Belum lama ini, seorang wanita Malaysia yang tinggal di Kanada mendapat perhatian masyarakat dunia. Setelah sebuah video yang mendokumentasikan kontribusinya kepada tuna wisma dipublikasikan media berbasis di London, Zinc.
Usianya tak lagi muda. Tapi wanita ini masih aktif memasak untuk orang-orang tak mampu di Kanada. Sampai ia dijuluki “Muslim Mother Teresa” karena kebaikannya. Siapa dia?
Adalah Sabariah Binti Hussein yang berusia 70 tahun. Ia pindah ke Kanada sekitar 30 tahun lalu usai merampungkan kursus masakan internasional di Kuala Lumpur.
Aksi sosial Sabariah dimulai ketika membangun tempat tinggal bagi tuna wisma wanita, Our 2nd Home, di Montreal. Ia juga memasak untuk masjid di seluruh Montreal.
Tak hanya itu, Sabariah bekerja sama dengan dua gereja lokal untuk membantu memasak makanan bagi orang kurang mampu di lingkungannya, sebut laporan World of Buzz, pekan lalu. Ia memang tidak melihat agama, ras dan jenis kelamin orang yang dibantunya. Baik pelajar, orang kurang mampu, pengungsi maupun wanita korban kekerasan.
Sabariah pun kemudian mendapat julukan “Muslim Mother Teresa” di kalangan masyarakat setempat karena kerja kerasnya untuk komunitas.
“Dalam Islam, Anda harus bersatu, lebih dari sebelumnya. Itulah mengapa saya ingin melakukan sesuatu yang baik. Saya tidak mencari popularitas, tapi saya ingin orang tahu kalau kami Muslim adalah orang yang baik juga, bahwa kami melakukan banyak hal juga,” ujarnya pada Montreal Gazette.
Untuk segala yang dilakukannya, Sabariah tidak mendapat uang sepeser pun. Ia membantu orang karena ketulusannya. Satu-satunya cara ia mendapat uang dengan berjualan makanan di luar masjid lokal setelah waktu shalat Jumat.
“Saya menganggap ini pekerjaan dengan Allah karena saya tidak dibayar,” tegasnya.
Pada CTV News, Sabariah mengatakan,”Ini kebahagiaan hidup saya, melihat senyuman di wajah orang-orang.”
Bersama Sabariah, ada banyak relawan ikut membantu. Kebanyakan adalah pelajar lokal atau orang yang mengetahui Sabariah lewat media sosial. Biasanya Sabariah dan para relawan memasak di apartemennya.
Walau sering menolong sesama, Sabariah juga pernah menghadapi masa sulit dalam hidupnya. Tahun 2004 dan 2005 ia mengalami stroke ringan.
Stroke pertama terjadi ketika ia tidur, tak lama selepas mengumpulkan sumbangan untuk menolong korban tsunami di Indonesia. Sabariah sampai tertidur tiga hari karena kelelahan. Ternyata ketika mengalami stroke kedua, dokter mengatakan bahwa tidurnya tiga hari itu sebenarnya ia mengalami koma.
Untungnya ia kini telah sehat dan terus membantu orang semampunya. Bahkan ia bekerja sama dengan Human Concern International untuk membantu biaya anak yatim piatu muda dari Muslim Rohingya.
Segala aksi tersebut membuat Sabariah memenangkan banyak penghargaan. Ia pun pernah mendapat kesempatan untuk bertemu Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. Sayangnya karena sedang sibuk membantu orang, hari itu ia tak sempat menemui Trudeau.
“Saya sangat berharap bisa bertemunya suatu hari sehingga saya bisa buatkan mie favorit saya, gaya Malaysia!” pungkasnya.
(Zinc/World-of-Buzz/Montreal-Gazette/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email