Salah satu kegiatan rutin marja' agung Mazhab Syiah Imamiah Ayatullah Nashir Makarim Syirazi di sepanjang bulan suci Ramadhan ini adalah mengkaji tafsir Al-Quran. Kajian tafsir ini digelar di Shabestan Imam Khomeini ra yang terletak di area makam suci Sayyidah Fatimah Ma'shumah di kota Qom.
"Nabi Nuh as selalu memperoleh ancaman dari kalangan musuh. Akhirnya, ia melaknat mereka. Allah pun mengabulkan laknat sang nabi ini. Allah memerintahkan supaya ia membuat bahtera. Tapi, para nabi Allah tidak akan pernah menggunakan senjata laknat, kecuali apabila belati musuh telah merobek tulang," ujarnya.
Ayatullah Makarim Syirazi perlakuan laknat yang biasa dilakukan oleh sebagian rumah. "Sikap seperti ini adalah sebuah sikap yang salah. Berdoalah untuk memberikan hidayah mereka, (jangan malontarkan laknat). Jika kalian sangat marah, lontarkan doa, "Ya Allah! Tunjukkanlah dia ke jalan yang benar.' Laknat yang kalian lontarkan bisa kembali kepada diri kalian. Ini sangat berbahaya sekali," ungkapnya.
Ayatullah Makarim Syirazi di bagian lain uraiannya sangat menyayangkan perilaku sebagian golongan yang tidak dilandasi rasionalitas yang benar. Orang-orang seperti ini selalu menggunakan tindak kekerasan dan kezaliman sebagai sandaran perilaku mereka.
"Contoh nyata untuk golongan ini adalah kaum Wahabi. Mereka mengapa tega membunuh manusia? Karena mereka tidak memiliki argumentasi dan dalil yang kuat. Tokoh mereka tidak pernah mau diajak untuk berdebat. Oleh karena itu, mereka lebih memilih aksi pembunuhan dan teror," tegasnya.
Pada kelanjutan kajian tafsir kali ini, Ayatullah Makarim Syirazi mengupas keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh Amirul Mukminin Ali as.
"Jika kita tidak memiliki ayat apapun tentang keutamaan Imam Ali as kecuali ayat 61 surah Ali Imran ini, tentu ayat ini sudah cukup. Seluruh mufasir berpendapat bahwa ayat ini berkenaan dengan Ahlul Bait as. Allamah Amini menyebutkan 60 orang dari kalangan ulama Ahli Sunah yang menegaskan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali, Sayyidah Fatimah Zahra, Imam Hasan, dan Imam Husain as," tukasnya menjelaskan.
Di akhir uraian, Ayatullah Makarim Syirazi menjelaskan posisi film tentang Imam Ali as dan Mu'awiyah bin Abi Sufyan. "Karena tidak memiliki logika dan dalil, mereka membuka pintu laknat terhadap Imam Ali as. Sunnah naas ini pun berlanjut terus hingga bertahun-tahun," tandasnya.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email