Pesan Rahbar

Home » » Perilaku (Menyimpang) Serba Mendadak: Mulai Dari Mendadak Bercadar Hingga Mendadak Haji

Perilaku (Menyimpang) Serba Mendadak: Mulai Dari Mendadak Bercadar Hingga Mendadak Haji

Written By Unknown on Monday, 4 September 2017 | 14:06:00


Oleh: Adira Andriani

Saat ini yang menjadi tren dari ibadah haji adalah haji dadakan dan haji tak pulang-pulang yang tak kalah populer dari tukang bubur naik haji dan calon haji tertipu. Ya begitulah kira-kira fenomena yang mewarnai musim haji kali ini.

Dari fenomena itulah muncul sebuah pembenaran atas nama ibadah status tersangka atau saksi bisa saja luntur dengan sendirinya.

Begitu juga dengan tanah suci dan haji, keduanya tidak bisa dipisahkan maka ketika motif haji digunakan sebagai sebuah jalan keluar untuk menghidari segala bentuk pelanggaran hukum dengan sendirinya juga maka makna tanah suci di ubah menjadi tanah pelarian.

Fenomena haji dadakan dan haji tak pulang-pulang ini muncul dari mereka yang selalu mengatasnamakan agama sebagai dasar dalam setiap tindakan mereka sehingga tak heran jika menghindari dari kejaran aparat penegak hukum harus dengann cara-cara yang agamis agar terlihat elegan dan pahlawan.

Fenomena haji dadakan dan haji tak pulang-pulang ini merupakan motif baru, sebelumnya yang terlihat itu ketika tersangka kasus korupsi tiba-tiba tampil serba agamis di depan pengadilan.

Ada yang datang menggunakan kopiah hingga cadar guna menutupi rasa malu dengan jubah agama, kebanyakan dari mereka justru terlibat kasus suap, penipuan, bahkan menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi.

Di tahun 2012, Mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, Yulianis mengenakan cadar yang menutupi wajahnya saat diperiksa dalam persidangan kasus dugaan penerimaan suap penganggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan Nasional dengan terdakwa Angelina Sondakh.

Lucunya, cadar hitam yang warnanya senada dengan baju gamis yang dikenakan Yulianis ini sempat mengundang keraguan pihak terdakwa Angelina Sondakh.

Bukan hanya Angelina, pihak Nazaruddin juga pernah keberatan karena Yulianis bercadar saat bersaksi dalam persidangan kasusnya yang berlangsung di Pengadilan Tipikor.

Saya tak habis pikir, tiba-tiba Yulianis menjaga auratnya yang jika dilihat orang maka akan di anggap sebagai dosa, ya begitulah jika menggunakan simbol agama untuk menutupi rasa malu.

Bahkan Nazaruddin sempat meragukan Yulianis sebab berpenampilan berbeda padahal Yulianis adalah mantan anak buah Nazaruddin.

Majelis hakim Pengadilan Tipikor akhirnya mengabulkan permintaan pihak Nazaruddin dengan meminta Yulianis membuka cadar dengan disaksikan pihak jaksa dan terdakwa di ruangan tertutup di belakang ruang sidang.

Tak sampai disitu, fenomena mendadak bercadar juga sampai pada kasus prostitusi online loh. Coba tengok Artis AA yang tidak menampakkan wajahnya karena mengenakan cadar hitam. Cadar Artis AA ini mewarnai persidangan lanjutan kasus prostitusi online dengan terdakwa mucikari Robby Abas (32), saksi kunci artis AA terlihat menghadiri ruang persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Berikut ini daftar perempuan-perempuan yang ‘mendadak’ mengenakan cadar saat persidangan atau saat menjadi saksi dalam pemeriksaan kasus: (1) Amel Alvi alias si AA, (2) Yulianis dan Oktarina Fury Dharnawati (4) Inong Malinda Dee (5) Nunun Nurbaetie (6) Ayu Azhari.

Pasca mendadak bercadar dalam persidangan kini telah berkembang motif baru yang naik satu kelas yaitu menjadikan ibadah sebagai bentuk dari pelarian (mendadak haji) dari tuntatan hukum dan melakukan pembenaran atas nama agama dengan berteriak “terdzalimi, kriminalisasi” dan seterusnya.

Nah, aparat penegak hukum harus melihat fenomena ini sebagai bentuk koreksi agar kedepan bisa mengatasi cara-cara manis melarikan diri dengan mengatasnamakan “ibadah” yang dilakukan oleh terduga, saksi, hingga tersangka.

Buat apa coba pihak kepolisian harus memberikan pelaynan yang spesial bagi tersangka kasus chat porno hingga penghinaan lambang negara seperti Rizieq, mengirim penyidik ke Arab Saudi merupakan pelajaran hukum yang salah bagi publik.

Masyarakat bisa saja salah kaprah dalam mengartikan keaktifan polisi hingga ke Arab Saudi untuk melakukan pemeriksaan, bisa saja masyarakat apa yang dilakukan oleh Rizieq adalah sebuah tindakan yang di perbolehkan secara hukum serta bisa pula seperti Eggi Sudjana yang tiba-tiba terbang ke Arab Saudi.

Fenomena simbol agama (mendadak bercadar) dalam pengadilan dan haji dadakan serta haji tak pulang-pulang ini kita bisa masukan dalam kategori perilaku yang menyimpang, sebab ia sudah masuk dalam tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku .

Simbol agama kami digunakan untuk beribadah, bukan untuk mentupi perilaku korup, penipuan, dan seterusnya. Tanah suci kami adalah tanah yang kami jadikan kiblat dalam berkomunikasi dengan sang pencipta lalu mengapa kalian malah jadikan sebagai tempat persembunyiaan dosa.

(Facebook-Danardono-Hadinoto/suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: