Dialog
program nasional pencegahan terorisme Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme di kampus UIN maulana Malik Ibrahim (Foto: M Nasrul Hamzah/MT)
Wawan Purwanto, tim ahli dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menyatakan, hingga tahun ini ada 300 Warga Negara Indonesia (WNI) bergabung dengan kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).
Jumlah itu, kata Wawan kemungkinan bisa bertambah, seiring maraknya pengiriman WNI ke Syiria. Kasus terakhir terjadi di daerah Lamongan.
“Yang terdata, 300 warga Indonesia sudah bergabung dengan ISIS,” kata Wawan, saat sosialiasi di UIN Maliki Malang, Rabu (19/11) sore.
Mereka yang berangkat ke Suriah, oleh ISIS diberi modal 1.500 USD, untuk akomodasi dan transportasi. Sasarannya remaja berusia antara 17-25 tahun, selanjutnya mereka dididik secara kilat di Suriah.
Sebelum sampai Suriah, rekrutan dari Jawa Timur mengalami prosesi cuci otak di kawasan Bangil. Setelah doktrin mereka ternoda oleh pendirian negara Islam, para relawan ini diterbangkan ke Suriah melalui Kuala Lumpur dan Singapura.
“Ini yang sangat berbahaya dan butuh ditanggulangi secara dini dengan sosialisasi, utamanya pada mahasiswa,” tuturnya.
Fenomen keterlibatan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi dalam jaringan kelompok terorisme ini menunjukkan bahwa pengkajian ilmu agama masih kurang mendalam dan belum menjadi imun untuk penyebaran ideologi kelompok radikalis.
Dalam beberapa hal, faham radikal mendapat simpati dari masyarakat melalui pendiskriditan terhadap pemerintah dalam mengelola pemerintahan yang dikemas dalam nuansa keagamaan, dan hasilnya beberapa aliran keras dan radikal masih berkembang di Tanah Air. (mnh)
Sumber : http://malangtimes.com/berita/19112014/16660/300-wni-terlibat-isis-di-suriah.html