Wakil Ketua Dewan Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS)Hidayat Nur Wahid menyebut Bakal Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno adalah seorang ulama.
Menurut Hidayat jika merujuk pada Alquran Surat Al Fathir, definisi ulama adalah seorang yang paham akan ilmu pengetahuan (science). Ulama, kata dia, tidak terkait dengan seorang yang ahli dalam keilmuan Islam.
“Tentang ulama itu hanya ada dua penyebutan, satu dalam surat Al Fathir dan satu dalam surat As Syuro. Kedua-duanya justru ulama itu tidak terkait dengan keahlian ilmu agama Islam. Satu tentang ilmu sejarah yaitu dalam surat As Syu’ara, dan surat Al Fathir itu justru science, scientist,” kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (17/9).
Jadi, menurut Hidayat, Sandi adalah seorang ulama.
“Pak Sandi itu ya ulama, dari kacamata tadi,” lanjut Hidayat.
Hidayat melanjutkan perilaku Sandi sehari-hari juga menunjukan dirinya seorang ulama.
Sandi, kata Hidayat, menjalankan ajaran agama dengan baik. Dia mencontohkan Sandi melaksanakan salat, puasa Senin-Kamis, salat sunah, menghormati orang tua, dan berakhlak baik.
“Beliau melaksanakan ajaran agama, beliau puasa Senin-Kamis, salat duha, salat malam, silaturahim, menghormati orang-orang yang tua, menghormati semuanya, berakhlak yang baik, berbisnis yang baik, itu juga satu pendekatan yang sangat ulama,” terangnya.
Kendati begitu Sandi tidak memiliki titel Kiai Haji (KH) di depan namanya seperti ulama-ulama lain. Hidayat mengatakan gelar itu tidak didapat Sandi karena dia tidak mengenyam pendidikan di komunitas tradisional keulamaan.
“Tapi sekali lagi menurut saya sih keinginannya adalah sesungguhnya tidak untuk menghadirkan konflik antara pihak-pihak yang kemudian disebut sebagai ulama,” ujarnya.
Pernyataan Hidayat itu menanggapi tudingan yang menyebut Prabowo Subianto tak memilih ulama sebagai cawapres.
Bakal Calon Presiden Joko Widodo memilih Ma’ruf Amin sebagai pendampingnya di Pilpres 2019.Seperti diketahui, Ma’ruf merupakan seorang tokoh ulama yang cukup disegani.
Sementara, pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno tidak mengusung ulama sama sekali. Namun keduanya didukung GNPF Ulama karena menandatangani pakta integritas disodorkan GNPF pada Ijtimak Ulama II Minggu (16/9) lalu.
Namun, Hidayat tak mempersoalkan Prabowo yang tak memilih ulama sebagai pendamping.
“Ya sudah lah ada Kiai Ma’ruf Amin di sana, tapi di sini ada Pak Sandi yang sesungguhnya secara esensial beliau juga melakukan tindakan-tindakan perilaku yang para ulama itu sendiri,” kata dia.
Pernyataan Hidayat Nur Wahid ini mendapat tanggapan dari Guntur Romli, Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia melalui cuitan di twitternya, 17 September 2018:“Baru satu bulan lebih dikit, PKS naikkan status Sandi, dari santri ke ulama, luar biasa! bulan depan dinaikkan jadi apa ya?”.
Baru satu bulan lebih dikit, PKS naikkan status Sandi, dari santri ke ulama, luar biasa! bulan depan dinaikkan jadi apa ya? 😁 pic.twitter.com/RrfzdAUbZz— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) September 17, 2018
Cuitan Guntur Romli mendapat beragam tanggapan dari para netizen:
Rfadlis @Rfadlis1: “Alhamdulillah nambah satu lagi ulama alumni pondok Gerindra,?”
#JKW2PERIODE @AbidinZnl : “Luar biasa efek kardus.”
Hypocrite Politcian @berbulakajo : “Dgn “Kardus” bisa jd apa saja lah. Tinggal tergantung isi nya.”
Andrean Prast @andreanprast: “Mulai hari ini gelarnya Almukarom Alustad Kyai Haji Sandiaga Salahudin Uno, ahli oke oce.”
(CNN-Indonesia/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email