Atase kebudayaan Iran di Malaysia menyebut hari Quds sedunia sebagai salah satu simbol Revolusi Islam dan mengatakan, Imam Khomeini (ra) dengan penamaan hari ini sejatinya sedang memprediksikan penyakit utama dunia Islam dan kontradiksi iman dan kufur, orang-orang yang lemah dan para arogan.
Ali Mohammad Sabiqi, atase kebudayaan Iran di Malaysia saat wawancara degnan IQNA bertepatan dengan hari Quds sedunia mengatakan, hari Quds sedunia termasuk salah satu simbol Revolusi Islam dan pendiri Imam Khomeini (ra) serta dalam dimensi internasional merupakan simbol terbaik dan faktor pemersatu umat Islam; karena Quds sebagai kiblat pertama umat Islam dunia dimuliakan oleh kaum muslim; namun ironisnya dalam beberapa dekade telah dijarah oleh para musuh Islam.
Ia menambahkan, semua muslim sejak dari awal pengumuman Jumat terakhir bulan suci Ramadhan sebagai hari Quds sedunia sangat menyambut baik dan sekarang ini juga mereka berusaha semaksimal mungkin untuk memperingati hari ini, dan dalam menjawab seruan beliau, masyarakat terjun ke jalan-jalan dan mendukung Palestina dan masyarakatnya serta menentang para penjajah Quds. Semoga penentangan ini membuahkan hasil dan secepatnya kita akan melihat kebebasan kawasan Palestina dan kiblat pertama umat muslim.
Sabiqi menjelaskan Imam (ra) telah memprediksikan bentorkan-bentrokan sekarang ini di dunia Islam. Ia menegaskan, kondisi dan situasi dunia sekarang ini menjelaskan bahwa Imam (ra) sekitar 40 tahun lalu telah memprediksikan hari-hari semacam ini dan penyakit utama dunia Islam serta perlawanan orang-orang tertindas dan para arogan, dan dengan mengumumkan hari Quds, memberikan garis ini kepada semua orang-orang yang lemah dan umat muslim dunia, yaitu kontradiksi iman dan kufur, antara Tuhan dan setan di dunia saat ini sedang mengalami peningkatan; dengan demikian, umat Islam harus menyiapkan dirinya agar sebisanya dalam perlawanan ini menjadi pemenang gelanggang. Saat ini urgensi hari Quds semakin meningkat ketimbang dulu.
Israel dan Arogansi; Biang Problem Dunia Islam
Atase kebudayaan Iran di Malaysia lebih lanjut menyebut rezim Zionis dan arogansi dunia sebagai biang seluruh konflik di dunia Islam dan kelaziman penyelesaian problem dunia Islam adalah menyelesaikan masalah Quds. Ia mengatakan, hari ini para musuh guna menciptakan keamanan untuk rezim penjajah Israel sedang mengadu umat muslim; oleh karena itu, jika Quds yang mulia ini terbebaskan dan atensi umat Islam kepada problem Palestina semakin meningkat, maka dapat dipastikan problem-problem dunia Islam juga akan terselesaikan dan problem-problem ini bukan tidak hanya mengurangi urgensi hari Quds, bahkan akan semakin menambah keurgensiannya, dan kita harus mencari solusi biang utama problem dunia Islam ini, yakni masalah Palestina dan Quds.
Sabiqi menambahkan, namun orang-orang yang hari ini telah menciptakan krisis dan ketegangan-ketegangan di dunia Islam, khususnya Timur Tengah, tujuan mereka adalah dalam mengamankan dan menstabilkan pemerintahan rezim penjajah Quds, mereka menghendaki umat muslim saling bentrok sehingga rezim penjajah Israel dapat melanjutkan kezaliman dan penjajahannya; karenanya umat muslim harus lebih cerdas dibanding sebelumnya dan selain berupaya untuk menghilangkan dan menolak segala tantangan-tantangan yang ada, kita juga tidak lupa bahwa krisis-krisis yang muncul sekarang ini akibat dari krisis utama, yakni penjajahan kawasan Quds dan jika krisis ini terselesaikan, maka krisis dan problem-problem lainnya yang dihadapi dunia Islam juga akan terselesaikan.
"Pendiri Revolusi Islam memperkenalkan rezim Zionis sebagai tumor di hati umat Islam, sebuah tumor yang pada tahun-tahun terakhir mengalami kemajuan. Sebagian negara-negara Islam dan Arab yang dimasa lalu menjadi pembela dan kawan Palestina, sekarang ini condong ke arah rezim Zionis dan bekerjasama dengan rezim ini dan ini menjelaskan kemajuan tumor Israel ini dan tumor ini telah mencemari negara seperti Arab Saudi dan beberapa negara pinggiran Teluk Persia dan sekarang mereka, alih-alih membela Palestina dan kiblat pertama umat Islam, justru malah tunduk di hadapan rezim Zionis,” ucapnya.
Atase kebudayaan Iran di Malaysia menjelaskan, sejumlah negara-negara Arab sebelumnya juga tidaklah terlalu berhasrat untuk menghapus Israel dan dalam pertempuran seperti perang enam hari Arab dengan Israel, seluruh negara-negara Arab gagal di hadapan rezim Zionis dan tidak dapat melakukan apapun, sekarang ini juga mereka tidak terlalu dapat diharapakan untuk mendukung Palestina dan kami mengharap umat muslim di seantero dunia, untuk menyambut seruan Imam Khomeini (ra), dan sekarang ini umat muslim harus menyatukan suara untuk kebebasan Quds dan kawasan penjajah.
Iranfhobia; Konspirasi Para Pendukung Israel
Ali Mohammad Sabiqi lebih lanjut menganggap Iranfhobia termasuk salah satu konspirasi negara-negara pendukung Israel dan mengatakan, negara-negara ini dengan mematuhi apa yang telah diperintahkan oleh Zionis, telah merubah rute perlawanan dengan para musuh Islam, alih-alih mengumumkan perlawaan umat muslim melawan para penjajah Quds, justru melakukan Iranfhobia dan ini adalah garis tumor Zionis, yang ironisnya sebagian negara-negara Arab dan Islam juga terpengaruh dan menyebabkan negara-negara ini merubah haluan pertempuran; jika sejak dari awal mereka juga tidak berada dalam rute perlawanan; mereka untuk menyenangkan majikan mereka, alih-alih memusuhi Zionis, justru malah menghendaki Iranfhobia.
Sabiqi di penghujung mengisyaratkan sikap pemerintah Malaysia dalam mendukung Quds. Ia mengatakan, pemerintah dan masyarakat Malaysia termasuk negara yang sejak dari awal selalu mendukung Quds dan Palestina, dan negara ini senantiasa membela rakyat Palestina dan tahun ini juga seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah himpunan dan lembaga Malaysia pada hari Quds melakukan unjuk rasa dan dukungannya kepada rakyat Palestina dan kami juga akan menyertai dan berada di samping mereka.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email