Oleh: Yusuf Dum Dum
Pada hari Jum’at, (29/9/17), FPI dan alumi 212 akan adakan aksi “demo 299” di depan gedung DPR RI. Pimpinan DPR pun berjanji akan menemui aksi demo tersebut.
Sebelumnya, ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Ma’ruf Amin melarang, sebaiknya tidak perlu ada aksi demo. Beliau melarang umat untuk ikut demo 299 yang agendanya menolak kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menolak Perppu Ormas anti pancasila. Hal karena dianggap sudah tak relevan.
Sungguh IQ jungkir balik akan dipertontonkan oleh peserta aksi demo 299 besok. Mereka menggelar aksi demo ingin menolak PKI, tapi mereka juga yang menolak perppu ormas yang melarang keberadaan ormas anti pancasila seperti HTI dan PKI.
Jadi, sebenarnya yang pro PKI itu siapa?
Sekedar info, bahwa sebelumnya, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah koit akibat dibubarkan oleh pemerintah, hal itu dikarenakan banyak bukti bahwa HTI sebagai ormas anti pancasila yang ingin mengganti ideologi negara. Mirip PKI sebelumnya.
Isu kebangkitan PKI memang sengaja ‘digoreng’ oleh kelompok “Sableng” guna mendiskriditkan pemerintah. Padahal, PKI sudah lama mati dan dilarang di negara Indonesia. Larangan untuk demo dari Ketum MUI pun diabaikan, mungkin karena sudah terlanjur taken kontrak nasi bungkus buat makan siang.
PKI dikenal karena kebrutalan dan juga kesadisannya. Mungkin diera sekarang, PKI sudah berevolusi mirip seperti yang suka demo anarkis, sambil teriak “bunuh, penggal dan bakar”. Dan parahnya, mereka ini selalu menutupi kebusukannya dengan asesoris keagaaman.
Inilah yang disebut dengan “Kebangkitan PKI Di Era Milenial”.
Ironis sekali, ada juga ormas yang sebelumnya gencar menggalang sumbangan untuk saudara muslim rohingya di Myanmar, tapi ternyata mereka batal berangkat ke Myanmar dan lebih memilih demo. Padahal, duit sudah terkumpul hampir setengah milyar.
Lantas dikemanain tuh dana umat untuk rohingya? Untuk demo 299 kah? Asuh… dahlah.. PKI memang berbahaya, karena mereka kini sudah dibalut dengan baju agama.
(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email