Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) meminta seluruh unsur masyarakat agar saling bekerja sama meredakan emosi publik s. Selan itu, ICMI juga mengajak semua pihak untuk bersedia saling mendengarkan.
Hal ini disampaikan Ketua Umum ICMI Jimly Ashiddiqie menyikapi kohesi sosial di Indonesia saat ini yang masih cenderung panas dan emosional. Apalagi baru-baru ini kembali mengemuka isu mengenai kebangkitan PKI dan dominasi Cina yang memancing gejolak di lapisan masyarakat.
"Jangan kita larut dengan emosi masa lalu. Kita harus jadi bangsa maju dengan berorientasi pada masa depan," terang Jimly, Rabu (20/9).
Jimly berpesan agar semua pihak jangan mengukur kebenaran menurut versi sendiri-sendiri, seperti di dalam media sosial. "Semua yang kita persepsikan sebagai kebenaran di dalam kelompok tidak mesti dipahami sama oleh orang lain yang berbeda. Meskipun mereka adalah teman dan saudara kita sendiri," ujarnya.
Terkait isu kebangkitan PKI dan dominasi Cina yang sedang berembus, Jimly berharap, masyarakat menelaah dengan tenang dan rasional, jangan justru tersulut emosi. "Soal PKI dan isu Cina juga makin meluapkan emosi dimana-mana. Mohon isu ini jangan juga dilawan dengan emosi yang sebaliknya," ucap Jimly.
Menurut Jimly, salah satu persepsi sekelompok orang yang bisa mengundang emosi adalah tuntutan pengungkapan kebenaran peristiwa PKI. "Seperti tuntutan pengungkapan kebenaran peristiwa PKI menurut persepsi sekelompok orang justru mengundang emosi untuk mencari kebenaran sejarah sesuai persepsi yang sudah terbentuk lama dalam sejarah," kata Jimly.
Persepsi lain di masyarakat, tutur Jimly, seperti menyalahkan Orde Baru yang dinilai telah memutarbalikkan fakta kekejaman PKI. Kemudian emosi anti PKI yang muncul di masyarakat sekarang justru mengungkung rakyat untuk mencari solusi kemanusiaan di masa mendatang.
(Republika/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email