Hijab secara dzatnya haruslah memiliki penjagaan, yakni hal ini bermakna bahwa hijab merupakan sebuah pasukan penjaga bagi diri wanita. Tidak hanya itu, dari segi psikis bahwasanya wanita yang berhijab lebih sedikit mengalam goncangan atau ketakutan dalam dirinya.
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, Maryam Muhammadi salah seorang pengajar di hauzah ilmiah puteri di madrasah Nargis Khatun, dalam sebusa pesannya menjelaskan bahwa pakaian dan penutup badan haruslah dapat menutupi kepala dan badan yang tampak, serta tidak membuat bentuk badan menjadi terlihat.
Ia menambahkan, hijab secara dzatnya haruslah memiliki penjagaan, yakni hal ini bermakna bahwa hijab merupakan sebuah pasukan penjaga bagi diri wanita. Tidak hanya itu, dari segi psikis bahwasanya wanita yang berhijab lebih sedikit mengalam goncangan atau ketakutan dalam dirinya.
Selain itu, hijab juga bisa menjadi sebab kesehatan dan keselamatan psikis di masyarakat, penutup hijab dapat mencegah adanya ketertarikan lelaki kepada wanita dan akan melenyapkan daya tarik seksual yang berlebihan di masyarakat.
Dalam pandangan islam, hijab tidak hanya sebagai alat perias wanita saja namun hijab adalah suatu alat yang dapat melindungi kehormatan wanita di mana saja; keluarga, masayarakat bahkan dunia. Disamping itu, hijab juga tidak hanya sebagai lantaran wanita untuk membersihkan jiwa namun juga sebagai wasilah untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya.
Tidak hanya itu,dari sisi pribadi hijab dapat memberikan ketenangan kepada orang yang mengenakannya, dan dari sisi keluarga hijab menjadi penguat jalinan keluarga khususnya antara istri dan suami, sementara jika dilihat dari sisi sosial hijab sebagai penjaga diri dari kerusakan di masyarakat, demikian jelasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email