Setelah bulan Ramadhan, orang-orang mukmin merasakan perasaan yang lebih baik, namun setan tidak akan pernah membiarkan kita untuk memperhatikan dan memanfaatkan kebahagiaan tersebut.
Shabestan News Agency, mengenai tindakan dan perbuatan orang-orang mukmin setelah bulan suci Ramadhan, Hujjatul Islam Ali Ridha Panahian menjelaskan bahwa salah satu kelalaian yang sering kita lakukan ialah bahwa kita tidak mengetahui nilai setelah bulan Ramadhan.
Padahal setiap ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan merupakan permulaan bagi kehidupan maknawi setelah bulan suci Ramadhan, karena takwa merupakan buah dari puasa yang telah kita lakukan di bulan Ramadhan dimana buah ini kita dapatkan setelah bulan Ramadhan.
Setelah bulan Ramadhan, orang-orang mukmin merasakan perasaan yang lebih baik, namun setan tidak akan pernah membiarkan kita untuk memperhatikan dan memanfaatkan kebahagiaan tersebut.
Dengan sampainya kita pada akhir bulan Ramadhan, banyak dari kita yang mengatakan bahwa semuanya telah berakhir, ini adalah sebuah ungkapan yang salah dalam memahami 30 hari bulan Ramadhan ini, padahal tidak ada yang berakhir dari 30 hari ini, malah sebaliknya semuanya baru dimulai selepas 30 hari bulan Ramadhan ini. Selama 30 hari di bulan Ramadhan ini kita telah banyak belajar dana telah melalui tahapan pelajaran “penghambaan dan kehidupan” sehingga dalam 11 bulan ke depan kita bisa terus melanjutkan pola kehidupan seperti ini.
Jika di bulan Ramadhan dalam sebulan penuh itu kita mengkhatamkan Al-Qur’an, merenung dan meresapi maknanya maka seterusnya kita akan melakukannya dan jika kita sebulan penuh bangun di tengah malam maka di hari-hari berikutnya kita akan melanjutkannya, dan jika hubungan kita dengan Allah swt semakin bertambah maka hal ini juga akan kita dapati. Jadi anggapan yang mengatakan bahwa dengan berakhirnya bulan Ramadhan maka semuanya juga akan berakhir dan akan kita tinggalkan.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email