Perkebunan kina di Bandung Selatan Jawa Barat tahun 1954. Koleksi Tropenmuseum
Tempo doeloe dizaman kolonial Belanda perkebunan-perkebunan teh dan kina di Bandung Selatan sangatlah terkenal.
Dan tentunya bukan hanya terkenal karena kawasan Bandung Selatan yang
sejuk, tapi karena dari hasil perkebunan kina dan teh mendatangkan
kekayaan beribu bahkan berjuta gulden bagi pemilik perkebunan tersebut.
Tuan-tuan Belanda pemilik perkebunan menjadi kaya raya, makanya
mereka bisa mencari hiburan dengan keluarga pergi ke Bandoeng menonton
di Societeit Concordia, atau shoping ke Braga weg, atau belanja di
mall-nya
Londo Toko “De Vries” yang terletak di dekat Societeit Concordia atau bahkan pulang berlibur ke negeri leluhur Holland.
Bagaimana tidak akan begitu karena saat abad ke 19 sampai awal abad
ke 20, misal pada tahun 1939 Holland-Indische tercatat merupakan pemasok
90% kebutuhan kina dunia, dimana jumlah produksinya sebanyak 11.000
ton kulit kina kering per tahun.
Pekerja perkebunan teh dan kina di Ramawatia Priangan 1900 . Koleksi Tropenmuseum
Di pegunungan wilayah Bandung Selatan diatas ketinggian 1000 dpl yang bersuhu udara dingin, perkebunan kina dan teh didirikan.
Perpaduan antara udara sejuk dan kemolekan tanah Priangan telah
melahirkan ide para pembuat cerita tentang kisah cinta. Kisah-kisah
romantis, terutama ditulis dalam bahasa Sunda, menceritakan tentang
kehidupan di kaki gunung Malabar dimana tuan-tuan Belanda atau indo
banyak yang kepincut anak gadis pemetik teh. Atau cerita tentang mandor
kebun yang memperebutkan mojang pekerja di Perkebunan kina.
Nama Kina konon diambil dari nama anak gadis di Amerika Latin bernama
Comtessa Del Cinchon yang menderita sakit demam akibat malaria.
Dan secara tidak sengaja diobati oleh seorang dukun Indian dengan
cara meminumkan air dari kulit pohon tertentu hingga sembuh. Maka
kemudian pohon itu dinamakan chinchona atau kina.
Tuan Belanda dan anjingnya di perkebunan kina 1909. COLLECTIE TROPENMUSEUM.
Berbicara tentang kulit kina, bahwa kulit tersebut dibutuhkan dunia
karena berguna untuk bahan obat terutama untuk penyakit malaria,
penyakit jantung, depuratif, influenza, disentri, diare, minuman tonik,
bahan baku kosmetika, dan industry penyamakan.
Perkebunan Kina
Di Indonesia lokasi penanaman adalah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Sumatra Barat. Pohon kina tumbuh di daerah lembab dan
relatif dingin. Tumbuh optimum di ketinggian 1400 – 1700 dpl
Jika Anda ingin mengetahui adak detil dalam hal penanaman pohon kina, bahwa pembibitannya itu dengan cara stek sambung.
Pemeliharaan tanaman dengan penyulaman, penyiangan, pembubunan, dan
pemupukan. Jangan lupa disetiap usaha pertanian selalu ada hama untuk
kina adalah ulat dan penggerek, tentu ada cara pembasmiannya.
Tentang cara pemanenan, bagian yang dipanen adalah kulit batang,
dahan, cabang dan ranting. Bahwa panen dengan cara tebang ketika pohon
kina sudah berumur 9 – 11 tahun. yaitu caranya secara berurutan mulai
penebangan, terus diambil kulitnya yaitu dengan cara kulit dilepas dari
batang dengan cara dipukul-pukul.
Kemudian dilakukan pencucian kulit kina, lalu dijemur dibawah terik
matahari, atau memakai pemanasan dengan oven. Kemudian dilakukan
penyortiran dari kotoran-kotoran yang menempel.
Lanjutnya, kulit kering dikemas dalam karung atau wadah lain, tulis
identitas di bagian luar wadah mengenai nama bahan, kulit bagian mana,
nama dan lokasi, kemudian juga jumlah beratnya.
Tuan Belanda diatas punggung kuda di Perkebunan 1860 – 1900, COLLECTION TROPENMUSEUM
Kinine Fabriek
Pabrik Kina terlahir dengan nama “
Bandoengsche Kinine Fabriek”, pada zaman pendudukan Jepang namanya berubah menjadi “
Rikugun Kinine Seisohjo”, setelah merdeka perusahaan ini tahun 1958 dinasionalisasi, di bawah nama
PN. Farmasi dan Alat Kesehatan.
Tahun 1971 namanya diganti menjadi
PT (Persero) Kimia Farma, dimana Pabrik Kina Bandung menjadi unit Produksi Bandung.
Pembangunan pabrik ini tidak terlepas dari berkembangnya perkebunan kina di wilayah Jawa Barat pada akhir 1800-an. Adalah
Franz Wilhelm Junghuhn, seorang dokter ahli botani, yang pertama kali mengembangkan bibit tanaman kina di Priangan.
Pekerja perkebunan kina dan teh di Sedep Priangan siap untuk memuat potongan kayu kina 1920 – 1940 COLLECTIE TROPENMUSEUM.
Seorang pegawai sedang membuka kulit pohon kina dengan memakai bendo, riangan, 1945 – 1950. COLLECTIE TROPENMUSEUM.
Drying shed and packing house on a chinchona plantation, before 1930. COLECTIE TROPENMUSEUM.
Labourers packing chinchona bark for the medical industry 1940. COLLECTIE TROPENMUSEUM.
The quinine factory in Bandung, West-Java, 1900 – 1910. COLLECTIE TROPENMUSEUM.
Saat ini, tanaman kina yang dikelola PTPN VIII seluas 3.004,29 Ha
yang tersebar di 13 perkebunan. Kulit kina kering ini diproses menjadi
SQ-7 yaitu garam kina yang mengandung quinine sulphate, quinine
bisulphate, dan kandungan lain. Kini produksinya dilakukan oleh PT.
Sinkona Indonesia Lestari (
PT.SIL) sebagai anak perusahaan PTPN VIII. Produk perusahaan ini diekspor ke benua Eropa, Kanada dan Amerika
Bacaan:
Immage from KIT
Pdf Kina – Warintek
Pekebunan Nusantara VIII
Pangalengan Apa Adanya
Blog Prasetijo
Catatan Ide