Pesan Rahbar

Home » » Terkuak! Pengakuan Tetangga Tentang Asma Dewi, Mulai Soal Anak dan Suami Sampai Soal Rumah Palsu

Terkuak! Pengakuan Tetangga Tentang Asma Dewi, Mulai Soal Anak dan Suami Sampai Soal Rumah Palsu

Written By Unknown on Friday 15 September 2017 | 23:34:00


Asma Dewi, seorang ibu rumah tangga, diamankan karena menyebarkan muatan kebencian dan hoax. Dia diduga terlibat sindikat Saracen karena penyidik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menemukan aliran dana sebesar Rp 75 juta kepada anggota Saracen berinisial NS.

Ade, sapaan Asma Dewi, diamankan di kediaman orangtuanya di Kompleks Polri Ampera Raya, Jalan A Nomor 17, pada Jumat (8/9/2017) sekitar pukul 10.00 WIB.

Tempat tinggal itu hanya berjarak empat rumah dari kediaman Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Sebanyak 10 orang aparat kepolisian mengamankan yang bersangkutan tanpa perlawanan. 

Wanita berlatar belakang keluarga Polri itu dikenal sebagai sosok tertutup. Dia dibesarkan dari keluarga Polri. Ayahnya seorang mantan perwira tinggi di instansi kepolisian.

Dia mempunyai dua orang kakak yang aktif di instansi Polri. Z, kakak pertama berjenis kelamin laki-laki merupakan salah satu staff pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan. I, kakak kedua berjenis kelamin perempuan merupakan polisi yang bertugas di Mabes Polri.


Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengaku penangkapan Asma Dewi membuat pihak keluarga terkejut. Penangkapan itu dilakukan atas sepengetahuan dari pihak keluarga.

“Kakak-kakaknya kaget adiknya diamankan polisi. Ada 10 orang polisi yang datang ke rumah pada hari Jumat,” kata dia, kepada wartawan, Rabu (13/9/2017).

Asma tinggal di tempat itu bersama anaknya yang masih berkuliah dan kakak perempuannya beserta keluarga.

Rumah bercat hijau berlantai satu itu dalam keadaan sepi. Hanya terparkir dua unit mobil yang diparkir di garasi. Berdasarkan keterangan dari warga, Asma jarang bergaul dengan tetangga dan hanya beraktifitas di luar rumah.

“Dia tinggal sama satu anaknya. Anaknya kuliah. Suami dan satu anak lainnya di luar kota. Rumah dalam keadaan sepi. Itu keluarga tertutup. Kami tidak mengetahui aktivitasnya hanya tahu, dia tinggal di situ dan kerap pergi memakai kendaraan online,” ujar warga tersebut.


Asma aktif ikut kegiatan keagamaan dan pengajian turut terlibat aksi Bela Islam.

Para aktivis 212, seperti Ustaz Ansufri Idrus Sambo dan Novel Bamukmin mengenal yang bersangkutan. Asma merupakan simpatisan yang ikut membantu di Presidium Alumni 212, namun bukan bendahara di Presidium Alumni 212.

“Saya mengenal cuma tidak dekat karena kami sama-sama dalam pergerakan lawan penista agama. Asma Dewi itu korban fitnah, dia tidak menyebarkan hoax justru penyebar hoax itu yang memfitnah Asma Dewi,” ujar Novel.

Asma Dewi diketahui mempunyai alamat rumah di Jalan Ciledug Raya Nomor 88 RT/RW 009/06, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Namun, setelah ditelusuri alamat tersebut fiktif.

Nuni, ibu RT 009/06, mengaku di lingkungan tempat tinggalnya tidak ada alamat rumah bernomor 88. Di lingkungan itu nomor rumah hanya sampai nomor 67. Di seberang jalan tertera nomor 88 a sampai 88 c yang ditempati sejumlah tempat usaha.

Honda Genuine Parts yang dimiliki UD Rajawali menempati 88 a, 88 b Moradon yang dimiliki PD Kawi Alumunium distributor kusen Alumunium dan Kaca, dan 88 c ditempati rumah belajar O Friends.

"Benar di sini memang alamat RT/RW 009/06, tetapi tidak ada namanya Asma Dewi. Di lingkungan ini alamat rumah cuma sampai 67," kata Nuni.

Ade disebut-sebut dekat dengan sejumlah politisi. Hal ini terlihat di media sosial, Facebook, miliknya, yang terdapat foto dirinya dengan sejumlah petinggi Partai Gerindra, termasuk dengan Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Sandiaga Uno hingga Ahmad Dhani.

Penasehat hukum Asma Dewi, Juju Purwanto, mengatakan kliennya hanya sebatas pendukung dari pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Sebagai pendukung, dia turut aktif selama kegiatan pemenangan paslon cagub-cawagub itu. Di kesempatan itu, ketika bertemu dengan para tokoh, dia memanfaatkan untuk berfoto bersama. Foto-foto itu diunggah di media sosial, Facebook.

"Ibu ini aktivis ya, aktivis perempuan terutama dalam hal gerakan-gerakan muslimah, ya terkait pengajian, kegiatan sosial laimnya. Klien kami tidak kenal secara langsung dan bukan anggota dari salah satu partai politik," tutur Juju Purwanto.

Sedangkan mengenai ujaran-ujaran kebencian yang dituliskan di media sosial Facebook, kata dia, itu merupakan upaya dari mengkritisi kebijakan pemerintah, seperti impor virus vaksin Measles Rubella dan mahalnya harga daging. Selain itu, dia tidak terlibat sindikat Saracen.

"Prihatin dengan info ada kaitan langsung ibu Ade maupun Jasriadi dengan Saracen. Yang berkembang ada berita miring, klien bagian dari Saracen. Keberatan kasus masih tahap penyidikan, tetapi dikaitkan hal belum tentu kebenaran," tambahnya.

(Tribun-News/Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: