Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere membuat rekan-rekannya di blok konservatif pimpinan Kanselir Angela Merkel karena mengusulkan Jerman memberlakukan hari-hari libur bagi kaum Muslim.
Usulnya mengundang reaksi dari orang-orang konservatif, yang akan mulai pembicaraan koalisi dengan Partai Demokrat Bebas (FDP) dan kubu Hijau pekan depan. Kubu konservatif menang dalam pemilihan September tapi mengalami hasil terburuk sejak 1949 karena mereka mengarahkan dukungan ke kubu ekstrem kanan.
Anggota senior CDU Wolfgang Bosbach mengatakan kepada surat kabar Bild bahwa siapapun di Jerman dapat merayakan upacara agama yang mereka inginkan. Namun, dia menambahkan: "Apakah negara mesti juga melindungi hari-hari libur non-Kristen dengan regulasi legal di masa depan merupakan isu yang sesungguhnya berbeda."
Alexander Dobrindt, tokoh senior di Uni Sosial Kristen (CSU) -- partai yang sealiran di Bavaria dengan CDU Merkel - mengatakan, kepada harian yang sama bahwa warisan Kristen Jerman tidak bisa dirundingkan. "Kami tidak akan pertimbangkan untuk memberlakukan hari-hari libur bagi kaum Muslim di Jerman,” kata dia, dikutip Reuters, dilansir dari Antara, Ahad (15/10).
Jerman merupakan rumah bagi sekitar empat juta orang Islam. Sebagian besar di antara mereka mempunyai latar belakang Turki. Lebih dari sejuta migran yang tiba di negara itu berasal dari Timur Tengah dan negara-negara lain.
Berbicara tentang jejak kampanye menjelang pemilihan di Lower Saxony, negara di bagian utara Jerman, pada Ahad (6/10), de Maiziere - anggota Uni Demokrat Kristen (CDU) pimpinan Merkel - mengatakan ia terbuka bagi wilayah-wilayah tertentu Jerman untuk mempunyai hari-hari libur bagi kaum Muslim.
Ia mengungkapkan "All Saints' Day" (Hari Raya Semua Orang Kudus) satu-satunya hari libur di wilayah-wilayah Katolik Jerman dan menambahkan,"Di tempat-tempat yang banyak orang Islam, mengapa tidak kita berpendapat tentang pemberlakuan sebuah hari libur Muslim?"
Dalam sebuah sambutan di klip audio regionalwolfsburd.de, ia juga mengatakan hari-hari libur Jerman umumnya untuk orang-orang Kristen dan hendaknya tetap berlaku apa adanya.
Tak seorangpun di Kementerian Dalam Negeri yang segera dapat dimintai komentar ketika dihubungi Reuters.
(Reuters/Antara-News/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email