Imam Kazhim as pada saat berada Baghdad membeli sebuah tanah di pekuburan Quraisy sebagai persiapan makamnya, kemudian setelah Imam Kazhim as merengguk syahid dimakamkan di sana, sementara Imam Muhammad al-Jawad dimakamkan di belakang makam datuknya.
Shabestan News Agency, Imam Muhammad Jawad lahir pada bulan Rajab 195 H dan mereguk cawan syahadat pada hari terakhir bulan Dzulqaidah tahun 220 H. Salah satu hal menarik dalam kehidupannya, beliau menjadi imam pada usia delapan tahun.
Lalu, muncul pertanyaan mungkinkah di usia semuda itu menjadi pemimpin umat sebagai Imam kaum muslimin? Memang, akal dan fisik manusia harus menempuh tahapan-tahapan tertentu untuk mencapai kesempurnaan. Tapi, jika Allah swt berkehendak maka fase yang sangat panjang itu bisa dilalui dalam waktu yang sangat singkat oleh orang-orang tertentu.
Imam Kazhim as pada saat berada Baghdad membeli sebuah tanah di pekuburan Quraisy sebagai persiapan makamnya, kemudian setelah Imam Kazhim as merengguk syahid dimakamkan di sana, sementara Imam Muhammad al-Jawad dimakamkan di belakang makam datuknya.
Setelah berdiri makam kedua Imam suci ini dan kemudian terkenal dengan nama Kazhimain, setelah beberapa waktu dibangun rumah-rumah di sampingnya sampai tempat tersebut berubah menjadi sebuah desa di samping kota besar Baghdad, namun ziarah ke makam kedua manusia suci ini berada dalam lingkungan dan situasi yang membuat ketakutan.
Namun setelah beberapa waktu ketegangan tersebut hilang dan akhirnya para pengikut Syi’ah berbondong-bondong berziarah ke sana. Dan pada tahun 336 H penguasa di zaman itu memerintahkan untuk memperbarui makam tersebut dan pada tahun 369 H makam kedua Imam suci ini kembali direnovasi.
Kemudian tahun demi tahun makam Kazhimain terus mengalami perubahan dan hingga saat ini menjadi tempat suci untuk umat muslim khususnya pengikut Syi’ah.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email