Suatu ketika Abu Dzar Al Gifary kedatangan tamu yang ingin meminta bantuan ekonomi padanya. Sahabat Nabi itu berkata, “Aku sedang sibuk. Aku punya beberapa unta. Tolong ambil yang paling bagus untukmu.”
Tamu itu pergi ke tempat unta-unta yang dimaksud. Setelah melihat unta-unta itu, sang tamu mengambil yang paling kurus. Dia lalu membawanya ke hadapan Abu Dzar yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.
“Kau telah mengkhianatiku,” kata Abu Dzar.
“Yang paling bagus adalah unta jantan, tapi aku pikir suatu hari nanti kau memerlukannya,” kata tamunya.
Abu Dzar kontan menjawab, “Hari ketika aku memerlukannya, ialah hari ketika saya dibaringkan di dalam kubur. Karena Allah berfirman, ‘Engkau tidak akan mencapai kebaikan kecuali engkau memberikan apa yang engkau sukai (QS. Ali Imran: 92).”
Karena itu, lanjut Abu Dzar, “Unta ini adalah harta yang paling aku sukai, maka aku ingin menginvestasikannya sebagai bekalku sendiri.”
Kisah di atas mengingatkan pada turunnya ayat yang disebutkan oleh Abu Dzar. Ketika itu, salah seorang sahabat Nabi membagikan sebuah kebun buah yang paling dia sayangi kepada sanak familinya. Kemudian, Rasul Saw berkata padanya, “Bagus! Bagus! Itulah harta yang telah memberimu banyak keuntungan.”
Dalam riwayat lain, Rasul ‘rahmat bagi semesta alam’ ini bersabda, “Siapa yang lebih mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri, dia akan lebih dipentingkan oleh Allah Swt untuk masuk surga pada hari kiamat kelak. Siapa yang mencintai sesuatu lalu menjadikannya untuk Allah, pada hari kiamat kelak Allah akan berkata padanya, ‘Hamba-Ku biasa memberikan balasan kepada sesama mereka dengan yang sepadan, tapi Aku akan memberimu surga-Ku sebagai imbalanmu.” []
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email