Baru-baru ini, sebuah seminar penting telah diselenggarakan di Yayasan Pendidikan dan Penelitian Imam Khomeini ra yang berpusat di kota suci Qom. Ayatullah Misbah Yazdi sebagai ketua yayasan tampil sebagai pembicara utama dalam seminar penting bertajuk "Setia kepada Pemimpin dalam Kultur Jihad dan Syahadah" ini.
"Kultur jihad dan syahadah adalah sebagian dari ajaran Islam yang sangat penting. Kultur ini berhasil dihidupkan kembali berkat kemenangan Revolusi Islam Iran," ungkapnya.
"Sekalipun telah berlalu tiga dekade dari sejak kemenarangan Revolusi Islam Iran, hingga saat ini kita belum memiliki sebuah ensiklopedia sempurna tentang syahadah yang tertata rapi dan dapat dihadiahkan kepada generasi-generasi," lanjutnya menyayangkan.
Menurut penilaian Ayatullah Misbah Yazdi, kultur ini sangat berpengaruh dalam membina diri dan pengembangan etika setiap insan.
"Masalah ini adalah sebuah poin penting yang harus diperhatikan oleh para peneliti yang sedang melakukan riset sempurna dalam bidang ini," pesannya kepada para ahli riset ranah syahadah.
Poin penting lain yang juga harus diperhatikan dalam ranah ini adalah pengaruh syahadah dalam kemajuan sebuah masyarakat.
"Bisa dipastikan mereka yang telah berhasil mencuci diri dari ketergantungan kepada dunia ini akan dapat menjadi figur unggul dalam setiap lambang kemajuan, termasuk bidang ekonomi setiap masyarakat," ujarnya.
Peran semangat syahadah dalam memelihara kemuliaan Islam termasuk salah satu poin yang layak kita perhatikan. Begitu pula, peran Islam dalam memayarakatkan kultur syahadah ini juga sangat layak memperoleh perhatian khusus.
Ayatullah Misbah Yazdi menyayangkan banyak program yang ditayangkan di televisi dan hanya menekankan bahwa para syuhada kita berjuang untuk mempertahankan negara.
"Setelah berlalu masa 30 tahun, media massa kita masih saja menyamakan antara semangat syahadah dengan semangat membela tanah air. Semangat membelas keutuhan rumah dan tanah air merupakan sebuah semangat yang dimiliki oleh semua umat manusia. Tidak berbeda antara kafir dan mukmin atau antara hak dan batil, bahkan banyak binatang yang juga memiliki semangat seperti ini," ungkapnya.
"Masalah syahadah tidak bisa dibandingkan dengan semangat nasionalisme. Amat disayangkan, kemunduran berpikir masih dialami oleh sebagian kalangan. Mereka masih lebih memilih semangat humanisme dibandingkan semangat Ilahi," ujarnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email