Arab Saudi sedang merasakan bahaya kebangkitan rakyat untuk melawan kerajaan Muhammad bin Salman. Untuk itu, rezim ini menyerang oknum-oknum yang selama ini tidak berkhidmat untuk Al Saud atau menjadi aral besar bagi kepentingan-kepentingan mereka.
Pasukan keamanan Al Saud telah menangkap para ulama tenar seperti Salman ‘Awdah, ‘Iwadh Qarani, Yusuf Ahmad, dan lain-lain. Para ulama tersebut selama ini memang menolak serangan militer ke Qatar dalam perseteruan Doha dengan Riyadh, Abu Dhabi, dan Kairo. Tentu, penangkapan semacam ini adalah suatu hal yang lumrah bagi rezim yang tidak pernah memberikan kesempatan kepada oposisi.
Jelas, kerajaan Al Saud adalah sebuah kerajaan diktator yang tidak senang mendengar suara penentangan. Untuk itu, setiap politikus tidak memiliki jalan lain kecuali berkhidmat demi raja dan setiap keputusan harus sesuai dengan keinginan penguasa sekalipun melawan kepentingan rakyat.
Kebangkitan rakyat Saudi terbaru telah membuat kerajaan Saudi khawatir. Untuk itu, rezim ini berusaha melawan gerakan ini. Gerakan pembungkaman ini juga bisa dilihat jelas hashtag-hashtag anti kebangkitan 15 September di halaman Twitter.
Aksi bungkam yang dilakukan oleh para mubaligh Saudi dalam menghadapi penangkapan ini juga sangat kentara. Dengan ini, terbukti jelas bahwa Al Saud hanya memanfaatkan lembaga agama sebagai alat kekuasaan mereka.
Para ulama penjilat penguasa Saudi sama sekali tidan mementingkan kepentingan rakyat. Mereka biasa mengeluarkan fatwa-fatwa yang melarang menentang penguasa. Para ulama ini sebenarnya tidak lebih dari sekadar poles politik bagi para penguasa Saudi ini.
(Al-Waqt/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email