Pesan Rahbar

Home » » The Times: Bush Tahu Tahanan Guantanamo Tak Bersalah

The Times: Bush Tahu Tahanan Guantanamo Tak Bersalah

Written By Unknown on Thursday, 19 October 2017 | 11:43:00


George W. Bush, Dick Cheney dan Donald Rumsfeld menutupi bahwa ratusan pria tak bersalah dikirim ke penjara Guantanamo karena takut membebaskan mereka akan melukai dorongan untuk perang di Irak dan strategi Perang Melawan Teror, menurut sebuah dokumen baru yang diperoleh oleh The Times.

Tuduhan itu dibuat oleh Lawrence Wilkerson, ajudan utama Colin Powell, mantan menteri luar negeri Republikan, dalam sebuah deklarasi untuk mendukung tuntutan hukum yang diajukan oleh seorang tahanan Guantanamo. Ini adalah pertama kalinya tuduhan semacam itu dibuat oleh anggota senior dari pemerintahan Bush.

Kolonel Wilkerson, yang merupakan kepala staf Jenderal Powell ketika ia menjalankan Departemen Luar Negeri, bersikap paling kritis terhadap Cheney dan Rumsfeld. Ia mengklaim bahwa mantan wakil presiden dan menteri pertahanan itu mengetahui bahwa mayoritas dari 742 tahanan awal yang dikirim ke Guantanamo pada tahun 2002 tidak bersalah namun meyakini bahwa secara politik tidak mungkin untuk membebaskan mereka.

Jenderal Powell, yang meninggalkan pemerintahan Bush di tahun 2005, marah tentang kesalahan informasi bahwa ia mempertaruhkan dunia demi membangun kasus untuk invasi ke Irak di PBB, diketahui telah mendukung deklarasi Kolonel Wilkerson.

Kolonel Wilkerson, kritikus lama pendekatan pemerintahan Bush dalam melawan terorisme dan perang di Irak, mengklaim bahwa mayoritas para tahanan – mulai yang termuda berusia 12 tahun hingga yang tertua 93 tahun – tidak pernah melihat seorang tentara AS ketika mereka ditangkap. Ia mengatakan bahwa banyak dari mereka yang diserahkan oleh orang-orang Afghan atau Pakistan untuk imbalan sebesar 5,000 dolar AS. Sedikit atau tidak ada bukti mengapa mereka ditahan.

Ia juga mengklaim bahwa alasan Cheney dan Rumsfeld tidak mau membebaskan para tahanan adalah karena ”upaya penahanan akan terungkap sebagai operasi yang sangat berantakan seperti sebenarnya”. ”Itu tidak diterima oleh pemerintahan dan akan sangat mengganggu kepemimpinan di Departemen Pertahanan (Rumsfeld berada di departemen itu).”

Merujuk pada Cheney, Kolonel Wilkerson, yang mengabdi di militer AS selama 31 tahun, menambahkan, ”Ia samasekali tidak peduli bahwa mayoritas tahanan Guantanamo tidak bersalah. Jika ratusan orang tak bersalah harus menderita demi ditahannya segelintir teroris, maka biarlah.”

Ia menduga bahwa bagi Cheney dan Rumsfeld, ”Orang-orang tak bersalah merana di dalam penjara selama bertahun-tahun dibenarkan oleh Perang Melawan Teror dan sejumlah kecil teroris yang bertanggung jawab atas serangan 11 September.”

Ia menambahkan, ”Saya membahas soal tahanan Guantanamo dengan Menteri Powell. Saya mengetahui bahwa sudut pandangnyalah bahwa bukan hanya Wakil Presiden Cheney dan Menteri Rumsfeld, tapi juga Presiden Bush, yang terlibat dalam semua pembuatan keputusan Guantanamo.”

Cheney dan Rumsfeld, ujar Kolonel Wilkerson, menganggap penahanan orang-orang yang tak bersalah dapat diterima jika beberapa militan asli tertangkap, menuntun pada gambar intelijen Irak yang lebih baik pada saat pemerintahan Bush berupaya menemukan hubungan antara Saddam Hussein dan serangan 11 September, ”sehingga membenarkan rencana pemerintah untuk berperang dengan negara itu”.

Ia menandatangani deklarasi itu untuk mendukung Adel Hassan Hamad, seorang pria Sudan yang ditahan di Guantanamo sejak bulan Maret 2003 hingga Desember 2007. Hamad mengklaim bahwa ia disiksa oleh agen-agen AS saat berada dalam penahanan dan mengajukan tuntutan ganti rugi melawan sederet pejabat Amerika.

Pembela Guantanamo mengatakan bahwa para tahanan mulai dibebaskan pada bulan September 2002, sembilan bulan setelah tahanan pertama dikirim ke penjara di pangkalan angkatan laut AS di Kuba. Pada saat Bush melepaskan jabatan lebih dari 530 tahanan telah dibebaskan.

Juru bicara Bush mengatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari tuduhan Kolonel Wilkerson. Seorang mantan kenalan Rumsfeld mengatakan bahwa pernyataan Wilkerson itu samasekali tidak benar. Ia mengatakan bahwa mantan Menteri Pertahanan telah bekerja lebih keras daripada siapa pun untuk membebaskan para tahanan dan menjaga agar populasi penjara sesedikit mungkin.

Saat ini ada sekitar 180 tahanan yang masih tertinggal di dalam fasilitas itu.

(The-Times/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: