UN Security Council.
Melalui dua keberatan berturut-turut, Mesir dilaporkan berhasil mempertahankan cabang kelompok teroris Daesh Saudi dari daftar sanksi terkait terorisme PBB.
Pelaporan pada hari Rabu (6/7), portal berita Middle East Eye (MEE) mengungkapkan bahwa Kairo telah mengajukan keberatan kedua kali badan dunia tersebut menerima sebuah proposal untuk membuat daftar hitam cabang tersebut awal tahun ini.
Terakhir kali, duta Mesir secara resmi mengajukan keberatan atas masuknya cabang Daesh Saudi ke daftar sanksi kembali pada bulan Mei. Dalam penolakannya, Mesir juga bergabung dengan Senegal.
Sebelumnya, pada 3 Februari lalu dikatakan bahwa “pihaknya ingin agar PBB menunda ... usulan Amerika Serikat untuk menambahkan ISIL (Daesh) -Saudi Arabia ke dalam daftar.”
Penghalangan tersebut ternyata mengakibatkan penghilangan proposal seluruhnya, dan Kairo dilaporkan tidak diminta untuk memberikan alasan apapun atas keberatan tersebut.
MEE mengutip Madawi al-Rasheed, seorang profesor tamu di Middle East Centre di London School of Economics, saat menyebut Riyadh dan Kairo sedang melakukan manuver, dan mengatakan, "Ini adalah kasus klasik Arab Saudi yang tidak ingin menarik perhatian. Untuk masalah terorisme sendiri. "
Rasheed mengatakan bahwa ISIS (Daesh) cabang Saudi yang disetujui oleh PBB, “Riyadh harus mengatasi masalah ini." Mereka harus "melakukan koperasi atau aktivis yang terkait, dan membekukan rekening bank ... mereka harus mengumpulkan mereka, dan melakukan sesuatu," tambahnya.
"Ini menghadapkan mereka secara internasional bahwa Arab Saudi memiliki tokoh IS (Daesh). Tentu saja mereka punya, dan semua orang tahu mereka punya," tambah sang profesor.
Tindakan terorisme Daesh terinspirasi oleh Wahhabisme, sebuah ideologi radikal yang mendominasi kerajaan Saudi.
Riyadh dituduh di seluruh dunia untuk mengirim teroris Takfiri yang beroperasi di luar perbatasannya dengan membantu keuangan dan jenis patronase lainnya untuk tindakan merusak.
Jerman telah terkenal mengeluhkan atas keterlibatan masjid Wahhabi dalam menyebarkan ideologi di seluruh negara Eropa.
Juga pada hari Rabu (6/7), sebuah think tank Inggris mengatakan bahwa Arab Saudi adalah sponsor utama ekstremisme di Inggris, yang mendesak penyelidikan sumber-sumber keuangan yang disuntikkan terutama oleh rezim Riyadh ke dalam institusi yang mempromosikan radikalisme di negara Eropa.
(Middle-East-Eye/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email