Allah Swt berfirman, “Dan (ingatlah) pada Hari ketika orang-orang zalim menggigit dua jarinya (menyesali perbuatannya) seraya berkata, ‘Aduhai! Sekiranya dahulu aku mengambil jalan bersama Rasul. Aduhai, celakalah aku! Sekiranya dahulu aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrabku. Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (kebenaran) ketika kebenaran itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia. (QS. al-Furqan : 27-29).
Islam telah memberikan banyak tuntunan tentang memilih teman, jalan-jalan mengenal teman, batas-batas pertemanan, tata cara bergaul dan hak-hak teman. Islam juga mendorong manusia untuk berteman dengan sekelompok orang dan melarang berteman dengan sekelompok yang lain. Di antara tuntunan-tuntunan itu adalah sebagai berikut:
Jika kita ragu tentang seseorang, kita harus memerhatikan teman-temannya, siapakah mereka. Dalam hadis dikatakan, “Hendaklah kalian memerhatikan teman-temannya.”
Sendiri lebih baik daripada berteman dengan teman yang tidak baik.
Rasulullah Saw ditanya, “Siapakah teman yang paling baik? Rasulullah menjawab, ‘Orang yang pertemuan dengannya akan menambah kamu ingat kepada Allah, yang kata-katanya menambah ilmumu dan perilakunya mengingatkan kamu kepada Hari Kiamat.’ ”
Sayidina Ali bin Abi Thalib berkata, “Ketika kejayaanmu lenyap, saat itu kamu dapat mengetahui teman-teman sejatimu.”
Dalam hadis dikatakan, “Ujilah temanmu dalam amarah, uang dan bepergian. Jika dia berhasil dalam ujian ini, dia adalah teman yang baik.”
(Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email