Seorang pakar dalam masalah teroris di Amerika pada sebuah statemennya mengkritik adanya markas-markas pendidikan di bawah naungan Arab Saudi di Malaysia dan menyamakan kerjasama Kuala Lumpur dengan Riyadh dalam ranah penyebaran Islam moderat dan melawan terorisme seperti sebuah lelucon.
Menurut laporan IQNA yang dilansir dari situs Free Malaysia, Dr.Zachary Abuza, dosen kolega National Wardi Washington dan pakar masalah Timur Tengah menegaskan, narasi Arab Saudi tentang Islam bukan hanya tidak ada moderasi sama sekali dan jauh dari ekstrem, bahkan narasi terbatas tentang Islam ini telah menghadapkan umat muslim regional dengan bahaya.
Ia mengisyaratkan, keputusan pemerintah Malaysia untuk bekerjasama dengan Arab Saudi dalam bidang publikasi Islam moderat dan melawan terorisme adalah hal yang mengherankan. Ia menambahkan, Arab Saudi dikenal di dunia karena penyebaran wahabi, fanatisme dan ekstremisme tidak pada tempatnya, dan aksi pemerintah Malaysia untuk berkerjasama dengan pemerintah ini dalam ranah melawan ekstremisme tidak dapat dimengerti.
Tidak Ada Bukti Islam Moderat di Arab Saudi
Menurutnya, Saudi telah memublikasikan Wahabisme di seantero dunia, dan sama sekali tidak ada bukti tentang Islam moderat di Saudi dan kerjasama Malaysia dengan negara ini dalam ranah ini tak ubahnya sebuah lelucon.
Pemerintah Malaysia baru-baru ini mengabarkan keputusannya untuk bekerjasama dengan Saudi guna membangun markas untuk perdamaian di negara ini, sebuah markas dengan nama raja Saudi sekarang ini (raja Salman).
Dari sisi lain sudah jelas bahwa aksi ini dilakukan dengan kerjasama himpunan global Islam yang berada di bawah dukungan finansial besar-besaran Saudi dan dilakukan publikasi gambar tentang opini raja Saudi tentang Islam di seantero dunia. Himpunan global Islam adalah sebuah lembaga yang aktif bertahun-tahun dalam ranah menciptakan markas Islam yang didukung Riyadh di negara-negara Eropa dan Asia.
Baru-baru ini juga sebuah wadah pemikir Inggris memublikasikan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki link dengan aksi-aksi terkait publikasi ideologi ekstrem, yang dasar dan pondasi utama ideologi dan pemikran kelompok teroris seperti Al Qaeda, Taliban, dan ISIS.
Laporan wadah pemikir ini, demikian juga menunjukkan sebagian anggota dan para pejabat aliansi ini memiliki hubungan dekat dan langsung dengan Al Qaeda dan Taliban.
Dr.Zachary Abuza dengan mengisyaratkan masalah ini mengatakan, publikasi laporan ini bukan hal yang mengherankan, karena himpunan global Islam dibentuk oleh lembaga-lembaga informasi Saudi dan pada masa dimana Riyadh membantu finansial ke Afghanistan saat melawan pasukan Uni Soviet pada tahun 1980.
Ia menambahkan, meski kelompok ini secara lahiriahnya tidak menggunakan bantuan keuangan pemerintah Saudi, namun kelompok-kelompok terkait dengan pemerintah negara ini mendukung keuangan organisasi ini dan organisasi ini dengan dukungan-dukungan tersebut melakukan pulibkasi ideologinya di tengah-tengah umat muslim beberapa negara seperti Fipilina dan Indonesia.
Dr.Zachary Abuza di ucapan lain juga menegaskan bahwa organisasi-organisasi terkait dengan pemerintah Saudi pada bulan-bulan terakhir memublikasikan secara aktif ideologi-ideologi ekstrem di seantero dunia.
Wahabi; Sumber Kekuatan Saudi dalam Dunia Islam
Wahabi sangat berhasrat untuk mempublikasikan ajaran wahabi, karena ideologi ini adalah sumber kekuatan mereka di dunia Islam.
Menurut pakar Amerika ini, dikarenakan publikasi ideologi Wahabi oleh Saudi dan kelompok-kelompok terkait mereka, dalam bebarapa tahun terakhir tendensi ke kelompok teroris ISIS di tengah-tengah masyarakat Malaysia mengalami peningkatan.
Dr.Zachary Abuza menegaskan bahwa Malaysia demi memajukan program-programnya untuk publikasi Islam moderat dan melawan terorisme tidak membutuhkan Saudi. Ia menegaskan, para pejabat Malaysia sampai sekarang memiliki aktivitas tepat dalam ranah memberantas ISIS dan tidak membutuhkan kerjasama dengan pemerintah Saudi untuk melawan terorisme.
Ia menambahkan, sejatinya tidak ada perbedaan ideologi antara pemikiran dan deduksi Saudi tentang Islam dengan deduksi ISIS tentang Islam dan Riyadh tidak akan pernah menentang ideologi ISIS. Sejatinya markas perdamaian raja Salman tidak akan menjadi pembantu publikasi Islam moderat dan melawan ekstremisme, bahkan menjafi faktor perusak dalam melawan ISIS.
(Free-Malaysia/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email