Penyesalan itu biasanya akan datang kemudian, yaitu setelah seseorang mendapatkan penderitaan yang dahsyat, dan kesengsaraan yang hebat sebagai akibat dari amalnya yang jahat. Dan terlebih-lebih setelah datangnya maut atau kematian yang waktu itu bukan lagi waktu untuk bertobat ataupun waktu untuk memperbaiki diri. Dan penyesalan itu sama sekali tidak berguna.
Banyak riwayat yang mengungkapkan penyesalan manusia-manusia yang lalai yang diungkapkan Allah ‘azza wa jalla di dalam Al-Quran dan dalam sunnah-sunnah Rasûl-Nya.
Ketika orang melihat Malakul Maut menampakkan dirinya dari balik tirai keghaibannya karena hendak mencabut nyawanya, dia menyesal dan ketakutan, terutama orang yang punya uang banyak yang tidak sempat dibagi-bagikan dan tidak mengamalkan Islam dengan benar, dia minta waktu untuk memperbaiki diri.
قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَ أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْ لاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَدَّقَ وَ أَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ
Allah yang maha tinggi berfirman, Dan infâq -kanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, karena nanti dia berkata: Wahai Tuhanku, mengapakah Engkau tidak menangguhkanku sampai waktu yang dekat supaya aku dapat bersedekah dan supaya aku menjadi di antara orang-orang yang saleh.
Pada hari kiamat, orang yang berdosa yang mendapatkan kesempitan hidup sangat menyesal dan berangan-angan seandainya bisa menebus keselamatan dengan taruhan anak dan keluarganya sekali pun, akan dilakukannya.
قَوْلُهُ تَعَالَى : وَ لاَ يَسْأَلُ حَمِيْمٌ حَمِيْمًا. يُبَصَّرُونَهُمْ يَوَدُّ الْمُجْرِمُ لَوْ يَفْتَدِي مِنْ عَذابِ يَوْمِئِذٍ بِبَنِيهِ. وَ صَاحِبَتِهِ وَ أَخِيْهِ. وَ فَصِيْلَتِهِ الَّتِي تُؤْوِيْهِ. وَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ يُنْجِيْهِ
Firman-Nya yang maha tinggi, Dan tidak seorang teman akrab pun menanyakan temannya, sedang mereka saling melihat. Orang yang berdosa itu ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari siksa hari itu dengan anak-anaknya, istrinya, saudaranya, kaum familinya yang (suka) melindunginya (di dunia), dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya, kemudian tebusan itu dapat menyelamatkan dirinya.
Pada hari kiamat, seluruh rakyat ketika melihat azab, mereka menyesal dengan penyesalan yang sangat karena telah mengikuti para pemimpin yang tidak menegakkan hukum-hukum Allah, dan mereka berangan-angan ingin kembali ke dunia akan memperbaiki diri dan akan menentang para penguasa yang tidak adil.
قَوْلُهُ تَعَالَى : إِذْ تَبَرَّأَ الَّذِينَ اتُّبِعُوا مِنَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا وَ رَأَوُا الْعَذَابَ وَ تَقَطَّعَتْ بِهِمُ الأَسْبابُ.وَ قَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّؤُا مِنَّا كَذَلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ وَ مَا هُمْ بِخَارِجِيْنَ مِنَ النَّارِ
Firman-Nya yang maha tinggi, Ingatlah ketika manusia-manusia yang diikuti itu (para penguasa atau para ulama) berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya (rakyat dan manusia yang awam), dan mereka melihat siksa; dan segala hubungan di antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah manusia-manusia yang mengikuti (rakyat dan manusia kebanyakan), "Seandainya kami dapat kembali (ke dunia) pasti kami akan berlepas diri dari mereka sebagaimana mereka telah berlepas diri dari kami." Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya sebagai sesalan bagi mereka, dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari neraka.
Di dalam neraka, pada hari rakyat dan ummat manusia dipanggang di dalam api neraka, mereka sangat menyesal; karena tidak taat kepada Allah dan Rasûl, dan malah taat kepada para sayyid dan para pembesar (ulama dan umara) yang menyesatkannya dari jalan yang lurus.
قَوْلُهُ تَعَالَى : يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يا لَيْتَنا أَطَعْنَا اللَّهَ وَ أَطَعْنَا الرَّسُولاَ. وَ قالُوا رَبَّنا إِنَّا أَطَعْنا سَادَتَنا وَ كُبَراءَنا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلاَ. رَبَّنا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذابِ وَ الْعَنْهُمْ لَعْناً كَبِيراً
Firman-Nya yang maha tinggi, Pada hari ketika muka-muka mereka dibulak-balikkan di dalam api neraka, mereka berkata, "Duhai alangkah baiknya seandainya kami taat kepada Allah dan taat kepada Rasul." Dan mereka berkata, "Wahai Tuhan kami sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin kami dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar. Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada mereka siksa dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar."
Orang-orang yang menghina para nabi dan rasûl shalawâtullâh ‘alaihim akan sangat menyesal mati dan seterusnya dengan penyesalan yang tidak berujung.
قَوْلُهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى : يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيْهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلاَّ كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Firman-Nya yang maha berkah lagi maha tinggi, Betapa besarnya penyesalan terhadap hamba-hamba itu, tiada datang seorang rasûl pun kepada mereka melainkan mereka memperolok-olokkannya.
Orang-orang yang tidak memenuhi seruan Allah ‘azza wa jalla akan sangat menyesal pada hari kiamat, dan dalam penyesalannya berangan-angan seandainya mereka mempunyai segala sesuatu yang ada di bumi beserta semisalnya lagi, mereka ingin menebus dirinya dari kesengsaraan buruknya hisâb (perhitungan) di pengadilan Allah.
قَوْلُهُ تَعَالَى : لِلَّذِينَ اسْتَجابُوا لِرَبِّهِمُ الْحُسْنى وَ الَّذِينَ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَهُ لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا وَ مِثْلَهُ مَعَهُ لاَفْتَدَوْا بِهِ أُولَئِكَ لَهُمْ سُوءُ الْحِسَابِ وَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَ بِئْسَ الْمِهَادُ
Firman-Nya yang maha tinggi, Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya (disediakan pahala) yang sangat baik, dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan-Nya seandainya mereka mempunyai kekayaan seisi bumi dan (ditambah) sebanyak itu pula, niscaya mereka menebus dirinya dengannya, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan hisâb yang buruk dan tempat tinggal mereka Jahannam dan seburuk-buruk tempat tinggal.
وَ قَوْلُهُ تَعَالَى : وَ لَوْ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا مَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا وَ مِثْلَهُ مَعَهُ لاَفْتَدَوْا بِهِ مِنْ سُوءِ الْعَذَابِ يَوْمَ الْقِيامَةِ وَ بَدَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ
Dan firman-Nya yang maha tinggi, Dan sekiranya manusia-manusia yang zalim itu mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan (ada pula) sebanyak itu bersamanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat, dan jelaslah bagi mereka (siksa) dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.
Orang-orang yang sekarang melihat, namun tidak bersyukur kepada Allah yang maha tinggi dan melupakan ayat-ayat-Nya, nanti akan dibangkitkan dari kuburnya dalam keadaan buta matanya dan menyesal sekali atas kelalaiannya.
قَالَ رَبِّ لِمَا حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَ قَدْ كُنْتُ بَصِيْرًا. قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيْتَهَا وَ كَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى
Dia berkata, "Wahai Tuhanku mengapakah Engkau mengumpulkanku dalam keadaan buta, padahal aku pernah melihat?" Dia berfirman, Begitulah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.
Setiap orang yang zalim menyesali dirinya dan berangan-angan ingin menebus kesengsaraan dirinya dengan segala yang ada di muka bumi.
وَ قَوْلُهُ تَعَالَى : وَ لَوْ أَنَّ لِكُلِّ نَفْسٍ ظَلَمَتْ مَا فِي اْلأَرْضِ لافْتَدَتْ بِهِ وَأَسَرُّوا النَّدَامَةَ لَمَّا رَأَوُا الْعَذَابَ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِ وَهُمْ لاَ يُظْلَمُوْنَ
Dan firman-Nya yang maha tinggi, Dan kalaulah setiap diri yang zalim itu mempunyai segala yang ada di bumi, pasti mereka menebus dirinya dengannya, dan mereka menyembunyikan penyesalan tatkala mereka melihat siksa, dan diputuskan di antara mereka dengan adil sedang mereka tidak dianiaya.
Orang yang shâlih dan yang thâlih sama-sama menyesal saat matinya; yang saleh menyesal mengapa tidak beramal saleh yang lebih banyak, dan yang tidak saleh (thâlih) sangat menyesal mengapa tidak menjadi orang yang saleh. Hal ini telah diungkapkan dalam ayat pertama dalam bab ini.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : يَا ابْنَ مَسْعُودٍ أَكْثِرْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَ الْبِرِّ فَإِنَّ الْمُحْسِنَ وَ الْمُسِيَْءَ يَنْدَمَانِ, يَقُولُ الْمُحْسِنُ يَا لَيْتَنِي ازْدَدْتُ مِنَ الْحَسَنَاتِ وَ يَقُولُ الِمُسِيْءُ قَصَّرْتُ, وَ تَصْدِيْقُ ذَلِكَ قَوْلُهُ تَعَالَى وَ لاَ أُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ
Rasûlullâh saw berkata, "Wahai Ibnu Mas‘ud, perbanyaklah amal saleh dan kebaikan, karena orang yang berbuat baik dan orang yang berbuat salah akan sama-sama menyesal. Berkatalah orang yang melakukan kebaikan, 'Duhai sekiranya aku bisa menambah kebaikan-kebaikan itu.' Dan orang yang tidak baik mengatakan, 'Aku telah mengabaikan kewajiban-kewajiban.' Dan pembenaran yang demikian itu adalah firman Allah, Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)."
