Pesan Rahbar

Home » » Mengenal Islamic Center Hamburg

Mengenal Islamic Center Hamburg

Written By Unknown on Friday, 7 July 2017 | 02:31:00


Berdirinya cikal bakal Islamic Center Hamburg berawal dari para pengusaha Iran di Hamburg Jerman, sesudah berkonsultasi dengan pemimpin spiritual waktu itu, Ayatullah Boroudjerdi di Qum Iran, untuk mendirikan sebuah “perkumpulan” pada 1953, dalam rangka membangun sebuah masjid. Ayatullah Boroudjerdi kemudian mengirimkan Hujjatul Islam Mohagheghi untuk memimpin pembangunan masjid itu pada 1955.

Setelah beberapa tahun, mulai dari pengumpulan dana dan pencarian tanah, pada 13 Februari 1961 dilaksanakan peletakan baru pertama pembangunan masjid. Tahap pertama masjid selesai Mei 1963. Sesudah meninggalnya Ayatullah Boroudjerdi dan kembalinya Hujjatul Islam Mohagheghi ke Iran. Pembangunan masjid yang sempat terhenti itu dilanjutkan kembali dengan dipimpin oleh Ayatullah Behesti. Masjid itu selesai pada 1966/67.


Ruang Dalam Masjid

Ayatullah Behesti melihat kebutuhan untuk melakukan pendekatan dengan seluruh mahasiswa Muslim, di antaranya dengan United Moslem Organization in Uerope. Mayoritas anggota organisasi ini adalah mahasiswa dari negara-negara Arab, sejumlah mahasiswa dari Turki, Pakistan dan negara lainnya.

Dalam tugasnya di Jerman, Ayatullah Behesti sering dihubungi mahasiswa-mahasiswa Iran yang antusias dan ikhlas dari berbagai kota di Jerman. Di antara mereka ada yang tinggal di Giston dan Bransuoi serta di beberapa kota lainnya. Mereka telah menulis surat kepada Ayatullah Behesti, mengutarakan niat mereka untuk membentuk "Organisasi Mahasiswa Islam Iran". Dalam pandangannya pemikiran tersebut pada dasarnya baik, namun ia berharap organisasi itu tidak eksklusif orang Iran saja. Dari sinilah, dengan usaha teman-teman mahasiswa, Ayatullah Behesti dapat membentuk Islamic Center yang berpusat di kota Hamburg Jerman. Tidak hanya itu, mereka juga telah memiliki perwakilan Organisasi Mahasiswa Islam di 14 Universitas di 14 kota yang menyebar di Jerman dan Austria.

Memang, sebagian perwakilan organisasi tersebut tidak mempunyai banyak anggota. Masalah terpenting adalah aktifitas yang benar. Di seluruh kota tersebut, organisasi itu menerima dengan terbuka setiap orang yang bisa berbahasa Parsi, dari Afganistan, Irak, dan Pakistan.

Islamic Center Hamburg adalah sebuah organisasi Islam. Agar dikenal semua orang, Ayatullah Bahesti sering berceramah di berbagai kampus dan organisasi Persatuan Mahasiswa Muslim Jerman. Walaupun Islamic Center Hamburg ini dibentuk orang-orang Syi'ah Iran, semua penganut Sunnah maupun Syi'ah merasa memilikinya.

Pimpinan Islamic Center Hamburg sekarang adalah Dr. Hujjatul Islam Husseini Nasab (sejak 1996) setelah kepemimpinan Hujjatul Islam Ansari (1992-1996), Hujjatul Islam Moghaddam (1980-1992), Hujjatul Islam Muhammad Khatami (1978-1980), Hujjatul Islam Sharbestari (1970-1978), Dr. Hujjatul Islam Behesti (1965-1970) dan Hujjatul Islam Mohagheghi (peletak dasar, 1955-1965).

Islamic Center Hamburg telah mengadakan banyak program, antara lain:
1. Pengajian Mingguan
a. Malam Jum'at melaksanakan shalat berjamaah, membaca al-Quran, pelajaran tafsir al-Quran (dengan bahasa Parsi);
b. Jum'at siang menjalankan shalat Jum'at (khutbah bahasa Jerman);
c. Hari Selasa mengadakan diskusi kecil para mahasiswa (bahasa Arab).
2. Pengajian Bulanan
a. Setiap hari Rabu akhir bulan diadakan pengajian untuk para pelajar muslim sekolah menengah (bahasa Jerman).
b. Minggu ketiga setiap bulannya diadakan pengajian umum membahas ajaran Islam.
3. Kegiatan Isidentil
a. Melaksanakan peringatan hari ke 9 bulan Muharram; "Asyura Imam Husain; 27 Shafar wafatnya Nabi saw; Maulid Nabi saw; malam Nisfu Sya'ban; malam-malam Lail al-Qadar; Idul Ghadir; Idul Fitri; Idul Adha. Umumnya peringatan ini menggunakan bahasa Parsi. Sedangkan khutbah pada hari-hari raya dilakukan dengan berbagai bahasa di antara bahasa Jerman, Arab, Parsi, Turki, Inggris, dan lain-lain.
4. Aktivitas Lain
a. Memberikan bantuan kepada masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah keluarga, memberi bimbingan kepada orang-orang yang sakit baik mahasiswa maupun orang-orang yang membutuhkan, juga memberikan bantuan kepada masyarakat muslim yang tertimpa musibah;
b. Membuat kelas-kelas bahasa Parsi, menulis bahasa Arab, pelajaran-pelajaran agama, memberikan informasi-informasi umum mengenai kondisi Islam dan Muslimin di seluruh dunia;
c. Mengadakan kontrak dengan masyarakat Jerman yang ingin mengenal Islam dengan cara: menerima berbagai kelompok orang Jerman, seperti para pelajar dan mahasiswa dan lain-lain di masjid, selain dapat melihat masjid dan juga mengadakan dialog tentang ajaran Islam;
d. Mengundang sekolah-sekolah menengah yang mempunyai program-program khusus, untuk berbicara mengenai Islam dengan cara tanya jawab, diskusi dan dialog dalam bahasa Jerman;
e. Mengadakan kontak dengan orang-orang yang ingin mengetahui apa itu Islam, melalui telepon ataupun datang ke Islamic Center Hamburg;
f. Penerbitan buku dan majalah;
g. Menjalin kerjasama penyiaran dengan televise Jerman;
h. Menghadiri dan mengadakan diskusi-diskusi interaktif antara Islam dan agama-agama Masehi, Yahudi, agama lainnya dan juga berbagai macam aliran ideologi;
i. Menghadiri kajian-kajian ilmiah pada berbagai forum;
j. Menjawab pertanyaan-pertanyaan ilmiah dari jurusan Orientalisme di Universitas-universitas Eropa. Di Universitas Hamburg sendiri ada sebuah Fakultas dengan Nama Fakultas Orentalisme;
k. Menyediakan fasilitas penerbitan tentang buku-buku agama Islam seperti akidah, shalat dan lain-lain, dengan berbagai bahasa di antaranya bahasa Parsi, Arab, Turki, Jerman dan Inggris;
l. Meneliti media-media komunikasi Eropa (baik cetak maupun elektronik) yang membahas mengenai Islam. Misalnya dengan menulis surat kepada beberapa media yang penyiarannya menyimpang, tidak realistis, tendensius, provokatif terhadap Islam;
m. Mengadakan hubungan dan bantuan bagi warga negara Jerman yang muslim.

Islamic Center Hamburg mendapatkan dasar pijakan yang kuat dalam segi program maupun kegiatannya pada masa Ayatullah Bahesti. Pada satu kesempatan Ayatullah Behesti mengungkapkan tentang masa kepemimpinannya selama 5 tahun:
Ini adalah sebuah teladan dari program dan 5 tahun aktivitas Islamic Center Hamburg. Secara terus terang saya katakan bahwa saya tidak ingin mengecilkan semua keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai. Dan keberhasilan tersebut, Insya Allah, berada dalam perlindungan dan inayat Ilahi, juga niat tulus serta kerjasama dari orang-orang yang menginginkan berinvestasi untuk pergerakan Islam di Eropa. Saya berharap dengan bertambahnya berbagai fasilitas, pendanaan dan sumber daya manusianya kita dapat memperkokoh satu pondasi Islami di Eropa dan dapat memperluas ajaran Islam. Dan ini adalah sebuah tanggung jawab besar yang harus diemban seluruh muslim di dunia.

(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: