Pesan Rahbar

Home » » Mengharapkan Kematian Dilarang Dalam Islam

Mengharapkan Kematian Dilarang Dalam Islam

Written By Unknown on Thursday 13 July 2017 | 03:52:00

Ilustrasi

Hukum Mengharapkan Kematian

Mengharapkan kematian termasuk dilarang, sebab kita tidak tahu pasti apakan amal baik kita diterima atau tidak, maka hidup dan berusaha taat kepada Allah, taat kepada Rasul-Nya dan kepada Ûlil Amri (para imam dari Ahlulbait Nabi) dan ikhlas di dalam hati lebih baik dari mencita-citakan kematian, kecuali bila mati lebih baik dari hidup, dan ini hanya Allah yang mengetahui.


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ

Rasûlullâh saw telah bersabda, "Seseorang dari kamu tidak boleh mengharapkan kematian."


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : لاَ يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ, فَإِنْ كَانَ وَلاَبُدَّ فَاعِلاً فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاهُ خَيْرًا لِي, وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

Rasûlullâh saw telah berkata, "Seseorang dari kamu tidak boleh mengharapkan kematian karena musibah yang turun kepadanya, kalaulah dia mesti melakukan, maka hendaklah dia mengucapkan: Allâhumma ahyinî mâ kânatil hayâtu khairan lî, wa tawaffanî idzâ kânatil wafâtu khairan lî (Ya Allah, hidupkanlah aku apabila hidup lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku jika wafat itu lebih baik bagiku)."


عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ قَالَتْ دَخَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ عَلَى رَجُلٍ يَعُودُهُ وَ هُوَ شَاكٍ فَتَمَنَّى الْمَوْتَ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ لاَ تَتَمَنَّ الْمَوْتَ فَإِنَّكَ إِنْ تَكُ مُحْسِنًا تَزْدَدْ إِحْسَانًا إِلَى إِحْسَانِكَ وَ إِنْ كُنْتَ مُسِيْئًا فَتُؤَخِّرْ لِتَسْتَعْتِبَ فَلاَ تَمَنَّوا الْمَوْتَ

Dari Ummul Fadhl berkata: Nabi saw datang kepada seseorang yang beliau menjenguknya dan dia mengadu maka dia menginginkan kematian, maka beliau berkata, "Janganlah kamu mengharapkan kematian karena kamu jika baik akan bertambah kebaikan kepada kebaikanmu, dan apabika kamu tidak baik maka kamu diberi waktu untuk memperbaiki diri, maka janganlah kamu mengharapkan kematian."


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ : يَا سَعْدُ أَ عِنْدِي تَمَنَّى الْمَوتَ؟ لَئِنْ كُنْتَ خُلِقْتَ لِلنَّارِ وَخُلِقَتْ لَكَ مَا النَّارُ شَيْءٌ يَسْتَعْجِلُ إِلَيْهَا, وَلَئِنْ خُلِقْتَ لِلْجَنَّةِ وَخُلِقَتْ لَكَ لأَنْ يَطُولَ عُمْرُكَ وَيَحْسُنُ عَمَلُكَ خَيْرٌ لَكَ

Rasûlullâh menasihati Sa‘ad, "Wahai Sa‘ad apakah di sisiku kamu mengharapkan kematian? Seandainya kamu diciptakan untuk neraka dan neraka diciptakan untuk kamu, maka neraka bukanlah sesuatu (yang baik) yang kamu bersegera kepadanya. Dan seandainya kamu diciptakan untuk surga dan surga untuk kamu, maka sungguh panjang usiamu dan bagus amalmu lebih baik buatmu,"


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : لاَ تَتَمَنَّوا الْمَوتَ فَإِنَّ هَوْلَ الْمَطْلَعِ شَدِيْدٌ, وَإِنَّ مِنَ السَّعَادَةِ أَنْ يَطُولَ عُمْرُ الْعَبْدِ وَيَرْزُقُهُ اللهُ الإِنَابَةَ

Rasûlullâh saw berkata, "Janganlah kalian mengharapkan kematian, karena hari kiamat (tegaknya keadilan) itu sangat keras, dan di antara keberuntungan itu adalah panjangnya umur seseorang dan dia diberi karunia oleh Allah untuk bertobat."


Di antara isi surat yang ditulis oleh Amîrul Mu`minîn as kepada Al-Hârits Al-Hamdâni:

وَ أَكْثِرْ ذِكْرَ الْمَوْتِ وَ مَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَ لاَ تَتَمَنَّ الْمَوْتَ إِلاَّ بِشَرْطٍ وَثِيقٍ

"Dan perbanyaklah olehmu mengingat kematian dan masalah-masalah (yang muncul) setelah kematian, tetapi janganlah mengharapkan kematian kecuali dengan syarat yang kuat (benar)."


عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْعَسْكَرِي عَنْ آبَائِهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى الصَّادِقِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ قَدْ سَئِمْتُ الدُّنْيَا فَأَتَمَنَّى عَلَى اللهِ الْمَوْتَ فَقَالَ تَمَنَّ الْحَيَاةَ لِتُطِيْعَ لاَ لِتَعْصِيَ فَلَأَنْ تَعِيْشَ فَتُطِيْعَ خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ تَمُوتَ فَلاَ تَعْصِيَ وَ لاَ تُطِيْعَ

Dari Abû Muhammad Al-'Askari dari ayah-ayahnya as berkata: Ada seorang lelaki datang kepada Al-Shâdiq as lalu dia berkata, "Aku telah bosan hidup di dunia, apakah boleh aku mencita-citakan kematian kepada Allah?" Beliau berkata, "Cita-citakanlah kehidupan untuk kamu taat dan tidak maksiat, maka sungguh kamu hidup lalu kamu taat lebih baik bagimu dari pada kamu mati lalu kamu tidak maksiat dan tidak taat."


سَمِعَ مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ رَجُلاً يَتَمَنَّى الْمَوْتَ فَقَالَ لَهُ : هَلْ بَيْنَكَ وَ بَيْنَ اللهِ قَرَابَةٌ يُحَامِيْكَ لَهَا؟ قَالَ لاَ قَالَ فَهَلْ لَكَ حَسَنَاتٌ قَدَّمْتَهَا تَزِيْدُ عَلَى سَيِّئَاتِكَ؟ قَالَ لاَ قَالَ فَأَنْتَ إِذًا تَتَمَنَّى هَلاَكَ الأَبَدِ

Mûsâ as telah mendengar orang yang mengharapkan kematian, kemudian beliau berkata kepadanya, "Apakah di antara kamu dan Allah ada kedekatan yang karenanya Dia melindungimu?" Orang itu berkata, "Tidak." Beliau berkata, "Kalau begitu, berarti kamu mengharapkan kecelakaan yang kekal abadi."

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: