Pesan Rahbar

Home » » Mengapa Kita Tidak Suka Mati?

Mengapa Kita Tidak Suka Mati?

Written By Unknown on Thursday 13 July 2017 | 03:36:00


Allah 'azza wa jalla berfirman:

قُلْ إِنْ كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ اْلآخِرَةُ عِنْدَ اللهِ خَالِصَةً مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. وَلَنْ يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيْهِمْ وَاللهُ عَلِيْمٌ بِالظَّالِمِيْنَ

Katakanlah: Jika adalah negeri akhirat (surga) tertentu untuk kamu bukan untuk orang lain, maka harapkanlah kematian apabila kamu orang-orang yang benar. Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu untuk selama-lamanya karena dosa-dosa yang telah diperbuat oleh tangan-tangan mereka, dan Allah maha mengetahui kepada orang-orang yang zalim.


Kematian adalah pintu kehidupan di alam yang lain, yakni alam barzakh atau alam kubur, di sana kita mengetam tanaman yang kita tanam di negeri dunia ini, jika di sini kita tanam keburukan, maka di sana kita akan mengetam keburukan (siksaan dan penderitaan), apabila di sini kita tanam kebaikan, maka di sana kita akan mengetam kebaikan (pahala dan kenikmatan).

Kalaulah di dunia ini kita menanam kebaikan-kebaikan, tentu kita sangat ingin berjumpa dengan hasilnya yang sangat melimpah dan menyenangkan. Akan tetapi jika di ladang dunia ini kita tanam keburukan, kemaksiatan dan dosa-dosa, maka pasti dalam perhitungan, di sana kita tidak akan memanen kebaikan, dan bahkan masa depan kita terbayang gelap dan tidak ada harapan bahagia, oleh karena itu kita tidak mau dipindahkan ke suatu alam yang di sana masa depan kita gelap dan tidak ada harapan kebahagiaan. Inilah yang menyebabkan kita tidak suka kepada kematian, dan perkara-perkara yang menggelapkan masa depan dan yang menyebabkan benci kepada kematian antara lain kikir dengan harta, cinta kepada dunia dan terlalu banyak dosa.


1. Kikir dengan Harta 

عَنِ السَّكُونِيِّ عَنِ الصَّادِقِ عَنْ أَبِيْهِ عَلَيْهِمَا السَّلاَمُ قَالَ : أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ رَجُلٌ فَقَالَ : مَا لِي لاَ أُحِبُّ الْمَوْتَ. فَقَالَ لَهُ أَ لَكَ مَالٌ؟ قَالَ : نَعَمْ. قَالَ فَقَدَّمْتَهُ. قَالَ : لاَ. قَالَ فَمِنْ ثَمَّ لاَ تُحِبُّ الْمَوْتَ

Dari Al-Sakûni, dari Al-Shâdiq as, dari ayahandanya as beliau berkata, "Telah datang seorang lelaki kepada Nabi saw, lantas dia berkata, 'Mengapakah aku tidak suka kepada kematian?' Maka beliau berkata kepadanya, 'Apakah kamu mempunyai harta?' Dia berkata, 'Ya.' Beliau bertanya, 'Apakah kamu telah mempersembahkannya (untuk kehidupan setelah mati)?' Dia menjawab, 'Tidak.' Beliau berkata, 'Karena itulah kamu tidak suka kepada kematian.'"


عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُبَيْدِ اللهِ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ : يَا رَسُولَ اللهِ مَالِي لاَ أُحِبُّ الْمَوْتَ ؟ قَالَ : هَلْ لَكَ مَالٌ فَقَدِّمْ مَالَكَ بَيْنَ يَدَيْكَ, فَإِنَّ الْمَرْءَ مَعَ مَالِهِ, إِنْ قَدَّمَهُ أَحَبَّ أَنْ يَلْحَقَهُ وَإِنْ خَلَّفَهُ أَحَبَّ أَنْ يَتَخَلَّفَ مَعَهُ

Dari ‘Abdullâh bin ‘Ubaidillâh berkata: Ada seorang lelaki bertanya, "Wahai Rasûlullâh, mengapakah saya tidak suka kepada kematian?" Beliau berkata, "Apakah kamu punya harta lalu kamu persembahkan hartamu itu di hadapanmu (demi masa depanmu di akhirat)? Karena orang (yang punya harta itu) bersama hartanya, apabila dia telah mempersembahkannya, tentu dia suka untuk menyusulnya, dan jika dia meninggalkannya, maka dia ingin tinggal bersamanya "


2. Cinta kepada Dunia

Cinta kepada dunia dan memakmurkannya berarti telah menghancurkan masa depan akhirat, karena dunia dan akhirat itu ibarat timur dan barat, semakin dekat ke barat, maka akan semakin jauh dari timur.

سُئِلَ الْحَسَنُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : يَا ابْنَ رَسُولِ اللهِ مَا بَالُنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ وَ لاَ نُحِبُّهُ قَالَ فَقَالَ الْحَسَنُ عليه السلام : إِنَّكُمْ أَخْرَبْتُمْ آخِرَتَكُمْ وَ عَمَّرْتُمْ دُنْيَاكُمْ فَأَنْتُمْ تَكْرَهُوْنَ النَّقْلَةَ مِنَ الْعُمْرَانِ إِلَى الْخَرَابِ

Al-Hasan as telah ditanya, "Wahai putra Rasûlullâh, mengapakah kami benci kepada kematian dan kami tidak menyukainya?" Beliau berkata, "Karena kamu telah menghancurkan akhiratmu dan memakmurkan duniamu, lalu kamu tidak suka untuk dipindahkan dari kemakmuran kepada kehancuran."


عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى أَبِي ذَرٍّ فَقَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ مَا لَنَا نَكْرَهُ الْمَوْتَ فَقَالَ لِأَنَّكُمْ عَمَرْتُمُ الدُّنْيَا وَ أَخْرَبْتُمُ الْآخِرَةَ فَتَكْرَهُونَ أَنْ تُنْقَلُوا مِنْ عُمْرَانٍ إِلَى خَرَابٍ

Dari Abû 'Abdillâh as berkata, "Ada seorang lelaki datang kepada Abû Dzarr, lantas dia bertanya, 'Wahai Abû Dzarr mengapa kami membenci kematian?' Beliau berkata, 'Karena kamu telah memakmurkan dunia dan menghancurkan akhirat sehingga kalian benci untuk dipindahkan dari kemakmuran kepada kehancuran.'"


3. Terlalu Banyak Dosa 

Di dalam Al-Quran yang mulia telah disebutkan bahwa orang-orang yahudi yang mengklaim sebagai wali-wali Allah sedang mereka banyak melakukan dosa-dosa dan mereka tidak beriman kepada Muhammad saw, maka ditantang oleh Allah ‘azza wa jalla untuk mendambakan kematian, namun mereka tidak mau mati dikarenakan dosa-dosa yang telah mereka lakukan.


قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ ِللهِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ مِنْ دُونِ النَّاسِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ. وَلاَ يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيْهِمْ وَاللهُ عَلِيْمٌ بِالظَّالِمِيْنَ

Katakanlah: Wahai orang-orang yahudi, apabila kamu mengaku-ngaku bahwa kamu adalah wali-wali Allah bukan manusia yang lain, maka harapkanlah kematian apabila kamu manusia-manusia yang benar. Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu untuk selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan-tangan mereka, dan Allah maha mengetahui orang-orang yang zalim.

(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: