Pesan Rahbar

Home » » Gadis-gadis Suriah, "Mangsa Empuk" sejumlah Orang Kaya Arab

Gadis-gadis Suriah, "Mangsa Empuk" sejumlah Orang Kaya Arab

Written By Unknown on Monday, 7 July 2014 | 11:33:00

Surat Kabar Independent:
Gadis-gadis Suriah, "Mangsa Empuk" sejumlah Orang Kaya Arab

"Kami mendengar banyak cerita tentang para broker yang mengambil gadis-gadis dari masyarakat Suriah dan melakukan perjodohan pernikahan untuk pria lokal dan pria-pria dari luar negeri. Dan pernikahan akan berjangka sangat pendek, hanya bisa bertahan 24 jam, hanya untuk memberikan perlindungan hukum untuk tujuan eksploitasi seks." 




Menurut Kantor Berita ABNA, Gadis-gadis muda Suriah yang keluarganya telah kehilangan segalanya karena tiga tahun kerusuhan di negara Arab itu telah menjadi korban eksploitasi seksual di negara-negara tetangga, khususnya oleh orang-orang kaya dari Arab Saudi.

Surat kabar Inggris, Independent pada Ahad 9/3) melaporkan bahwa konflik berkepanjangan di Suriah telah mengubah pengungsi-pengungsi wanita muda menjadi mangsa empuk bagi beberapa orang-orang kaya Arab, khususnya Arab Saudi.

Independent juga mengungkap kekhawatiran tentang eksploitasi seksual terhadap gadis-gadis Suriah yang mengungsi di Yordania.

Menurut surat kabar tersebut, para keluarga Suriah dipaksa untuk menikahkan anak-anak gadis mereka yang masih di bawah umur dengan warga lokal atau asing yang jauh lebih tua untuk memperoleh beberapa ribu dolar.

Berdasarkan laporan itu, pernikahan dini atau karena dipaksa tersebut dilakukan secara ilegal dan karena didorong oleh kebutuhan keuangan. Sebagian besar pernikahan itu hanya berumur pendek dan gadis-gadis malang itu kemudian dicampakkan begitu saja.

Dalam satu kasus, dilaporkan bahwa Nawar,17 tahun,dan adiknya Souza, 16 tahun, telah menikah dengan pria Arab Saudi yang jauh lebih tua, tetapi setelah 20 hari, kedua suami mereka menghilang begitu saja.

Amira Mohammed, seorang petugas penanggulangan perdagangan di Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), di Amman, ibukota Yordania, mengatakan, "Kami mendengar banyak cerita tentang para broker yang mengambil gadis-gadis dari masyarakat Suriah dan melakukan perjodohan pernikahan untuk pria lokal dan pria-pria dari luar negeri. Dan pernikahan akan berjangka sangat pendek, hanya bisa bertahan 24 jam, hanya untuk memberikan perlindungan hukum untuk tujuan eksploitasi seks." 

Ia menambahkan, eksploitasi seksual terhadap pengungsi-pengungsi perempuan biasa terjadi dalam situasi seperti ini.

"Pengungsi mendapati diri mereka dalam situasi di mana mereka menjual apa pun yang mereka miliki…," pungkasnya.

Disebutkan, sejak awal konflik berdarah di Suriah dari tiga tahun lalu yang dipicu kelompok teroris sampai saat ini telah menelan korban jiwa dari warga Suriah sebanyak 130 ribu jiwa dan jutaan harus terpaksa menjadi pengungsi di Negara-negara tetangga. 

Sumber: Abna
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: