalam aksinya tewas bersama korban lain di lokasi. Korban teror biadab itu di antaranya warga sipil dan ada juga anggota polisi.
Saat ini, Kampung Melayu menjadi salah satu daerah Ibu Kota yang padat penduduknya dan ramai aktivitas kesehariannya. Tapi siapa sangka bahwa dulunya, daerah ini benar-benar merupakan kampung, persis seperti namanya, Kampung Melayu?
Kampung Melayu merupakan wilayah yang mencakup Kelurahan Kampung Melayu dan sebagian Kelurahan Balimester, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.
Kawasan tersebut sangat terkenal selain sebagai tempat permukiman penduduk dan perkantoran, juga karena ada terminal besar bus kota yakni Terminal Kampung Melayu.
Mengapa dinamakan Kampung Melayu? Zaenuddin HM menjelaskan dalam bukunya 212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe, yang diterbitkan Ufuk Press, Oktober 2012, bahwa sejak abad ke-17 daerah itu dijadikan tempat permukiman orang-orang Melayu yang berasal dari Semenanjung Malaka (sekarang Malaysia) di bawah pimpinan kapten Wan Abdul Bagus.
Wan Abdul Bagus adalah anak dari Ence Bagus, kelahiran Patani, Thailand Selatan. Dia terkenal pada zamannya sebagai sosok cerdas dan piawai dalam melaksanakan tugas, baik tugas administrasi maupun tugas di lapangan sebagai perwira.
Selama hidupnya dia membaktikan diri kepada Kompeni, dimulai dari menjadi juru tulis, juru bahasa, bahkan sebagai duta atau utusan.
Sebagai seorang pria, dia sering terlibat dalam peperangan, seperti di Jawa Tengah, pada waktu Kompeni membantu Mataram menghadapi Pangeran Trunojoyo.
Demikian halnya pada perang Banten, ketika Kompeni membantu Sultan Haji menghadapi ayahnya sendiri, Sultan Agung Tirtayasa. Waktu menghadapi pemberontakan Jonker, Kapten Wan Abdul Bagus terluka cukup parah.
Menjelang akhir hayatnya dia dipercaya oleh Kompeni untuk bertindak selaku regeringscommisaris, semacam duta, ke Sumatra Barat. Wan Abdul Bagus meninggal dunia pada 1716, dalam usia 90 tahun.
Itulah sekilah sejarah tentang Kampung Melayu, yang meski kondisi Jakarta sudah banyak berubah menjadi Kota Metropolitan dan Ibu Kota, namun nama Kampung Melayu tetaplah Kampung Melayu.
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email