Meskipun beberapa riwayat ada yang menyebut bahwa Imam as memiliki hubungan tersembunyi dengan Mukhtar, namun pada hakikatnya secara terang-terangan Imam as tidak menampakkannya.
Shabestan News Agency, berdasarkan apa yang dijelaskan Rahbar dalam bukunya “manusia dalam 250 tahun”, berkenaan dengan kehidupan politik Imam Sajjad as dan perlawanannya dituliskan:
Imam Ali Zainal Abidin as menjelaskan seluruh dimensi kehidupan dengan doa dan dalam menjalin hubungan dengan Allah swt. Dengan demikian kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Imam Sajjad as benutk praktek irfani didasari dengan doa, dimana hal ini juga terdapat dalam diri para Imam Ma’shum as lainnya, begitu juga dengan Rasulullah saww, Imam Ali as, Imam Hasan dan Imam Husain as mereka semua memiliki doa-doa yang saat ini telah sampai kepada kita.
Dan mengenai pembahasan yang menanyakan tentang alasan Imam Sajjad as menjadikan doa sebagai sarana untuk mencerahkan manusia dan memberikan wawasannya ialah karena pada masa itu kebangkitan dalam masyarakat memang sudah terjadi, akan tetapi kondisi saat itu tidak memungkinkan untuk melakukan kebangkitan, begitu juga dengan pemerintahan Bani Umayyah yang memahami akan kesalahannya pada peristiwa Karbala, yang dengan begitu jika mereka tidak memerintah dengan keras maka kekuasaan mereka akan jatuh.
Dengan melihat kondisi para Imam Makshum as seperti Imam Sajjad as jika Imam as melakukan perlawanan secara terang-terangan maka tentu akan berakibat fatal bagi Syi’ah dan juga ideologi Ahlul Bait as tidak akan tersisa, oleh karena itu Imam Sajjad as tidak ikut serta dalam peristiwa kebangkitan Mukhtar.
Meskipun beberapa riwayat ada yang menyebut bahwa Imam as memiliki hubungan tersembunyi dengan Mukhtar, namun pada hakikatnya secara terang-terangan Imam as tidak menampakkannya, mungkin ini bagian dari taqiyah yang dilakukan Imam as, karena jika kebangkitan Mukhtar tidak berhasil maka Imam Sajjad as dan para Syi’ah saat itu akan tetap terjaga.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email