Pesan Rahbar

Home » , » Anies Baswedan, Dilantik, Dicopot, dan Dilantik Lagi Oleh Jokowi. Simak Video Anies Dilaporkan Polisi

Anies Baswedan, Dilantik, Dicopot, dan Dilantik Lagi Oleh Jokowi. Simak Video Anies Dilaporkan Polisi

Written By Unknown on Tuesday 17 October 2017 | 20:03:00

Gubernur DKI Jakarta terpilih Anies Baswedan tiba di Balai Kota DKI Jakarta untuk melakukan serah terima jabatan (sertijab), Senin (16/10/2017). Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menjabat Gubernur DKI Jakarta dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.(Foto: KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI)

Anies Baswedan telah resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017) kemarin.

Momen pelantikan di Istana oleh Presiden Jokowi sebenarnya bukan hal yang baru bagi Anies.

Tiga tahun lalu, tepatnya pada 27 Oktober 2014, Anies dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Mantan Rektor Universitas Paramadina ini dipercaya membenahi pendidikan di Indonesia setelah turut memenangkan pasangan Jokowi-JK pada Pemilu Presiden 2014.

Sayangnya, umur jabatan Anies sebagai Mendikbud berlangsung cukup singkat.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno melakukan mengucapkan sumpah jabatan ketika pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/10/2017). Presiden Joko Widodo melantik Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Sandiaga Uno sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2022.(Foto: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Anies dicopot oleh Jokowi dalam reshuffle kabinet jilid II, 27 Juli 2016. Posisinya digantikan oleh kader Muhammadiyah, Muhadjir Effendy.

Tak pernah ada penjelasan dari Jokowi atau pihak Istana terkait alasan pencopotan Anies.


Pilkada DKI 2017

Tak lama setelah dicopot, Anies mencoba peruntungannya di kancah pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Ia berpasangan dengan Sandiaga Uno, pengusaha yang juga kader Partai Gerindra. Pengusungan Anies mendapatkan dukungan penuh dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, lawan Jokowi-JK pada Pilpres 2014.

Berdasarkan hasil sejumlah lembaga survei pada putaran pertama Pilkada DKI, elektabilitas Anies-Sandi seringkali menempati posisi buncit, kalah dari dua pasangan pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Namun, nyatanya Anies-Sandi lolos ke putaran kedua bersama Ahok-Djarot.

Pada putaran pertama, perolehan suara Anies-Sandi menempati urutan kedua dengan persentase 39,95 persen.

Sementara, Ahok-Djarot berada di posisi puncak dengan perolehan suara 42,99 persen. Agus-Sylvi gugur dengan suara 17,07 persen.

Memasuki putaran kedua, hasil sejumlah lembaga survei menunjukkan keunggulan Anies-Sandi dibandingkan Ahok-Djarot. Namun, selisih elektabilitas kedua pasangan ini cukup tipis.

Hasil survei terbukti. Anies-Sandi memenangkan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan perolehan suara 57,96 persen, sementara Ahok-Djarot kalah dengan perolehan suara 42,04 persen.

Presiden Joko Widodo bersama Ibu Negara Iriana Widodo, berbincang bersama, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama istrinya Fery Farhati Ganis, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dan Istrinya Nur Asia seusai pelantikan Gubernur DKI Jakarta, di Istana Kepresidenan, Senin (16/10/2017). 

Anies-Sandi akan memimpi Jakarta selama 5 tahun dari 2017-2022.(BIRO SETPRES / AGUS SUPARTO)Selisih perolehan suara mereka terpaut jauh, yakni 15,92 persen.

Dengan hasil ini, KPU DKI Jakarta menetapkan Anies-Sandi sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih DKI Jakarta. Akhirnya, Anies kembali menginjakkan kakinya di Istana dan kembali reuni dengan Presiden Jokowi.

Anies sempat berbincang cukup lama dengan Jokowi usai prosesi pelantikan.

Ia mengaku, mendapatkan wejangan dari Presiden Jokowi. Dalam waktu dekat, Anies dan Sandi akan menghadap Presiden Jokowi.

"Presiden tadi menyampaikan, dalam satu dua hari ini, untuk bertemu, dan Insya Allah kami siap untuk bertemu Presiden," ujar Anies.

Selain soal rencana pertemuan, menurut Anies, tidak ada hal serius lainnya yang dibicarakan dengan Presiden Jokowi. Ia dan Jokowi saling melontarkan 'jokes' yang mengundang tawa.

"Ya kan namanya juga kenal lama. Jadinya kami bercanda macam-macam. Guyon-guyon tentang prosesi yang kita jalani," ujar Anies.

