Pesan Rahbar

Home » » Pesan Perwalian Haram Suci Razavi di Hari Quds Sedunia

Pesan Perwalian Haram Suci Razavi di Hari Quds Sedunia

Written By Unknown on Tuesday, 4 July 2017 | 00:20:00


Perwalian Haram Suci Razavi mengatakan, pesan Dunia Islam di Hari Quds sedunia adalah pernyataan kebencian pada rezim Zionis Israel dan tangan-tangan kekufuran.

Astan News melaporkan, Hujatulislam Sayid Ebrahim Raisi, Perwalian Haram Suci Razavi, Jumat (25/6) dalam pidatonya di pawai akbar memperingati Hari Quds sedunia di hadapan masyarakat kota Mashhad menuturkan, masyarakat Muslim Iran kembali menunjukkan kepedulian kepada sesama dengan niat mencari keridhaan Allah Swt, di Hari Quds sedunia. Menurutnya, bulan suci Ramadhan adalah bulan perhatian terhadap Tuhan dan sesama di bawah naungan perhatian kepada Ilahi, dan doa-doa di bulan suci Ramadhan mengajarkan kepada manusia tentang ajaran-ajaran luhur Islam ini.

Anggota Majelis Khobregan Rahbari (Dewan Ahli Kepemimpinan Iran) ini menilai kepedulian kepada sesama di bawah naungan perhatian pada Tuhan merupakan salah satu ajaran yang diperoleh di bulan Ramadhan dan menjelaskan, bulan suci Ramadhan adalah manifestasi kepedulian kepada sesama. Di bulan suci Ramadhan kita membaca doa, Allahuma Aghni Kulla Faqir, Allahuma Ashbi Kullah Jaai, Allahumaksu Kulla Uryan, Ya Allah penuhilah kebutuhan orang-orang papa, kenyangkan yang lapar dan berikanlah pakaian kepada yang telanjang, semuanya adalah pengingat bagi kita untuk peduli terhadap sesama.

Hari ini, katanya, rakyat Iran menunjukkan dukungannya atas rakyat tertindas, dan kebenciannya pada penindas rakyat Palestina. Ia menerangkan, Zionis yang telah menindas rakyat Palestina selama 70 tahun, menciptakan ketidakamanan di kawasan dan menumpahkan darah warga tidak bersalah, itu telah membuktikan wajah kekejian mereka sendiri.

Perwalian Haram Suci Razavi juga mengatakan, masalah Palestina bukanlah soal dukungan dari satu kelompok masyarakat tertentu, tapi soal genosida terhadap masyarakat tidak bersalah dan tertindas, ini adalah masalah tentang pemusnahan sebuah bangsa yang hidup di wilayah ini sejak dahulu kala dan Zionis ingin mencerabut akar sejarah tersebut dan mendirikan sebuah rezim buatan.

Menurut Raisi, pemerintahan buatan Israel adalah tumor dan dengan memperhatikan kontrak-kontrak yang sudah ditandatangani Israel ia menuturkan, Allah Swt dalam Al Quran berfirman, "Qatiluu Aimatal Kufr Innahum laa Imana Lahum", Perangilah para pemuka kaum kafir karena mereka sama sekali tidak punya iman. Hari ini kita menyaksikan dengan jelas pengkhianatan rezim Israel dan kubu adidaya dunia.


Palestina, Titik Sentral Perlawanan Islam atas Imperialisme.

Raisi menjelaskan bahwa Imam Khomeini dengan visinya yang tajam, menjadikan masalah Palestina sebagai prioritas utama Dunia Islam dan menempatkan rasionalitas di samping cita-cita nasional dalam kebijakan luar negeri Iran.

Ia mengatakan, Palestina adalah titik sentral perlawanan Dunia Islam terhadap kubu imperialis dunia, hari ini tolok ukur kita di berbagai masalah adalah isu ini. Anggota Dewan Tinggi Hauzah Ilmiah Khorasan itu menekankan soal pemikiran revolusi yang sejalan dengan rasionalitas.

"Praktik-praktik revolusioner sama sekali bukan berarti praktik berdasarkan dorongan perasaan dan menutup mata atas kepentingan-kepentingan jangka panjang. Gerakan revolusioner berarti praktik berlandaskan prinsip-prinsip ilmiah, tekad dalam melaksanakan dan berpikir panjang," tuturnya.

Raisi juga mengungkapkan bahwa konstelasi saat ini sedang berubah berpihak pada rakyat Palestina dan menuturkan, dewasa ini gelombang pengungsian dari wilayah pendudukan Palestina sudah terbalik dan negara-negara Eropa yang bersatu membela Israel, mulai pecah dan mereka menyadari bahwa perundingan damai rekayasa tidak akan pernah menyelesaikan masalah Palestina dan hak-hak rakyat Palestina harus dikembalikan.

Perwalian Haram Suci Razavi juga menyinggung perkembangan dunia di masa pasca Perang Dunia Kedua dan menerangkan, pasca PD II kubu imperialis terpecah menjadi dua, Blok Timur dan Barat. Setelah keruntuhan Uni Soviet, terbentuklah poros tunggal negara-negara imperialis yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris dan Israel yang menganggap satu-satunya kekuatan yang berdiri menentang penindasan mereka adalah Islam.

Raisi menambahkan, Islam adalah satu-satunya kekuatan yang berdiri melawan penindasan mereka, oleh karena itu perjuangan yang dilakukan Islam, Islamisasi, pemikiran religius dan poros ketuhanan adalah strategi dan kebijakan asasinya. Dengan lahirnya kelompok-kelompok teroris Takfiri, kubu imperialis berusaha menjauhkan perhatian publik dunia dari masalah Palestina.

Hujatulislam Raisi menekankan, perpecahan Muslim Syiah dan Sunni merupakan salah satu metode kubu imperialis untuk melemahkan Islam.

"Dilahirkannya kelompok-kelompok teroris Takfiri oleh Zionisme dan imperialisme global adalah salah satu cara untuk menyerang Islam," pungkasnya.

(Astan-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: