Muslim pertama kota Dawson di propinsi Minnesota Amerika, yaitu seorang doker keturuan India, dengan membaca ayat-ayat al-Quran dalam pidatonya, telah memperkenalkan Islam damai kepada para tetangga Amerikanya.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari newslocker, Dr. Ayaz Virji, dokter 42 tahun keturunan India, kelahiran Kenya, besar di Flourida Amerika dan lulus universitas Georgetown, Washington, yang berhasrat untuk berbakti di desa-desa, adalah muslim pertama, yang tiga tahun lalu memasuki kota Dawson dan sekarang ini tinggal di tempat tersebut.
Ia dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika memutuskan memperkenalkan Islam sejati ke masyarakat, dengan melawan statemen-statemen Islamofhobia Trump.
Ajaran Penyembelihan Islam ke Para Jagal Kota; Langkah Pertama untuk Memperkenalkan Islam
Dr. Virji pada tahun 2014 bersama istri dan tiga anaknya menetap di kota Dawson dan bekerja sebagai direktur medis di salah satu rumah sakit kota ini.
Ia termasuk salah satu dari tiga dokter kota ini, yang dalam waktu singkat dapat menerima orang-orang sakit dan mengobatinya dan mendapatkan popularitas di tengah-tengah masyarakat kota ini.
Dr. Virji dan istrinya dikarenakan perilaku baik dan kasih sayang dapat menemukan teman-teman yang sangat baik di kota Dawson dan dicintai masyarakat; namun ia terpaksa menempuh banyak jalan untuk meneydiakan daging halal sampai kota Minneapolis, di propinsi Minnesota dan dua teman jagalnya ketika mengetahui hal ini, mereka meminta Dr. Virji agar mengajarinya penyembelihan Islami guna menyiapkan daging sapi untuknya dengan penyembelihan cara Islami.
Ia dengan menunjukkan arah kiblat dan mengajari hukum-hukum penyembelihan, ia telah mengambil langkah pertama untuk memperkenalkan Islam kepada dua teman jagalnya dan di satu hari musim panas, sejumlah orang berkumpul untuk melihat cara penyembelihan Islami oleh para jagal Kristen dan mendengarkan mekanisme penyembelihan Islam dan manfaatnya dari mulut Dr. Virji.
Kepresidenan Trump dan Rasa Tanggung Jawab untuk Memperkenalkan Islam
Saat Dr. Virji tahu bahwa Trump terpilih menjadi presiden, dan 6% masyarakat Dawson juga memberikan suara untuknya, maka ia sangat heran dan murka.
Ia yang senantiasa mendapat perilaku persahabatan dan sambutan baik masyarakat, sekarang ini berfikir masyarakat kota setuju dengan statemen-statemen anti Islam Trump dan perilaku masyarakat terhadapnya akan berubah.
Dr. Virji memutuskan untuk mencari pekerjaan dan meninggalkan kota Dawson, karenanya ia menulis sepucuk surat kepada saudaranya, yaitu seorang penasihat investasi di kota Florida dan meminta bantuan darinya; namun saudaranya yang mendapatkan surat ancaman langsung pasca terpilihnya Trump, meninggalkan Amerika dan pergi ke Kanada.
Musarrat, Istri Dr. Virji, yang mendapat serangan seorang warga Amerika dengan kayu Bisbol pasca insiden 11 September sangat khwatari dengan ideologi kebencian masyarakat dan perilaku kasar terhadap dirinya dan keluarganya.
Sementara itu kekhawatiran Dr. Virji mendapat pesan-pesan dukungan masyarakat dan suatu hari setelah pemilihan seorang wanita di trotoar berkata kepadanya, al-Masih mencintai anda dan hari berikutnya pasiennya berkata kepadanya, masyarakat kota memilih Trump dikarenakan janji asuransi pengobatan, bukan karena diskriminasi dan tidak ada seorangpun yang menginginkan Anda pergi dari kota ini.
Dr. Virji memutuskan untuk tinggal di kota Dawson dan memperlihatkan murkanya kepada Trump dengan memperkenalkan Islam sejati ke masyarakat.
Saat ini ia merasa bertanggung jawab terhadap Islam dan dengan rekomendasi pendeta gereja Katolik kota memutuskan untuk memperkenalkan Islam ke masyarakat, dengan penyelenggaraan acara pidato di Dawson dan penjuru kota guna menghilangkan kesalahpahaman dan ketakutan mereka.
Pidato Pertama dan Perubahan Ketakutan Umat Muslim Menjadi Kedamaian
Dr. Virji menyelenggarakan pidato pertamanya tiga bulan setelah pemilu, di SMA Dawson di hadapan 400 warga non muslim.
Ia menulis satu teks 11 halaman terkait filsafat al-Quran, namun Mondi, pendeta gereja berkata kepadanya, tidak perlu anda berbicara tentang masalah-masalah mendasar Islam dengan masyarakat, karena masyarakat takut dengan statemen-statemen anti Islam Trump dan anda harus mengganti ketakutan masyarakat dengan kedamaian.
Dr. Virji memulai pidatonya dengan satu pertanyaan, yaitu apakah saya sebagai seorang muslim yang menakutkan dan dengan membujuk masyarakat dengan menjelaskan kemiripan umat muslim, yaitu umat muslim tidak berbeda dengan masyarakat lainnya.
Pidato di Perkumpulan Pemegang Injil
Perpustakaan Montevideo, sebuah kota dengan populasi 5200 orang adalah tempat kedua dimana Dr. Virji berbicara di depan 75 orang, yang mayoritas mereka adalah memegang kitab Injil.
Dalam pidato ini, ia berbicara tentang tidak bermanfaatnya keimanan dengan tanpa amal salih, sementara sebagian umat Kristen di penghujung menuduhnya dengan anti Masih.
Selang beberapa hari pasca pidato, beberapa orang dengan mengirimkan sepucuk surat ke harian setempat mengatakan, bahwa pidato Dr. Virji membingungkan; namun ia memutuskan menyelenggarakan pidato ketiga dengan upaya untuk memperkenalkan Islam ke masyarakat kawasan-kawasan desa Minnesota.
Permintaan Para Penuntut Kebebasan untuk Pidato di Granite Falls
Kali ini pada penuntut kebebasan meminta Dr. Virji agar berpidato tentang Islam di kota Granite Fallas.
Satu hari sebelum berpidato, sejumlah mitra dan para perawat Dr. Virji mengkhawatirkan keamanannya dan menyarankan agar menghapus pidatonya, namun ia memutuskan untuk melakukan pidatonya, dengan mengingat kata-kata penistaan teman sekelas Amerikanya pada masa SMA, yang telah menganiayanya dikarenakan muslim dan mengharap suatu hari masyarakat Amerika dapat mengerti dan menghormati umat muslim.
Pendeta Mondi juga dengan menjelaskan bahwa umat Kristen hanya melihat jalan keselamatan dalam Al-Masih, berkata kepada Dr. Virji bahwa nasehat tentang Islam bagi masyarakat dengan ideologi semacam ini adalah hal yang sukar.
Dalam menjawab ia mengatakan, sebentar lagi saya akan berbicara tentang Injil ke masyarakat dan saya tahu saya akan disalib.
Salah satu tetangga Dr. Virji dengan mengucapkan terimakasih atas pidato penyadarannya, memberinya rompi antipeluru agar dipakai di bawah bajunya sebelum berpidato.
Pidato Ketiga dengan Bersandar pada Ayat-ayat Al-Quran
Dr. Virji memulai pidatonya dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, di auditorium pertemuan kota Granite Falls di tengah-tengah para partisipan dan anggota dewan kota.
Setelah memperkenalkan dirinya, ia berkata, untuk mengenal Islam harus tanpa pamer dan ikhlas dan menggunakan akalnya, karena membuat satu hal adalah hal yang mudah, namun Islam memiliki para mujahid sejatinya, yang bukan ISIS dan menolak ISIS serta menyebutnya sebagai Islam yang salah, karena Islam menolak mereka.
Dr. Virji menjelaskan ayat-ayat al-Quran terkait tidak ada pemaksanaan agama. Ia melanjutkan, Islam tidak menyebut agama sebagai paksaan, namun kelompok teroris ISIS berupaya mengajak kesemuanya memeluk Islam dengan pembunuhan dan ancaman.
Ia mengungkapkan, Islam bukanlah hal dimana kalian tengok di sejumlah TV dan media-media Inggris, namun Islam adalah agama perdamaian dan 99.9% muslim mengecam teroris ISIS.
Dr. Virji dengan kritikannya terhadap statemen-statemen anti Islam Trump dan perintah anti migrasinya demikian juga pidato Michael Flinn, pensiunan angkatan darat propinsi USA yang mengatakan Islam adalah sebuah tumor, mengatakan, ketidakadilan menyebabkan kemurkaan dan kami umat muslim sangat murka dengan ketidakadilan Trump.
"Kami siap meninggalkan Amerika, namun ketahuilah bahwa saya bukan teroris dan agama saya adalah sebuah hal pribadi dan saya disini semata-mata karena berkhidmat,” tegasnya.
Dalam satu setengah jam pidato telah membungkam seluruh peserta dan tidak ada seorangpun yang meninggalkan auditorium.
Dr. Virji dengan mengisyaratkan statemen-statemen Trump tentang wanita dalam Islam mengatakan, al-Quran memuliakan para wanita dan menegaskan persamaan hak wanita dan lak-laki.
Ia terkait sejarah Islam di Amerika, termasuk muslim pertama di Amerika dan ia juga menjelaskan jamuan berbukanya untuk para non muslim dan menjadi tempat pelindung bagi para pengungsi muslim yang santun.
Di penghujung sejumlah warga mensuportnya dan mengucapkan rasa terimakasih tak terhingga kepadanya dikarenakan telah menuturkan realita-realita sejarah.
Dr. Virji berencana melanjutkan pidatonya sampai hari dimana masyarakat Amerika mengenal Islam sejati.
(News-Locker/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email