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ : مَا مِنْ أحَدٍ يَمُوْتُ إِلاَّ نَدِمَ, إِنْ كَانَ مُحْسِنًا نَدِمَ أَنْ لاَ يَكُونَ ازْدَادَ, وَ إِنْ كَانَ مُسِيْئًا نَدِمَ أنْ لاَ يَكُونَ نَزَعَ
Rasûlullâh saw berkata, "Tidak seorang pun yang mati, melainkan dia menyesal. Jika dia orang yang berbuat kebaikan, dia sesali mengapa tidak dia tambah kebaikannya, dan apabila dia orang yang melakukan dosa, dia sesali mengapa dia tidak tinggalkan dosa itu."
Penyesalan yang Sangat Buruk
Penyesalan atas dosa dan keburukan sebelum datang kematian bisa diperbaiki dengan cara bertobat dan meminta ampun kepada Allah ‘azza wa jalla serta memperbaiki diri, yaitu merubah sifat buruk dengan sifat yang baik, amal yang buruk baik dengan amal yang saleh, ‘aqîdah, syari‘ah dan akhlak yang salah dengan ‘aqîdah, syari‘ah dan akhlak yang benar dan perbuatan yang bid‘ah dengan yang sunnah. Tetapi penyesalan setelah mati tidaklah berguna.
عَنِ الصَّادِقِ عَلَيْهِ السَّلاَمُ عَنْ رَسُول اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ أَنَّهُ قَالَ : وَ شَرُّ النَّدَامَةِ نَدَامَةُ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Dari Al-Shâdiq as dari Rasûlullâh saw bahwa beliau telah berkata, "…dan seburuk-buruk penyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat."
قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ : عِنْدَ مُعَايَنَةِ أَهْوَالِ الْقِيَامَةِ تَكْثُرُ مِنَ الْمُفْرِطِيْنَ النَّدَامَةُ
Amîrul Mu`minîn as berkata, "Ketika melihat keguncangan-keguncangan hari kiamat, banyaklah penyesalan dari kalangan orang-orang yang mengabaikan kewajiban."
نَسْأَلُ اللَّهَ سُبْحَانَهُ أَنْ يَجْعَلَنَا وَ إِيَّاكُمْ مِمَّنْ لاَ تُبْطِرُهُ نِعْمَةٌ وَ لاَ تُقَصِّرُ بِهِ عَنْ طَاعَةِ رَبِّهِ غَايَةٌ وَ لاَ تَحُلُّ بِهِ بَعْدَ الْمَوْتِ نَدَامَةٌ وَ لاَ كَآبَةٌ
Kita memohon kepada Allah maha suci Dia supaya Dia menjadikan kami dan kamu di antara orang yang tidak dibikin lupa diri oleh kenikmatan, tidak mengurangi ketaatan kepada Tuhannya, dan tidak mendapatkan penyesalan dan kesedihan setelah kematian.
Penyesalan Orang yang Mati ketika Diantarkan ke Kuburnya
Ingatlah wahai manusia! Orang yang telah mati itu ketika mayyitnya diangkat hendak diantarkan ke kuburnya sedang ruhnya berada di depan jenazahnya; baru saja dibawa melangkah tiga langkah oleh para pemikulnya, dia menjerit yang jeritannya itu didengar oleh makhluk-makhluk yang dikehendaki Allah.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ وَ سَلَّمَ : مَا مِنْ مَيِّتٍ يُوضَعُ عَلَى سَرِيْرِهِ فَيُحْطَى بِهِ ثَلاَثَ حُطًى إِلاَّ نَادَى بِصَوْتِ يَسْمَعُهُ مَنْ يَشَاءُ اللهُ : يَا إِخْوَتَاهُ! يَا حَمَلَةَ نَعْشَاهُ! لاَ تَغُرَنَّكُمُ الدُّنْيَا كَمَا غَرَّتْنِي, وَ لاَ يَلْعَبَنَّ بِكُمُ الزَّمَانُ كَمَا لَعِبَ بِي, أَتْرُكُ مَا تَرَكْتُ لِذُرِّيَتِي وَ لاَ يَحْمِلُونِي خَطِيئَتِي, وَ أَنْتُمْ تُشَيِّعُونِي ثُمَّ تَتْرُكُونِي وَ الْجَبَّارُ يُخَاصِمُنِي
Rasûlullâh saw telah bersabda, "Tidak satu mayyit pun yang diletakkan di atas usungan, lalu dibawa melangkah tiga langkah melainkan dia berteriak dengan suara yang didengar oleh makhluk yang dikehendaki Allah, 'Wahai saudara-saudara! Wahai para pemikul usungan jenazah! Janganlah sekali-kali kalian tertipu oleh dunia ini sebagaimana ia telah menipu diriku! Janganlah sekali-kali kalian dapat dipermainkan oleh waktu sebagaimana ia telah mempermainkan diriku! Kini aku telah tinggalkan apa yang aku tinggalkan untuk keturunanku (keluargaku), namun mereka tidak akan memikul beban dosaku dariku, kalian sekarang mengantarkanku, kemudian kalan meninggalkanku sendirian sedang Tuhan yang maha perkasa akan memperhitungkan segala perbuatanku!'"
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Sesal dahulu yang bertuah, sesal kemudian yang celaka.
(Abu-Zahra/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email