Anies merasa tak banyak perbedaan saat dilantik sebagai gubernur maupun sebagai menteri Jokowi. Sebab, pelantikan sama-sama digelar di Istana Negara dan dipimpin langsung oleh Presiden.

"Bedanya hanya di jas, yang satu hitam, satu putih," ucap Anies.

Selain itu, Anies juga merasa momen saat ini bukan pelantikan seremonial biasa. Menurut dia, momen ini juga menjadi perayaan bagi seluruh masyarakat Jakarta.

"Bukan hanya pelantikan gubernur, saya dan Sandi. Tetapi juga perayaan warga Jakarta. Karena itu, saya punya tanggung jawab," kata dia.

*****

Anies Baswedan akan Dilaporkan ke Polisi Terkait 'Pribumi'


Gubernur DKI Anies Baswedan akan dilaporkan ke polisi oleh organisasi sayap PDIP, Benteng Muda Indonesia terkait dugaan pidana dalam penggunaan kata 'pribumi' saat pidato perdananya. (CNN Indonesia/Aulia Bintang Pratama).

Banteng Muda Indonesia akan melaporkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait dengan penggunaan diksi 'pribumi' dalam pidato perdananya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10) malam.

Untuk menindaklanjutinya, Kepala Departemen Bidang Hukum dan HAM DPD Banteng Muda Indonesia Pahala Sirait dan Wakil Ketua Bidang Hukum Ronny Talapessy menyambangi Polda Metro Jaya dan melakukan konsultasi dengan pihak kepolisian.

"Kami dengan semangat pemuda ini bicara konteks hukum karena memang persoalan statement pidato dari Bapak Anies Baswedan ini yang akan menjadi bola liar," ujar Pahala di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/10).

Pahala menilai, pihaknya akan melaporkan dan meluruskan kata 'pribumi' supaya tidak menjadi makna yang bias saat diucapkan. Apalagi, penggunaan kata pribumi dan nonpribumi telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2008 dan dilarang berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 26 Tahun 1998.

"Ada penghentian penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi di dalam berbagai kegiatan kebijakan atau penyelenggaraan urusan pemerintahan (sesuai undang-undang dan peraturan)," ucapnya.

Pahala mengatakan, saat konsultasi dengan tim cyber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya pihaknya mengklaim telah menemukan ada unsur dugaan pidana.

Saat gelar perkara, mereka pun menyertakan barang bukti berupa transkrip berita dan video pidato Anies untuk menguatkan dugaan pidana dimaksud.

"Ya (dugaan unsur pidana) dari alat bukti yang kami bawa tadi sudah. Ini masalah yurisdiksi saja karena kewenangan ini lebih tepat di Mabes," ucapnya.

Tahap selanjutnya, Benteng Muda Indonesia segera melengkapi berkas sebelum melaporkan Anies Baswedan ke Bareskrim Polri.

"Kami saat ini tahapannya pemberkasan, alat bukti terus ke Bareskrim," ujar Wakil Ketua Bidang Hukum Benteng Muda Indonesia, Ronny Talapessy menambahkan.

Menurut Ronny, edukasi penggunaan kata pribumi dan nonpribumi harus sampai di masyarakat.

Benteng Muda Indonesia akan melaporkan Gubernur DKI Anies Baswedan ke polisi terkait dugaan pidana dalam penggunaan kata 'pribumi' saat pidato perdananya. (CNN Indonesia/Gloria Safira Taylor). 

Saat ini perwakilan organisasi sayap PDIP itu telah menuju ke Bareskrim Mabes Polri untuk membuat laporan. Alasan pelaporan ini, karena jabatan yang disandang Anies saat ini sudah bukan lagi sipil, melainkan kepala daerah yakni pejabat dilarang menggunakan kata pribumi dan nonpribumi dalam setiap kegiatannya sebagaimana diatur dalam Inpres Nomor 26 tahun 1998.

Adapun sampai saat ini, CNNIndonesia.com masih mencoba meminta tanggapan dari pihak Anies terkait rencana pelaporan tersebut.

Dalam pidato perdananya di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (16/10) malam, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggunakan kata pribumi saat menyinggung kolonialisme dan kemerdekaan.

"Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan, kini telah merdeka, saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Anies dalam pidatonya.

Tak berselang lama, pernyataan itu mendapat kritik habis-habisan dari netizen di media sosial. Banyak netizen menilai Anies Baswedan tak sepantasnya mengklaisifikasi rakyat dengan pribumi maupun nonpribumi. (osc)


Simak Videonya:



(Kompas/CNN-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: