Penjualan al-Quran warna warni di sejumlah pasar negara-negara Arab menuai kontroversi.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari alkawnnews, sejumlah al-Quran warna warni dalam beberapa hari lalu terlihat di sejumlah negara Arab, yang sekali lagi menuai kontroversi baru dan menimbulkan pro dan kontra.
Al-Quran ini sekitar dua tahun lalu untuk pertama kalinya sebelum dilarang oleh Al-Azhar, telah marak dijual oleh sejumlah toko buku dan vendor sekitar masjid Kairo.
Al-Azhar dalam sebuah statemen terkait hal ini dengan melarang percetakan dan penjualan al-Quran warna warni juga mengafirmasi urgensi komitmen dengan metode-metode klasik percetakan al-Quran guna menghormati ayat-ayat suci al-Quran dan menjaga kesuciannya.
Al-Quran warna warni untuk pertama kalinya dicetak di Lebanon dan banyak menuai kontroversi; namun kontoversi ini tidak menghalangi publikasinya dan sekarang ini al-Quran warna warni marak di negara-negara Islam.
Para remaja Arab sangat suka sekali dengan al-Quran ini dan menghadiahkan naskah warna warni al-Quran ini ke sejumlah sahabat dan kerabat dekatnya.
(Al-Kawn-News/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email