11 Jul 2014
Lengkap sudah 7 bulan sejak pasukan Assad melancarkan operasi militer di Kota Aleppo yang dibarengi dengan penghancuran sistematis terhadap 3 kota terpadat di Suriah, korban tewas dan terluka mencapai ribuan jiwa, mayoritas adalah wanita dan anak-anak.
Titik balik kemenangan operasi militer Assad di pusat revolusi bagian utara Suriah adalah setelah mereka berhasil merebut wilayah Khanashir dan Safirah. Dengan dikuasainya dua wilayah tersebut, mereka dapat mengamankan jalur suplai dari bandara militer Hama yang melewati jalur selatan Aleppo menuju wilayah-wilayah lain. Kemudian operasi militer dilanjutkan dengan majunya pasukan yang besar secara serempak diiringi dengan perlindungan dari udara yang ketat menuju timur laut Aleppo, untuk membantu pertempuran di wilayah Syaikh Najjar, wilayah Shinaiyyah dan Penjara Pusat Aleppo.
Sedangkan para pejuang revolusi yang berada di Provinsi Aleppo terpecah konsentrasinya ke dua front pertempuran. Yang pertama adalah front pertempuran dengan Assad, yang kedua adalah front pertempuran dengan ISIS yang terus berusaha bergerak maju ke arah pesisir utara Provinsi Aleppo. Wilayah-wilayah pesisir utara Provinsi Aleppo ini telah dikuasai oleh para pejuang, sehingga serangan dari arah ini akan memiliki dampak yang signifikan bagi direbutnya kembali wilayah Tal Syaikh Yusuf, DesaHailan, Desa Barij, Penjara Pusat Aleppo dan dataran tinggi Thaanah oleh pasukan Assad.
Sementara itu, para pejuang berusaha untuk melemahkan kekuatan pasukan Assad dan berhasil membuat kemajuan yang signifikan dengan bergerak maju dari arah selatan Kota Aleppo untuk menggempur markas Intelejen Angkatan Udara dan Distrik Az Zahra. Namun kemajuan-kemajuan tersebut saat ini justru terhenti akibat kurangnya amunisi dan bahan peledak, pasalnya kini mayoritas amunisi dan bahan peledak telah dialihkan ke front pertempuran timur laut untuk menahan tekanan yang ada di sana.
Namun yang tidak diperhitungkan adalah, pasukan Assad berhasil menguasai Desa Rahmaniyah dan Desa Muqbilah yang terletak di timur laut Aleppo tanpa ada perlawanan sedikitpun. Kedua desa tersebut terletak persis bersebelahan dengan wilayah-wilayah kekuasaan Jamaah Daulah, yaitu bukit Shamir dan Desa Maran, sehingga hal ini memaksa para pejuang yang tengah bersiaga di wilayah Shinaiyah untuk mengosongkannya dan menangani kecerobohan ini. Karena jika pasukan Assad berhasil menguasai kedua desa tersebut, mereka akan mampu membumi hanguskan dataran-dataran tinggi yang ada di sana.
Seorang sumber lapangan dari Ruang Operasi Gabungan Penduduk Syam mengatakan kepada situs Durar Syamiyah, bahwa para pejuang revolusi telah mengumpulkan kekuatan dan menyerang Desa Rahmaniyah, serta berhasil membunuh sejumlah besar pasukan Assad yang di sana.
Dirinya menambahkan bahwa mereka telah mendapatkan kembali kontrol mereka terhadap Desa Rahmaniyah dan kini tengah mengepung Desa Muqbilah, namun mereka masih belum mampu untuk menghadapi persenjataan berat yang digunakan pasukan rezim, dan mereka mengalami kekurangan amunisi untuk senapan mesin kelas berat dan kelas menengah yang sangat diperlukan untuk menghadapi pasukan infanteri.
Sumber ini menjelaskan lebih lanjut, bahwa iring-iringan pasukan yang menyerang wilayah Shinaiyah turun dari bukit Thaanah di depan mata mereka, dan mereka tidak dapat berbuat apapun kecuali sekedar melepaskan tembakan dengan senapan serbu ringan saja. Ia mengatakan bahwa sekarang para pejuang harus menyusun barisan mereka dari awal, dan tidak akan berhenti untuk berjuang mengembalikan apa yang hilang dari mereka, namun sesuai dengan kapasitas mereka, karena mereka baru saja mengalami penurunan yang signifikan dan dramatis. Ia juga menegaskan bahwa tujuan pasukan Assad adalah mengepung Aleppo, yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari kamp pengungsian Handarat dan wilayah Kulliyah Al Mashah, namun Insya Allah mereka akan gagal.
Apa yang dialami Aleppo ini tidaklah berlalu begitu saja dan luput dari perhatian teman-teman di Idlib, berbagai kelompok di Idlib seperti Jabhah Islamiyah, Faylaq Syam, Liwa’ Fursan Haq, Jabhah Tsawwar Suriah, Firqah 13, Firqah 101 dan Jabhah Nushrah merasa khawatir, maka mereka mengumumkan pembentukan pasukan yang terdiri dari 600 orang pejuang, kelompok ini masih bersifat rintisan dan menerima pasukan tambahan, ia dipimpin oleh komando militer yang independen, misinya adalah masuk dan membantu Aleppo agar terbebas dari kepungan pasukan Assad, dan Jamaah Daulah yang dilancarkan secara bersamaan.
Sesungguhnya Aleppo adalah alarm tanda bahaya bagi revolusi rakyat Suriah. Apa yang terjadi di seluruh front-front pertempurannya pada hari ini dianggap penting, terutama ia kini tengah memasuki satu periode dari serangkaian periode kemenganan. Tinggallah tantangan terbesar yang tersisa di depan mata, yaitu menyingkirkan momok pengepungan, dan menggagalkan skema menguasai perkotaan melalui jalur pedesaan yang sedang diterapkan oleh pasukan Assad.
(AFP/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email