Oleh: Iyyas Subiakto
Masih pada seputaran tentang kegiatan demo “murah” PS bersama tema- teman sejenis dan koloninya yang outputnya lucu dan sekaligus memprihatinkan. Semburan ucapan kata pencitraan yang ditujukan kepada Jokowi adalah ucapan konyol sekaligus menjadikannya tolol.
Bagaimana mungkin ucapan ngawur itu keluar dari mulut orang yang pengen ” terus” jadi presiden, disaat yang sama dia menunjukkan bahwa dirinya makin tak layak untuk memegang amanah rakyat, kerena melihat bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia yang diapresiasi oleh dunia Internasional malah dibilang pencitraan Jokowi secara pribadi. Jendral, Jokowi itu presiden RI, sehingga semua prilakunya tidak bisa lepas dari jabatannya begitu saja, matipun dia besok pagi akan tersemat Jokowi presiden RI, bukan capres abadi.
Andai saja cermin yang pernah dia pakai bisa membuat laporan OTT, banyak sekali sudah dia tertangkap tangan menyalah gunakan percerminan yang menghasilkan lucu-lucuan. Bergaya bak Soekarno, tapi cuma model bajunya saja, upacara digelari karpet merah, pakaian lengkap, sepatu laras khas pakaian joki, keris dipinggang, dan banyak lagi foto lucu-lucu. Sementara ada video dia berpidato tentang strategi perang yang akan dipakai untuk memenangkan pilkada yang dikenal ” bakar dan rampok “. Membedakan mana perang mana pilkada saja nyaris tak bisa, gimana mau memimpin satu negara yang beragam budaya.
Saya tidak melihat langsung saat dia ada di tv dan berita, bahwa kehadirannya bersama pendemo bayaran plus si tua celaka yang kerjanya suka membuat statement mengadu domba, padahal tanah sebagai nenek moyangnya segera akan memanggilnya, mati sajalah kalau tak ada guna-gunanya, ngapain terus memenuhi ruang Indonesia yang penuh harapan bermasa depan. Sadar atau tidak sadar orang inilah yang akan menyeretnya kejurang kekerdilan dan kehinaan, bayangin dia ikut demo murahan sampai naik motor segala, yang isinya membela Rohingya atas nama Indonesia, sampai penghentian kekerasan dan mengintervensi Myanmar sebuah negara berdaulat, berprivasi, punya sejarah sendiri, disitu, disaat yang sama, dia melihat bantuan dengan volume 56 ton diangkut dengan 6 pesawat hercules, disebutnya sebagai pencitraan, absurd.
Sebenarnya kita tahu dan merasa, mengomentari kelas manusia ” kapas ” ini juga akan sia-sia, karena itulah kemampuannya, dan disitulah kelas berkumpulnya, dielu-elukan banyak pengikutnya kelas oportunis berhati bengis. Sayang dia hanyut dalam halusinasi bahwa dirinya menduduki rangking tertinggi capres RI, dia lupa masih ada Jokowi, manusia langka yang sedang dipuncak kimistri bersama rakyat, dengan gerak kerjanya yang makin terasa hasilnya, sehingga berat bagi tuan untuk mengejarnya kecuali ” bakar dan rampok ” anda lakukan, dan rakyat anda korbankan, ini akan menjadi persoalan kemanusiaan yang lebih berbahaya dari Rohingya.
Siapapun tidak bisa menghalangi bila Tuhan berkehendak, jabatan presiden adalah jabatan amanah tingkat super tinggi. Sehingga, dan manakala tuan menghendakinya, persiapkanlah diri sebaik-baiknya agar rakyat memilih tuan karena prestasi, bukan karena ditakut-takuti, zaman ini harusnya zaman penuh kedamaian dan penuh keramahan bukan zaman intimidasi dan orasi pinggir jalan seperti yang tuan lakukan barusan.
Mari berprilaku untuk Indonesia yang sebenarnya, bukan indonesia apa adanya. Bermain fair saja tidak perlu pakai rekayasa, membakar itu bukan prilaku kesatria, karena Indonesia kita bukan depot sate madura. Jayalah Indonesia dengan presiden yang tenang, bekerja dan amanah, kami tidak mau presiden yang tempramen apalagi menangnya karena Saracen, kami mau Jokowi pancen oke, bukan Saracen oke oce. Kamsia.
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email