Kami tidak akan menerima kesepakatan apapun terkait Mosul, dan kami tidak akan membiarkan Irak kembali pada masa kelamnya.
Shabestan News Agency, terkait dengan pembebasan kota Mosul, Perdana Menteri Irak Haider al-Ibadi menyatakan, ada yang berupaya menuduh bahwa pembebasan kota Mosul dari tangan kelompok teroris ISIS memakan banyak warga sipil, dimana mereka menentang operasi ini.
“kami tidak akan menerima kesepakatan apapun terkait Mosul, dan kami tidak akan membiarkan Irak kembali pada masa kelamnya, tegas al-Ibadi.
Meskipun ada sebagian yang menentang dan meragukan hal ini, namun nyatanya kita berhasil membebaskan kota Mosul dari cengkeraman kelompok teroris ISIS, mengenai data statistik korban sipil yang diberitakan adalah dusta, mereka hanya melebihkan-lebihkannya, ujar Perdana Menteri Irak.
"Kemenangan Irak dan pembebasan Mosul adalah awal kehancuran ISIS. Ini adalah buah kerjasama masyarakat dengan angkatan bersenjata," terang al-Ibadi.
Dia menegaskan bahwa setelah kehancuran ISIS, pemerintah Irak ingin menciptakan stabilitas dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada.
Beberapa waktu lalu, Haider al-Ibadi, Perdana Menteri Irak mengunjungi kota Mosul pada Minggu, 9 Juli 2017 dan secara resmi mengumumkan kemenangan operasi pembebasan Mosul dari pendudukan Daesh. Ia juga menilai pembebasan kota yang diduduki teroris Daesh sejak tahun 2014 ini sebagai kemenangan besar.
Operasi pembebasan kota Mosul dari pendudukan Daesh dimulai pada tanggal 17 Oktober 2016. Militer Irak berhasil membebaskan bagian timur kota Mosul dari pendudukan Daesh pada tanggal 24 Januari 2017.
Operasi pembebasan bagian barat kota tersebut dimulai pada tanggal 19 Februari dan berakhir pada 29 Juni 2017. Bagian tua kota Mosul juga berhasil dikontrol oleh pasukan Irak pada hari Sabtu, 8 Juli 2017.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email