Pernyataan dan sikap KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy terkait tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis minoritas Muslim Rohingya beberapa waktu lalu ditanggapi beragam. Cara pandang cucu Pahlawan Nasional KHR As’ad Syamsul Arifin terhadap akar masalah konflik di Myanmar tersebut membuat masyarakat bertanya tentang kebenarannya, termasuk guru beliau, Al-aminul Aam Hai’ah Ash-Shofwah Al-Malikiyyah, KH. Ihya Ulumiddin.
Karenanya, pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo itu memandang perlu untuk melakukan tabayyun (klarifikasi) terkait sikapnya yang sempat viral di media sosial (medsos) tersebut. Kiai Azaim berharap dengan klarifikasi yang ia lakukan, persoalan menjadi jernih sehingga energi umat tidak terbuang percuma karena persoalan sebab, bukan tujuan. Padahal menurutnya tujuannya harus satu yakni peduli kepada muslim Rohingnya.
Berikut klarifikasinya :
Assalamu’alaikum Wa Rohmatullah wa Barokatuh
Atas dasar pentingnya tabayyun kepada para habaib dan masyayikh di Maktab Markazy Ash-Shofwah, maka kami sampaikan bahwa mungkin cara pandang kami dan sebagian ikhwan terkait peristiwa Rohingnya berbeda dalam akar masalah (konflik agama atau bukan) namun sama dalam hal tujuan, keharusan peduli terhadap muslim Rohingnya. Maka, kami berharap kita umat Islam umumnya, dan abna’ Abuya khususnya, tidak terjebak kepada sebab tetapi fokus kepada tujuan, bahwa kita harus peduli kepada Muslim Rohingnya. Dan hal ini sudah kami sampaikan di berbagai majelis pengajian.
Bagaimana mungkin kami memahami bahwa konflik Rohingnya sebagai konflik agama, sedangkan junta militer Myanmar dan mereka yang memakai pakaian penganut agama Budha tidak lagi dikatakan sebagai manusia, tetapi mereka kehilangan kemanusiaannya. Maka tidak pantas mereka mengatasnamakan agama. Kami memahami bahwa yang terjadi disana adalah “binatang” memangsa manusia.
Namun rupanya, perbedaan cara pandang terhadap sebab akar masalah ini diberitakan secara viral oleh berbagai sumber media yang berpihak kepada kelompok liberal. Maka, kami memohon agar tabayyun ini menjadi maklum kepada para habaib dan masyayikh di Maktab Markazy Ash-Shofwah.
Maafkan kami,
Ahmad Azaim Ibrahimy
(Serambi-Mata/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email