Seorang anggota Parlemen Irak telah menghina Imam Khomeini ra. Hal ini telah memicu kemarahan para wakil Parlemen Irak.
Beberapa hari yang lalu dalam sebuah perbincangan tentang perang Iran-Iraq, Haidar Mullah, juru bicara fraksi Al-Iraqiyah telah menghina Imam Khomeini ra pendiri Republik Islam Iran.
Menyusul penghinaan ini, 50 orang wakil Parlemen Irak, di antaranya Abdulhusain Abthan, wakil Parlemen Irak dari Partai Persatuan Nasional, mendesaknya untuk meminta maaf karena tindakannya ini.
Para wakil parlemen mengumpulkan tanda tangan dan mendesak Haidar Mullah untuk menghormati marjaiyyah dan tidak mencampuradukkan masalah politik dengan agama.
Abdulhusain Abthan, selain mengutuk penghinaan ini juga mengatakan, “Penghinaan kepada marja’ taklid merupakan garis merah bagi kami, dan tindakan seperti ini tidak bisa diterima dari siapa pun.”
Harakatul Jihad Irak juga mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengecam penghinaan kepada Imam Khomeini. Dalam pernyataan ini dikatakan, “Setelah bertahun-tahun berada dalam kesulitan dan kezaliman, Irak berusaha untuk mendukung kemuliaan dan keagungan insani, dan tindakan para Ba’ath ini telah melewati garis merah.”
Dalam pernyataan ini juga dikatakan, “Imam Khomeini merupakan salah satu symbol agama yang paling menonjol, bukan hanya untuk Syiah, bahkan untuk seluruh umat Islam. Beliau adalah simbol kebebasan untuk dunia. Untuk itulah penghina marja’ agung ini harus meminta maaf.”
Menurut laporan jaringan berita As-Sumariyah, ketua Parlemen Irak juga mengumumkan penentangannya terhadap penghinaan marja’ agama, dan ia mendesak Haidar Mullah untuk meminta maaf.
Sebagian marja’ Najaf Asyraf juga mengecam penghinaan yang dilakukan oleh juru bicara fraksi Al-Iraqiyah ini dan menuntutnya untuk segera menyatakan permintaan maafnya.
(As-Sumariyah/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email