Pesan Rahbar

Home » » Klaim Saudi Ketika Menerima Jawaban Negatif Qatar

Klaim Saudi Ketika Menerima Jawaban Negatif Qatar

Written By Unknown on Friday, 7 July 2017 | 03:38:00


Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, setelah jawaban negatif Qatar atas persyaratan yang ditentukan Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya terhadap Doha, kepada para wartawan di Kairo, berbicara soal dukungan Iran terhadap Qatar dan mengklaim bahwa Iran mendukung terorisme.

Al-Jubeir pada Rabu sore (5/7/2017), setelah bertemu dengan para mitranya dari Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir di Kairo, mengklaim bahwa Iran adalah negara pertama pendukung terorisme di dunia; tidak ada negara yang mendukung terorisme sebagaimana Iran mendukungnya. Oleh karena itu, dukungan Iran terhadap Qatar tidak dianggap masalah.

Mereaksi jawaban negatif Qatar atas persyaratan empat negara Arab yang menjatuhkan sanksi terhadap Doha, Al-Jubeir mengklaim bahwa setiap negara yang bekerjasama dengan Iran akan mendapatkan hasil negatif, sebab itu interaksi dengan Iran tidak akan menguntungkan siapa pun karena [Tehran] terisolasi di dunia.

Menlu Saudi menuding Iran mendukung terorisme dan bekerjasama dengan Tehran tidak akan menguntungkan pihak mana pun, di saat Riyadh telah berusaha keras untuk membentuk koalisi Arab anti-Iran. Akan tetapi mimpi Arab Saudi ternyata tidak menjadi realita dengan berakhirnya kunjungan Presiden AS Donald Trump pada bulan Mei ke Riyadh.

Indikasi friksi untuk koalisi tersebut justru muncul dari dalam Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) dan Qatar lebih memilih politik independen. Qatar selalu menekankan hubungan yang sehat dan konstruktif dengan Iran serta menolak segala bentuk intervensi dalam politik luar negerinya.

Era "politik saudara lebih tua" di dalam Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) telah berakhir dan sudah tidak ada lagi istilah senior untuk Arab Saudi di dalam lembaga tersebut. Terjaminnya kepentingan negara-negara dalam kerjasama sehat regional dan kehidupan damai di kawasan, menjadi prinsip utama untuk negara-negara indpenden dunia. Oleh karena itu, Muhammad bin Abdurrahkan Al-Thani, menilai politik sanksi dan blokade terhadap Qatar oleh empat negara Arab, bertentangan dengan prinsip tersebut. Ditekankannya bahwa Republik Islam adalah negara tetangga Qatar dan tidak dapat mengubah geografi kawasan.

Iran dan Qatar berada di satu titik geografi dan menjalin hubungan baik. Selain itu, kedua negara memiliki zona gas kolektif di Teluk Persia. Jawaban negatif Doha terhadap para pemberlaku sanksi atas Qatar bersumber dari fakta sejarah dan geografis. Menutup mata terhadap fakta-fata tersebut tidak akan membawa pada perubahan baru. Republik Islam Iran merupakan sebuah fakta sejarah di kawasan, dan upaya untuk mengisolasi negara ini tidak akan membuahkan hasil. Posisi Iran dari sisi geografis dan juga di panggung politik dunia dengan menawarkan politik aktif dan persahabatan, tidak akan dapat diubah hanya dengan trik-trik politik sanksi Arab Saudi. Apalagi, upaya-upaya tersebut dilakukan oleh sebuah negara yang terkenal dengan negara pengekspor teroris dan penyebar terorisme di dunia.

(Pars-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: