Mazhab Ja'fari atau Mazhab Dua Belas Imam (Itsna 'Asyariah) adalah mazhab dengan penganut yang terbesar dalam Muslim Syi'ah. Dinisbatkan kepada Imam ke-6, yaitu Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-Asykari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kadzim bin Ja'far ash-Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab resmi dari Negara Republik Islam Iran.
Bagian dari artikel tentang
Imam Syi'ah
Dua Belas Imam
Ali bin Abi Thalib
Hasan al-Mujtaba
Husain asy-Syahid
Ali Zainal Abidin
Muhammad al-Baqir
Ja'far ash-Shadiq
Musa al-Kadzim
Ali ar-Ridha
Muhammad al-Jawad
Ali al-Hadi
Hasan al-Askari
Muhammad al-Mahdi
Dua belas Imam (Bahasa Arab: اثنا عشرية - Ithnāˤashariyya) adalah cabang dari ajaran Syiah yang memiliki pengikut terbanyak. Mereka yang mengikuti ajaran yang disebut sebagai Syiah Imamiyah ini mempercayai bahwa mereka mempunyai 12 orang pemimpin, yang pemimpin pertamanya adalah Imam Ali ra. dan pemimpin terakhir mereka adalah Imam Mahdi Al-Muntazhar (Imam Mahdi yang ditunggu), seorang Imam yang muncul pada tahun 868 dan kemudian menghilang. Para pengikut Itsna Asyariyyah yakin bahwa Imam Mahdi akan kembali untuk menghadapi dajjal dan akan membangun pemerintahan Islam.
Seorang mullah sedang berada di sebuah Imamzadeh di Tabriz, Iran
Aliran Itsna Asyariyyah tidak membolehkan taklid (keyakinan yang buta), tapi setiap mereka yang sudah mukallaf harus mengetahui keyakinan yang sudah ditentukan:
Syi ‘ah didirikan oleh Nabi Muhammad sejak awal misinya.
Syi’ah artinya `para pengikut’ dan secara khusus dimaksudkan untuk’para pengikut Ali’. Mazhab pemikiran Syi ‘ah, sebenarnya didirikan oleh Nabi Muhammad sejak awal misinya.
Dua hadis berikut dicatat, secara beriringan, dalam Tarikh at-Thabari yang merupakan salah satu kitab sejarah penting bagi Sunni. Di samping Thabari, banyak ahli sejarah, ahli hadis dan ahli tafsir Quran dari kalangan Sunni mencatat hadis ini dalam kitab-kitab mereka. Dua hadis tersebut secara gamblang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW, atas perintah Allah, telah mengenalkan Ali sebagai penggantinya bahkan pada khutbah pembukaan pertamanya kepada masyarakat.
Diriwayatkan Ibnu Humaid, dari Salamah, dari Muhammad Ihim Ishaq, dari Abdul Ghaffar bin Qasim dari Minhal bin Amr, dari Abdullah bin Haris bin Naufal bin Haris bin Abdul Muththalib, dari Abdullah bin Abbas dari Ali bin Abi thalib :
Ketika ayat “dan berilah peringatan kepada kerabat terdekatmu.” (QS. asy-Syu’ara : 214) turun kepada Nabi Muhammad, ia memanggilku dan berkata: “Ali, Allah memerintahku untuk memberi peringatan kuhWa kerabat terdekatku. Aku memiliki kesulitan dengan hal. ini, karma apabila aku bicarakan hal. ini kepada mereka, mereka akan memberi jawaban yang tidak akan aku sukai. Aku tetap berdiam diri hingga Jibril datang padaku dan berkata: ‘Jika engkau tidak nielaksanakan apa yang telah di perintahkan kepadamu, Allah akan mnghukummu.’ Oleh karenanya siapkanlah sejumlah gandum bagi kami, lalu tambahkan daging kaki kambing, isilah mangkuk*mangkuk besar dengan susu kemudian undanglah putra-putra Abdul Muththalib agar aku dapat berbicara kepada mereka apa yang telah diperintahkan Allah kepadaku.”
“Aku melaksanakan apa yang ia perintahkan. Saat itu jumlah mereka kurang lebih 40 orang lelaki, termasuk di antaranya Abu thalib, Hamzah, Abbas, dan Abu Lahab. Ketika mereka telah herkumpul ia memanggilku untuk membawa makanan yang telah aku siapkan. Aku membawanya, dan ketika aku meletakkan makanan tersebut, Nabi mengambil sekerat daging, merobek dcngan giginya dan meletakkannya di piring. Kemudian ia berkata: ‘Makanlah dengan nama Allah!’ Mereka makan hingga mereka tiHak dapat memakannya lagi, sedang makanan itu tetap utuh. Aku bersumpah kepada Allah, yang di tangan-Nya tergenggam jiwa AI i, seorang lelaki dapat makan dengan jumlah makanan yang aku aiapkan. Kemudian ia berkata: ‘Berilah mereka minum!’ Lalu aku pun membawakan minum bagi mereka hingga mereka kenyang, d,n aku bersumpah kepada Allah bahwa seorang lelaki dapat minum begitu banyak. Ketika Nabi akan berbicara kepada mereka, Abu lahab menyelanya dan berkata:’Tamumu ini lama berada disini, karena telah memesonakan dirimu.’ Mereka pergi tanpa Nabi ”
“Hari berikutnya ia berkata kepadaku: Ali, lelaki ini telah menyela apa yang aku katakan sehingga orang – orang pergi sebelum aku sempat berkata – kata. Siapkanlah makanan yang sama seperti yang kau siapkan di hari kemarin, dan undanglah mereka kemari Aku melakukan apa yang ia perintahkan, membawakan makanan untuk mereka ketika ia memanggilku. la melakukan seperti hari kemarin dan mereka makan hingga mereka tak dapat makan lagi. Kemudian ia berkata: `Bawakan mangkuknya!’ dan mereka minum hingga perut mereka penuh.”
“Lalu ia berkata kepada mereka: ‘Bani Abdul Muththalib, adakah seorang lelaki muda Arab yang telah membawa bagi kaumnya sesuatu yang lebih baik yang telah aku bawa buat kalian. Aku membawa yang paling baik dari dunia ini dan dunia akhirat, karena Allah memerintahkanku untuk mengumpulkan kalian. Siapa dari kalian yang akan membantuku dalam urusan ini, ia akan menjadi saudaraku, pendampingku (wali), penerusku (khalifah) di antara kalian.
Mereka semua diam, dan meskipun aku paling muda, aku berkata: “Aku akan menjadi pembantumu, Ya Rasulullah.” la meletakkan tangannya di pundakku dan berkata, “Inilah saudaraku, pendampingku (wasi), dan penerus (khalifah) di antara kalian, maka dengarkanlah ia dan taatilah ia.” Mereka berdiri sambil tertawa dan berkata kepada Abu Thalib, “la memerintahkanmu untuk menaati putramu dan menaatinya!”
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh pemuka-pemuka terkenal Sunni seperti Muhammad bin Ishaq, Ibnu Abu Hatim, dan Ibnu Mardawaih. Hal. ini juga dicatat oleh banyak para orientalis, seperti T. Carlyle, E. Gibbon, J. Davenport, dan W. Irving.
Kalaupun kita mengikuti Ali, itu karena Nabi Muhammad meminta kita untuk mengikutinya. Selain itu, apa pun yang dikatakan Ali adalah ajaran asli dan ucapan Nabi Muhammad SAW dan apa pun yang dikatakan Nabi adalah ajaran asli dan firman Allah SWT. Hal. ini disebahkan karena Nabi Muhammad dan para Imam adalah orang-orang suci mereka tidak mengucapkan satu hal pun yang bertentangan dengan apa yang telah Allah perintahkan.
Hadis berikut dalam Tarikh at-Thabari menyatakan bahwa bahwa diriwayatkan dari Zakaria bin Yahya Darir, dari Affan bin Muslim, dari nlm Awanah, dari Utsman bin Mughirah, dari Abu Shadiq, dari Rabiah bin Najid:
Seorang lelaki berkata kepada Ali: “Hai penumpin orang-orang heriman, bagaimana kiranya engkau menjadi pewaris sepupumu di luar garis keturunan pamanmu?” Ali berdeham tiga kali hingga setiap orang menoleh padanya dan memasang telinga mereka. “Nabi mengundang seluruh keluarga Abdul Muththalib, termasuk juga kerabat dekatnya, untuk makan daging kambing yang usianya satu tahun dan minum susu.
la pun menghidangkan sejumlah gandum. Mereka makan hingga perut mereka kenyang, sedang makanan masih utuh seolah-olah makanan itu belum disentuh dan minum hingga mereka tidak dapat minum lagi, tetapi minuman itu seolah-olah tidak diminum belum tersentuh. Kemudian Nabi berkata: ‘Bani Abdul Muththalib, aku telah menyampaikan kepada masyarakat secara umum dan kepada kalian secara khusus. Sekarang kalian melihat apa yang telah kalian lihat, siapakah dari kalian yang akan bersumpah setia kepadaku untuk menjadi saudaraku, sahabatku dan pewarisku?’ Tak seorangpun berdiri, lalu aku berdiri di hadapannya meski aku orang termuda. la menyuruh untuk duduk. la mengulang ucapan tersebut tiga kali, sedang aku selalu berdiri ketika ia berkata dan memintaku untuk duduk. Pada kali ketiga, ia memegang tanganku. Itulah mengapa aku menjadi I,owaris sepupuku di luar garis keturunan pamanku.”
Imam Ali Menolak Mengikuti Abubakar dan Umar.
Pada masa Nabi Muhammad masih hidup, beliau adalah pimpinan umat baik dalam urusan ibadah (imam dalam salat), politik (pemimpin perang), administrasi (mengatur urusan zakat serta kerjasama dg kerajaan lain), hakim (penegak dan pemutus hukum), dst. Umar berkuasa selama 10 tahun dan meninggal dibunuh oleh seorang budak suruhan. Dalam keadaan sekarat Umar sempat menunjuk 6 orang untuk berembuk memilih sendiri diantara mereka sebagai pengganti beliau. Diantara 6 orang ini adalah Usman dan Ali. Karena Usman bersedia meneruskan kebijakan-kebijakan Abu Bakar dan Umar (kebijakan dalam banyak urusan termasuk masalah pembagian pensiun bagi para mantan istri), maka Usman terpilih. Sementara Ali tidak bersedia berjanji demikian.
Khalifah Versi Golongan Ali ( Mazhab 12 Imam )
Riwayat-riwayat yang dijelaskan dalam kitab-kitab Ahlusunnah adalah sebaik-baik jalan untuk menetapkan imâmah Imam Ali bin Abi Thalib As bagi saudara-saudara yang bermazhab Ahlusunnah.
Yang menunjuk pemimpin/Imam itu adalah Allah SWT, sesuai dgn ayat:
Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu Imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.(QS.Al Baqarah 2:124).
Sesungguhnya Pemimpin Kalian…
Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat pada saat mereka ruku. Dan barang siapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang – orang beriman sebagai pemimpin, sesungguhnya golongan Allah-lah yang akan menang. (QS. al-Maidah: 55-56).
Telah disepakati bahwa ayat tersebut turun berkenan dengan Ali saat ia menyedekahkan cincinnya saat ia sedang ruku. Hal ini pun secara berturut-turut shahih berdasarkan 12 imam.
Nabi saw bersabda:”Agama akan selalu tegak sampai hari kiamat di bawah kepepimpinan 12 khalifah, mereka semua dari suku quraisy.” (Shahih Muslim jilid 2, bab manusia mengikutiQurasy). Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang mati dan belum mengenal Imam zamannya, maka matinya mati jahiliyah.” ( Hadis ini dapat kita jumpai dalam: Shahih Bukhari jilid 5, halaman 13, bab Fitan. Shahih Muslim, jilid 6, halaman 21, hadis ke 1849. Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, jilid 12,halaman 440. Musnad Ahmad, jilid 2, halaman 83; jilid 4, halaman 96. Sunan Al-Baihaqi,jilid 8, halaman 156. Mustadrak Al-Hakim, jilid 1, halaman 77).
siapakah yang dimaksud dengan 12 khalifah itu?
Syi’ah percaya bahwa penerus Rasul harus yang punya hubungan darah dekat, yakni sayidina Ali (sepupu Rasul sekaligus menantu). Inilah yang selanjutnya berkembang menjadi golongan Syiah sampai sekarang.
Saat kembali dari haji Wada’ dan di padang sahara Ghadir Khum dengan cara yang sangat sempurna Rasulullah Saw melantik imam Ali as sebagai pengganti. Syi’ah mengatakan bahwa Sayyidina Ali telah mendapat wasiat dan perintah Rasulullah agar beliau menjadi penggantinya sebagai Khalifah.
Kisah Ghadir Khum pd Haji Wada’ yg banyak di riwayatkan oleh para ahli sejarah, kedudukannya diatas mutawatir (setahu gue tidak ada, atau gue belum dengar ada yg mendhaifkan apalagi mengatakan kisah palsu mengenai Ghadir Khum).
Sunni mengatakan bahwa kejadian Ghadir Khum adalah penegasan saja bahwa Imam Ali as adalah saudara, menantu dsb (artinya orang yg dekat Nabi saw tp bukan menunjukkan pengganti beliau saat di Ghadir Khum), jd tambah aneh, ngapain (bahkan bisa dibilang sesuatu yg sia2 Nabi SAW melaukan hal tsb-SubhanaAllah yg tidak mungkin dilakukan Nabi SAW yg maksum yg perkataanya adalah wahyu) jk hanya memberitahukan mengenai hubungan kekerabatan Nabi SAW dgn Imam Ali as, semua juga tahu kok hub Nabi SAW dgn Imam Ali as, buat apa mengumpulkan seluruh umat yg ikut haji wada’, ditengah gurun, saat matahari sedang memuncak teriknya, hanya memberitahukan hal yg tidak ada guna.
Sesuai hadis Tsaqalain, Al-Quran dan Ahlu bait merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, keduanya adalah pusaka nabi saw yang diwariskan kepada para umatnya, pusaka yang sanggup menjaga umat akhir zaman dari berbagai bahaya yang datang menghadang, baik bahaya ideology, budaya, atau yang lain yang dilancarkan musuh-musuh pengikut agama yang benar.
Dari riwayat Tsaqlain dapat dipahami bahwa keduanya Al-Quran dan Al-Itrah memberikan andil yang sama dalam memberikan petunjuk kepada manusia, keduanya lentera dan lampu yang menerangi jalan manusia guna menggapai tujuan penciptaannya, menuju dan mendekat kepada sang kekasih sejati.
TAHUN LAHiR DAN WAFAT 12 KHALiFAH Syi’AH iMAMiYAH.
Inilah Tahun Lahir dan wafat Khulafaur rasyidin Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariah ( kecuali Imam Mahdi ) :
1.KHALiFAH Ali bin Abi Thalib : 600–661 M atau 23–40 H.
Imam pertama dan pengganti yang berhak atas kekuasaan Nabi Muhammad saw. ..Dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij di Kufah, Irak. Imam Ali ra. ditusuk dengan pisau beracun..
Pembunuhan beliau akibat politik adu domba (devide it impera) yang dilakukan Mu’awiyah bin Abu Sofyan untuk memecah belah pendukung Imam Ali.
Padahal meninggal kan itrah ahlul bait = meninggal kan QURAN, itrah ahlul bait dan Quran adalah satu tak terpisahkan ! Aswaja Sunni meninggalkan hadis 12 imam lalu berpedoman pada sahabat yang cuma sebentar kenal Nabi seperti Abu hurairah dan ibnu Umar.
Menurut ajaran sunni :
- Imam Ali berijtihad
- Mu’awiyah berijtihad
- Jadi keduanya benar ! Pihak yang salah dapat satu pahala ! Pihak yang benar ijtihad dapat dua pahala
Ajaran sunni tersebut PALSU !!
Ijtihad yang salah lalu si mujtahid berpahala hanya pada PERKARA/MASALAH yang belum ada nash yang terang, misal :Apa hukum melakukan bayi tabung pada pasangan suami isteri yang baru setahun nikah dan belum punya anak ??
Mu’awiyah membunuh orang tak berdosa, Aisyah membunuh orang yang tak berdosa !! Dalam hukum Allah SWT : “”hukum membunuh orang yang tak berdosa adalah haram”” ( nash/dalil nya sudah terang dan jelas tanpa khilafiyah apapun yaitu QS.An Nisa ayat 93 dan Qs. Al hujurat ayat 9 ) … Membunuh sudah jelas haram, jika saya membunuh ayah ibu anda yang tidak berdosa lalu saya katakan bahwa saya salah ijtihad, apakah murid TK tidak akan tertawa ???????
Nabi SAW saja pernah bersabda : “” Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangan nya”” … Tidak ada istilah kebal hukum didepan Nabi SAW.
saudaraku….
Tanggapan syi’ah tentang bai’at Imam Ali :
Imam Ali r.a dan Syiah membai’at Abubakar sebagai sahabat besar dan pemimpin Negara secara the facto, seperti hal nya anda mengakui SBY sebagai Presiden R.I… Saudaraku..
- Imam Ali terpaksa membai’at Abubakar karena ingin memelihara umat agar tidak mati sia sia dalam perang saudara melawan Pasukan Abubakar dibawah pimpinan Khalid Bin Walid yang haus darah
- Dengan mengalah Imam Ali telah menyelamatkan umat Islam dari kehancuran..Kalau perang saudara terjadi dan imam Ali tidak membai’at Abubakar maka tidak ada lagi Islam seperti yang sekarang ini.
Akan tetapi…..
syi’ah dan Imam Ali tidak mengakui tiga khalifah sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin negara secara yuridis ( imamah ) seperti halnya anda menginginkan Presiden R.I mestinya adalah orang yang berhukum dengan hukum Allah..Karena keimamam itu bukanlah berdasarkan pemilihan sahabat Nabi SAW, tapi berdasarkan Nash dari Rasulullah SAW… Apa bukti Ahlul bait sampai matipun menolak Abubakar sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin negara secara yuridis ??? Ya, buktinya Sayyidah FAtimah sampai mati pun tidak mau memaafkan Abubakar dan Umar cs.
2.KHALiFAH Hasan bin Ali : 624–680 M atau 3–50 H.
Diracuni oleh istrinya di Madinah atas perintah dari Muawiyah I
Hasan bin Ali adalah cucu tertua Nabi Muhammad lewat Fatimah az-Zahra. Hasan menggantikan kekuasaan ayahnya sebagai khalifah di Kufah. Berdasarkan perjanjian dengan Muawiyah I, Hasan kemudian melepaskan kekuasaannya atas Irak
3.KHALiFAH Husain bin Ali : 626–680 M atau 4–61 H.
Husain adalah cucu dari Nabi Muhammad saw. yang dibunuh ketika dalam perjalanan ke Kufah di Karbala. Husain dibunuh karena menentang Yazid bin Muawiyah..Dibunuh dan dipenggal kepalanya di Karbala.
4.KHALiFAH Ali bin Husain : 658-712 M atau 38-95 H.
Pengarang buku Shahifah as-Sajadiyyah yang merupakan buku penting dalam ajaran Syi’ah…wafat karena diracuni oleh orang suruhan Khalifah al-Walid di Madinah,
5.KHALiFAH Muhammad al-Baqir : 677–732 M atau 57–114 H.
Muhammad al-Baqir diracuni oleh Ibrahim bin Walid di Madinah, Arab Saudi, atas perintah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
6. KHALiFAH Ja’far ash-Shadiq : 702–765 M atau 83–148 H.
beliau diracuni atas perintah Khalifah al-Mansur di Madinah..Beliau mendirikan ajaran Ja’fariyyah dan mengembangkan ajaran Syi’ah. Ia mengajari banyak murid dalam berbagai bidang, diantaranya Imam Abu Hanifah dalam fiqih, dan Jabar Ibnu Hayyan dalam alkimia.
7.KHALiFAH Musa al-Kadzim : 744–799 M –atau 128–183 H.
Dipenjara dan diracuni oleh Harun ar-Rashid di Baghdad
8.KHALiFAH Ali ar-Ridha : 765–817 atau 148–203 H.
beliau diracuni oleh Khalifah al-Ma’mun di Mashhad, Iran.
9.KHALiFAH Muhammad al-Jawad : 810–835 M atau 195–220 H.
Diracuni oleh istrinya, anak dari al-Ma’mun di Baghdad, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tashim.
10.KHALiFAH Ali al-Hadi : 827–868 M atau 212–254 H.
beliau diracuni di Samarra atas perintah Khalifah al-Mu’tazz
11.KHALiFAH Hasan al-Asykari : 846–874 M atau 232–260 H.
beliau diracuni di Samarra, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tamid.
Pada masanya, umat Syi’ah ditekan dan dibatasi luar biasa oleh Kekhalifahan Abbasiyah dibawah tangan al-Mu’tamid
12.KHALiFAH Mahdi : Lahir tahun 868 M atau 255 H
beliau adalah imam saat ini dan dialah Imam Mahdi yang dijanjikan yang akan muncul menjelang akhir zaman.. Sebelum beliau muncul, Iran menyiapkan “Fakih yang adil” sebagai pengganti sementara, misal : Ayatullah Ali Khamenei.
MENGENAI AKIDAH 12 IMAM.
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”(Al-Quran Surah Al-Qalam ayat 10-11)
Di antara propaganda busuk yang selama ini disebarkan melalui mulut dan situs-situs kotor kaum Wahabi adalah tuduhan bahwa akidah 12 Imam (pemimpin) yang dianut Muslim Syiah berasal dari ajaran Yahudi dan Nasrani. Dengan panjang lebar mereka memfitnah bahwa keyakinan 12 imam yang dianut Muslim Syiah diambil dari keyakinan Yahudi dan Nasrani. Benarkah? Jika Anda membaca tulisan dan tuduhan-tuduhan mereka itu, Anda akan segera melihat kedangkalan pemikiran kaum Wahabi. Argumen-argumen yang mereka gunakan untuk menyebar fitnah keji tersebut terlihat sedemikian naif dan rapuh. Saya akan bertanya kepada mereka: Apakah jika kaum Yahudi meyakini bahwa khitan itu wajib lalu dengan serta merta Anda menuduh bahwa keyakinan Islam atas kewajiban khitan (atas laki-laki) juga merupakan peniruan dari keyakinan kaum Yahudi dan Nasrani?Baca selanjutnya
Apakah jika kaum Nasrani mengajarkan agar mengasihi orang-orang miskin dan kaum Muslim juga melakukan hal yang sama, maka berarti kaum Muslim mengambil ajaran seperti ini dari kaum Nasrani? Tentu saja tidak! Dan cara berpikir seperti ini makin memperjelas kebodohan dan kedunguan kaum Wahabi. Lalu darimanakah sebenarnya ajaran berimam dengan 12 imam itu berasal?
HADIS HADIS TENTANG 12 IMAM.
Walaupun Muslim Syiah tidak menggunakan dasar-dasar keyakinan mereka dengan hadis-hadis yang biasa digunakan saudara mereka Muslim Sunni, namun ternyata hal itu pun tercatat pada banyak hadis-hadis Sunni. Yang sering saya herankan adalah tingkah “ustadz-ustadz” Wahabi yang sok tahu tentang keyakinan Muslim Syiah tanpa mempelajari terlebih dahulu apa yang mendasari keyakinan Muslim Syiah. Begitu pun terhadap muslim lainnya, dengan gegabah dan serampangan mereka melancarkan berbagai tuduhan dan fitnah keji. Seperti keyakinan atas 12 imam yang dianut Muslim Syiah, seharusnya mereka mengetahui bahwa hadis-hadis tentang 12 imam atau khalifah itu ternyata juga terdapat di dalam hadis-hadis Ahlus Sunnah yang diyakini berasal dari Rasulullah saw. Hadis-hadis ini terdapat diriwayatkan di dalam berbagai kitab Sunni seperti : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Tirmidzi, Sunan Abu Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
Jika mereka tidak mengetahui hal ini, mengapa begitu cepat dan mudahnya tuduhan-tuduhan keji dilemparkan kepada saudara Muslim mereka sendiri? Jika mereka mengetahui hal ini, bukankah berarti mereka telah menyebarkan kebohongan di antara umat Muslim lainnya? Kami berlindung kepada Allah Swt dari perbuatan-perbuatan semacam ini!
Sekarang kita lihat dari mana sebenarnya sumber pemikiran Muslim Syiah tentang 12 Imam berasal?
1. Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari Jabir bin Samrah, ia berkata: Aku bersama ayahku menemui Rasulullah Saw, lalu aku mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir sebelum 12 orang khalifah (pemimpin) memerintah mereka.” Kemudian beliau berbicara dengan suara perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari kaum Quraisy. 1]
Memang ada perbedaan kata imam dan khalifah di sini, namun jika kita teliti ternyata kedua-duanya bermakna : pemimpin. 2]
2. Dengan teks yang berbeda Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya yang juga dari Jabir bin Samurah, yang mengatakan : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Islam akan tetap jaya sampai ada 12 khalifah.” Kemudian Rasulullah Saw mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Lalu aku bertanya kepada ayahku : Apa yang beliau katakan? Ayahku mengatakan : mereka (ke-12 khalifah) itu berasal dari kaum Quraisy. 3]
3. Diriwayatkan dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqas yang mengatakan : Aku menulis (sebuah surat) untuk Jabir bin Samurah dan mengirimkannya melalui pelayanku, Nafi’, untuk meminta kepadanya (Jabir bin Samurah) agar memberitahu kepadaku sesuatu yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw. Dia (Jabir) menulis (surat jawaban) kepadaku : Aku telah mendengar Rasulullah Saw, pada Jumat malam, pada hari al-Aslami dihukum rajam sampai mati (karena berzina): (Rasulullah Saw bersabda) : Islam akan tetap tegak sampai Hari Kiamat, atau kalian akan diperintah oleh 12 khalifah, mereka semua berasal dari Quraisy…” 4]
4. Juga diriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang mengatakan : Aku pergi bersama ayahku menemui Rasulullah Saw dan kudengar beliau bersabda: Agama ini akan tetap bertahan, kokoh dan jaya sampai berlangsung 12 khalifah. Kemudian beliau menambahkan kata-kata yang tak dapat kutangkap karena suara berisik banyak orang. Lalu kutanyakan kepada ayahku: Apa yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Beliau mengatakan semua khalifah itu berasal dari Quraisy. 5]
5. Dengan teks yang hampir sama. 6]
6. Idem 7]
Hadis-hadis yang diungkapkan di atas belumlah seluruhnya. Masih banyak hadis lainnya yang bernada serupa namun karena keterbnatasan waktu dan ruang di sini maka saya kira semua informasi itu sudah lebih dari cukup. Lalu pertanyaan saya : Apakah hadis-hadsi yang sedemikian banyak dan shahih ini tidak pernah dibaca oleh “ustadz-ustadz” Wahabi itu? Jika belum, maka saya sarankan mereka untuk lebih banyak memperdalam terlebih dahulu ketimbang berfatwa serampangan dan melakukan adu domba antar umat Islam. Ingatlah hadis Nabi Saw yang dirwayatkan oleh syaikhan : “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (al-Nammâm)” 8]
Seperti sudah kita yakini bersama bahwa jika seseorang benar-benar memperdalam pengetahuan agamanya dengan cara yang benar, mestinya dia akan menjadi semakin arif dan semakin toleran terhadap pemikiran dan keyakinan orang lain. Namun jika seseorang “memperdalam” agamanya lalu dia menjadi sedemikian fanatik dan tidak toleran maka bisa dipastikan telah terjadi penyimpangan di dalam penanaman “pengetahuan”. Seperti yang saya ketahui, bahwa umumnya penyimpangan terjadi karena pengetahuan agama yag diajarkan tidak secara alami, yaitu dengan cara indoktrinasi atau brain-washing; atau dengan kata lain doktrin-doktrin “agama” dijejalkan secara paksa dan sistematis. 9]
Akhirnya dari sebagian hadis shahih yang saya ungkapkan di atas dapat kita ketahui bahwa keyakinan 12 imam yang dianut oleh Muslim Syiah bukanlah berasal dari Yahudi maupun Nasrani seperti yang disebarkan oleh kaum Wahabi yang kita yakini adalah antek-antek AS dan Zionis Israel. Mereka inilah cikal bakal kaum teroris al-Qaeda yang tersebar di seluruh dunia. Mereka didoktrin, dicuci otak dan pikiran mereka dimanipulasi untuk menyebarkan teror dan adu domba antar kaum Muslim di dunia. Kita melihat sendiri bahwa hadis-hadis yang diungkapkan di atas adalah sabda-sabda Rasul Saw yang memang benar-benar terdapat di dalam literatur Islam. Akhirnya tulisan ini saya tutup dengan doa: semoga mereka, kaum Wahabi yang membaca tulisan ini segera merekonstruksi pemikiran mereka.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah jua!
Catatan kaki :
1. Hadis ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering mengkaji hadis-hadis Bukhari Muslim, namun anehnya para “ustadz” Wahabi seolah-olah tidak pernah mendengar hadis ini sehingga dengan nekadnya mencerca Muslim Syiah bahwa mereka (Muslim Syiah) mengambil akidah 12 imam dari Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu saya persilahkan pembaca membuka kitab hadis :
- Shahih Bukhari, hadis no. 6682.
- Shahih Muslim, Bab Imarah, hadis no. 3393
- Al-Tirmidzi, hadis no. 2149
- Abu Dawud, Bab al-Mahdi, hadis no. 3731
- Ahmad bin Hanbal, Bab 5, hlm. 87, 90, 92, 95, 97, 99, 100, 101, 106, 107, 108.
Hadis di atas saya kutip dari situs Kerajaan Saudi yang bermazhab Wahabi dan insya Allah Anda bisa langsung mengkliknya :
http://hadith.al-islam.com/bayan/display.asp?Lang=ind&ID=1060
2. Kata al-khilafah bermakna al-niyabah ‘an al-ghayr atau pengggantian juga berarti : al-imamah al-‘uzhma atau kekhalifahan atau kepemimpinan yang agung. Lihat Kamus al-Munawwir hlm. 393, Catakan th. 1984. Contoh faktualnya adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diangkat sebagai khalifah. Dan di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Inilah dia saudaraku, penerima wasiatku (al-washî) dan khalifahku (khalîfatî)…”
Rujukan :
- Târikh al-Thabarî Jil. 2, hlm. 319, dan
- al-Kâmil fî al-Târikh li Ibni al-Atsîr Jil. 2 hlm. 63.
Sementara itu dikalangan Muslim Syiah, Sayyidina Ali juga dianggap sebagai salah seorang dari 12 imam mereka.
3. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4480
4. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4483
5. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4482
6. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4481
7. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4477
8. Shahih Bukhari, Muslim, Abu dawud dan Tirmidzi dari sahabat Hudzaifah al-Yamani. Al-Dzahabi memasukkan dosa nammâm atau namîmah (mengadu domba) sebagai salah satu dari dosa-dosa besar. Lihat kitab al-Kabâir karangan Muhammad bin ‘Utsman al-Dzhaby.
9. Metode inilah yang digunakan CIA di dalam menyuci otak para teroris al-Qaeda di kamp-kamp mereka yang tersebar di seluruh dunia termasuk di Guantanamo. Begitulah yang terjadi di Afghanistan, Pakistan, dan di Philipina. Yang sangat aneh, ketika tempat-tempat pelatihan senjata para teroris sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, namun AS justru menyerang ke tempat-tempat lain yang bukan tempat latihan perang para teroris. Terakhir terungkap bahwa pihak Australia mengakui bahwa motif Amerika Serikat menyerang Irak bukanlah teroris atau Saddam tetapi minyak. Inilah bukti kebusukkan dan kejahatan AS dan sekutu-sekutunya
———————————————————————————————————
Dua Belas Imam.
Imam Syi'ah
Dua Belas Imam
Ali bin Abi Thalib
Hasan al-Mujtaba
Husain asy-Syahid
Ali Zainal Abidin
Muhammad al-Baqir
Ja'far ash-Shadiq
Musa al-Kadzim
Ali ar-Ridha
Muhammad al-Jawad
Ali al-Hadi
Hasan al-Askari
Muhammad al-Mahdi
Dua belas Imam (Bahasa Arab: اثنا عشرية - Ithnāˤashariyya) adalah cabang dari ajaran Syiah yang memiliki pengikut terbanyak. Mereka yang mengikuti ajaran yang disebut sebagai Syiah Imamiyah ini mempercayai bahwa mereka mempunyai 12 orang pemimpin, yang pemimpin pertamanya adalah Imam Ali ra. dan pemimpin terakhir mereka adalah Imam Mahdi Al-Muntazhar (Imam Mahdi yang ditunggu), seorang Imam yang muncul pada tahun 868 dan kemudian menghilang. Para pengikut Itsna Asyariyyah yakin bahwa Imam Mahdi akan kembali untuk menghadapi dajjal dan akan membangun pemerintahan Islam.
Keyakinan Itsna Asyariyyah.
Syariah dalam Itsna Asyariyyah.
Para pengikut ajaran Syi'ah Itsna Asyariyyah mendasarkan hukum mereka (Syariah) pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul. Perbedaan antara hukum syariah Sunni dan Syiah terletak pada keyakinan bahwa Nabi Muhammad memberikan Ali ra. sebagai pemimpin pertama setelah Nabi Muhammad saw. Lebih lanjut, menurut pengikut Syi'ah Itsna Asyariyyah, bahwa Imam atau pemimpin umat tidaklah dapat dipilih oleh manusia secara demokrasi (pemilu). Imam adalah jabatan langsung dari Allah swt. Sedangkan pengikut Sunni percaya bahwa pemimpin umat dipilih dengan pemilu dan yang memiliki suara terbanyaklah yang menjadi pemimpin (khalifah). Perbedaan inilah yang membuat Syi'ah dan Sunni menjadi terpecah. Berikut ini adalah perbedaan lain dalam masalah Syari'ah antara Syi'ah dan Sunni:- Mengambil hadits dari Nabi Muhammad saw. dan para Ahlul Bait[1].
- Tidak mengambil hadits dan contoh yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, Umar dan Usman (Mereka bertiga adalah khulafaur rasyidin sebelum Ali ra.)
- Memberikan status ma'shum (bebas dari kesalahan) kepada para Imam dan mengikuti contoh dan ajaran mereka.
Doktrin utama.
Dalam ajaran Islam aliran Syi'ah Itsna Asyariyyah, terdapat 10 rukun islam, mencakup 5 rukun Sunni, [Sunni = 5 rukun]], tapi mereka memiliki 5 Ushuluddin (rukun iman versi Sunni)[2]. Berikut ini adalah keyakinan-keyakinan para pengikut Itsna Asyariyyah dalam dua hal yaitu Ushuluddin (prinsip keyakinan) dan Furu' ad-Din (prinsip keagamaan) :Prinsip keimanan Itsna Asyariyyah.
Seorang mullah sedang berada di sebuah Imamzadeh di Tabriz, Iran
Aliran Itsna Asyariyyah tidak membolehkan taklid (keyakinan yang buta), tapi setiap mereka yang sudah mukallaf harus mengetahui keyakinan yang sudah ditentukan:
- Masalah ketauhidan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah-lah pencipta, menciptakan Adam langsung dengan tangan-Nya, kemudian menghidupkannya, memberinya rizki dan mematikannya. Juga memberi manusia sakit dan ujian, semua atas kekuasaan-Nya (QS Yasin:82). Mereka juga percaya bahwa Allah Maha Kuasa, Allah Maha Esa, Allah tidak terlihat dan tidak tergambar secara lahiriah oleh manusia. Secara tauhid, mereka sama dengan umat Islam pada umumnya.[3] [4]
- Masalah keadilan: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa Allah tidak menganiaya satupun dari hamba-Nya, dan setiap hamba-Nya diberikan rizki sesuai yang dibutuhkannya.
- Masalah kenabian: Para pengikut Itsna Asyariyyah meyakini bahwa rasul terakhir umat Islam adalah Rasulullah Muhammad saw. dan mengikuti ajaran Nabi Muhammad saw. adalah wajib, seperti yang tercantum di Al-Qur'an (QS Ali 'Imran:85)
- Masalah imamah: Pengikut islam Syi'ah termasuk cabang Itsna Asyariyyah (Syiah Imamiyah) mempercayai bahwa ada sistem kepemimpinan yang disebut imamah yang berasal dari Nabi Muhammad. Imam sendiri bertugas untuk memimpin umat Islam dengan petunjuk dari Allah swt. Dan dalam prinsip ajaran Syi'ah disebutkan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan umat Islam tanpa pemimpin. Mereka mempercayai bahwa Imam ma'shum (bebas dari dosa) dan jabatan Imam adalah langsung dari ilham yang didatangkan oleh Allah. Setiap Imam akan berwasiat kepada Imam selanjutnya.
- Masalah Kebangkitan: Bahwa Allah menghidupkan manusia untuk beramal. Mereka yang beramal baik akan diberikan ganjaran untuk masuk ke surga selamanya, sedangkan yang beramal buruk akan dimasukkan ke neraka selamanya.
Syi’ah adalah Partai Ali ( Pengikut Mazhab 12 Imam ) Yang Didirikan Nabi SAW.
Syi’ah artinya `para pengikut’ dan secara khusus dimaksudkan untuk’para pengikut Ali’. Mazhab pemikiran Syi ‘ah, sebenarnya didirikan oleh Nabi Muhammad sejak awal misinya.
Dua hadis berikut dicatat, secara beriringan, dalam Tarikh at-Thabari yang merupakan salah satu kitab sejarah penting bagi Sunni. Di samping Thabari, banyak ahli sejarah, ahli hadis dan ahli tafsir Quran dari kalangan Sunni mencatat hadis ini dalam kitab-kitab mereka. Dua hadis tersebut secara gamblang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW, atas perintah Allah, telah mengenalkan Ali sebagai penggantinya bahkan pada khutbah pembukaan pertamanya kepada masyarakat.
Diriwayatkan Ibnu Humaid, dari Salamah, dari Muhammad Ihim Ishaq, dari Abdul Ghaffar bin Qasim dari Minhal bin Amr, dari Abdullah bin Haris bin Naufal bin Haris bin Abdul Muththalib, dari Abdullah bin Abbas dari Ali bin Abi thalib :
Ketika ayat “dan berilah peringatan kepada kerabat terdekatmu.” (QS. asy-Syu’ara : 214) turun kepada Nabi Muhammad, ia memanggilku dan berkata: “Ali, Allah memerintahku untuk memberi peringatan kuhWa kerabat terdekatku. Aku memiliki kesulitan dengan hal. ini, karma apabila aku bicarakan hal. ini kepada mereka, mereka akan memberi jawaban yang tidak akan aku sukai. Aku tetap berdiam diri hingga Jibril datang padaku dan berkata: ‘Jika engkau tidak nielaksanakan apa yang telah di perintahkan kepadamu, Allah akan mnghukummu.’ Oleh karenanya siapkanlah sejumlah gandum bagi kami, lalu tambahkan daging kaki kambing, isilah mangkuk*mangkuk besar dengan susu kemudian undanglah putra-putra Abdul Muththalib agar aku dapat berbicara kepada mereka apa yang telah diperintahkan Allah kepadaku.”
“Aku melaksanakan apa yang ia perintahkan. Saat itu jumlah mereka kurang lebih 40 orang lelaki, termasuk di antaranya Abu thalib, Hamzah, Abbas, dan Abu Lahab. Ketika mereka telah herkumpul ia memanggilku untuk membawa makanan yang telah aku siapkan. Aku membawanya, dan ketika aku meletakkan makanan tersebut, Nabi mengambil sekerat daging, merobek dcngan giginya dan meletakkannya di piring. Kemudian ia berkata: ‘Makanlah dengan nama Allah!’ Mereka makan hingga mereka tiHak dapat memakannya lagi, sedang makanan itu tetap utuh. Aku bersumpah kepada Allah, yang di tangan-Nya tergenggam jiwa AI i, seorang lelaki dapat makan dengan jumlah makanan yang aku aiapkan. Kemudian ia berkata: ‘Berilah mereka minum!’ Lalu aku pun membawakan minum bagi mereka hingga mereka kenyang, d,n aku bersumpah kepada Allah bahwa seorang lelaki dapat minum begitu banyak. Ketika Nabi akan berbicara kepada mereka, Abu lahab menyelanya dan berkata:’Tamumu ini lama berada disini, karena telah memesonakan dirimu.’ Mereka pergi tanpa Nabi ”
“Hari berikutnya ia berkata kepadaku: Ali, lelaki ini telah menyela apa yang aku katakan sehingga orang – orang pergi sebelum aku sempat berkata – kata. Siapkanlah makanan yang sama seperti yang kau siapkan di hari kemarin, dan undanglah mereka kemari Aku melakukan apa yang ia perintahkan, membawakan makanan untuk mereka ketika ia memanggilku. la melakukan seperti hari kemarin dan mereka makan hingga mereka tak dapat makan lagi. Kemudian ia berkata: `Bawakan mangkuknya!’ dan mereka minum hingga perut mereka penuh.”
“Lalu ia berkata kepada mereka: ‘Bani Abdul Muththalib, adakah seorang lelaki muda Arab yang telah membawa bagi kaumnya sesuatu yang lebih baik yang telah aku bawa buat kalian. Aku membawa yang paling baik dari dunia ini dan dunia akhirat, karena Allah memerintahkanku untuk mengumpulkan kalian. Siapa dari kalian yang akan membantuku dalam urusan ini, ia akan menjadi saudaraku, pendampingku (wali), penerusku (khalifah) di antara kalian.
Mereka semua diam, dan meskipun aku paling muda, aku berkata: “Aku akan menjadi pembantumu, Ya Rasulullah.” la meletakkan tangannya di pundakku dan berkata, “Inilah saudaraku, pendampingku (wasi), dan penerus (khalifah) di antara kalian, maka dengarkanlah ia dan taatilah ia.” Mereka berdiri sambil tertawa dan berkata kepada Abu Thalib, “la memerintahkanmu untuk menaati putramu dan menaatinya!”
Hadis di atas diriwayatkan juga oleh pemuka-pemuka terkenal Sunni seperti Muhammad bin Ishaq, Ibnu Abu Hatim, dan Ibnu Mardawaih. Hal. ini juga dicatat oleh banyak para orientalis, seperti T. Carlyle, E. Gibbon, J. Davenport, dan W. Irving.
Kalaupun kita mengikuti Ali, itu karena Nabi Muhammad meminta kita untuk mengikutinya. Selain itu, apa pun yang dikatakan Ali adalah ajaran asli dan ucapan Nabi Muhammad SAW dan apa pun yang dikatakan Nabi adalah ajaran asli dan firman Allah SWT. Hal. ini disebahkan karena Nabi Muhammad dan para Imam adalah orang-orang suci mereka tidak mengucapkan satu hal pun yang bertentangan dengan apa yang telah Allah perintahkan.
Hadis berikut dalam Tarikh at-Thabari menyatakan bahwa bahwa diriwayatkan dari Zakaria bin Yahya Darir, dari Affan bin Muslim, dari nlm Awanah, dari Utsman bin Mughirah, dari Abu Shadiq, dari Rabiah bin Najid:
Seorang lelaki berkata kepada Ali: “Hai penumpin orang-orang heriman, bagaimana kiranya engkau menjadi pewaris sepupumu di luar garis keturunan pamanmu?” Ali berdeham tiga kali hingga setiap orang menoleh padanya dan memasang telinga mereka. “Nabi mengundang seluruh keluarga Abdul Muththalib, termasuk juga kerabat dekatnya, untuk makan daging kambing yang usianya satu tahun dan minum susu.
la pun menghidangkan sejumlah gandum. Mereka makan hingga perut mereka kenyang, sedang makanan masih utuh seolah-olah makanan itu belum disentuh dan minum hingga mereka tidak dapat minum lagi, tetapi minuman itu seolah-olah tidak diminum belum tersentuh. Kemudian Nabi berkata: ‘Bani Abdul Muththalib, aku telah menyampaikan kepada masyarakat secara umum dan kepada kalian secara khusus. Sekarang kalian melihat apa yang telah kalian lihat, siapakah dari kalian yang akan bersumpah setia kepadaku untuk menjadi saudaraku, sahabatku dan pewarisku?’ Tak seorangpun berdiri, lalu aku berdiri di hadapannya meski aku orang termuda. la menyuruh untuk duduk. la mengulang ucapan tersebut tiga kali, sedang aku selalu berdiri ketika ia berkata dan memintaku untuk duduk. Pada kali ketiga, ia memegang tanganku. Itulah mengapa aku menjadi I,owaris sepupuku di luar garis keturunan pamanku.”
Imam Ali Menolak Mengikuti Abubakar dan Umar.
Pada masa Nabi Muhammad masih hidup, beliau adalah pimpinan umat baik dalam urusan ibadah (imam dalam salat), politik (pemimpin perang), administrasi (mengatur urusan zakat serta kerjasama dg kerajaan lain), hakim (penegak dan pemutus hukum), dst. Umar berkuasa selama 10 tahun dan meninggal dibunuh oleh seorang budak suruhan. Dalam keadaan sekarat Umar sempat menunjuk 6 orang untuk berembuk memilih sendiri diantara mereka sebagai pengganti beliau. Diantara 6 orang ini adalah Usman dan Ali. Karena Usman bersedia meneruskan kebijakan-kebijakan Abu Bakar dan Umar (kebijakan dalam banyak urusan termasuk masalah pembagian pensiun bagi para mantan istri), maka Usman terpilih. Sementara Ali tidak bersedia berjanji demikian.
Khalifah Versi Golongan Ali ( Mazhab 12 Imam )
Riwayat-riwayat yang dijelaskan dalam kitab-kitab Ahlusunnah adalah sebaik-baik jalan untuk menetapkan imâmah Imam Ali bin Abi Thalib As bagi saudara-saudara yang bermazhab Ahlusunnah.
Yang menunjuk pemimpin/Imam itu adalah Allah SWT, sesuai dgn ayat:
Dan (Ingatlah), ketika Ibrahim diuji Rabb-nya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu Imam bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim.(QS.Al Baqarah 2:124).
Sesungguhnya Pemimpin Kalian…
Sesungguhnya pemimpin kalian adalah Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang beriman yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat pada saat mereka ruku. Dan barang siapa yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya serta orang – orang beriman sebagai pemimpin, sesungguhnya golongan Allah-lah yang akan menang. (QS. al-Maidah: 55-56).
Telah disepakati bahwa ayat tersebut turun berkenan dengan Ali saat ia menyedekahkan cincinnya saat ia sedang ruku. Hal ini pun secara berturut-turut shahih berdasarkan 12 imam.
Nabi saw bersabda:”Agama akan selalu tegak sampai hari kiamat di bawah kepepimpinan 12 khalifah, mereka semua dari suku quraisy.” (Shahih Muslim jilid 2, bab manusia mengikutiQurasy). Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa yang mati dan belum mengenal Imam zamannya, maka matinya mati jahiliyah.” ( Hadis ini dapat kita jumpai dalam: Shahih Bukhari jilid 5, halaman 13, bab Fitan. Shahih Muslim, jilid 6, halaman 21, hadis ke 1849. Syarah Shahih Muslim, An-Nawawi, jilid 12,halaman 440. Musnad Ahmad, jilid 2, halaman 83; jilid 4, halaman 96. Sunan Al-Baihaqi,jilid 8, halaman 156. Mustadrak Al-Hakim, jilid 1, halaman 77).
siapakah yang dimaksud dengan 12 khalifah itu?
Syi’ah percaya bahwa penerus Rasul harus yang punya hubungan darah dekat, yakni sayidina Ali (sepupu Rasul sekaligus menantu). Inilah yang selanjutnya berkembang menjadi golongan Syiah sampai sekarang.
Saat kembali dari haji Wada’ dan di padang sahara Ghadir Khum dengan cara yang sangat sempurna Rasulullah Saw melantik imam Ali as sebagai pengganti. Syi’ah mengatakan bahwa Sayyidina Ali telah mendapat wasiat dan perintah Rasulullah agar beliau menjadi penggantinya sebagai Khalifah.
Kisah Ghadir Khum pd Haji Wada’ yg banyak di riwayatkan oleh para ahli sejarah, kedudukannya diatas mutawatir (setahu gue tidak ada, atau gue belum dengar ada yg mendhaifkan apalagi mengatakan kisah palsu mengenai Ghadir Khum).
Sunni mengatakan bahwa kejadian Ghadir Khum adalah penegasan saja bahwa Imam Ali as adalah saudara, menantu dsb (artinya orang yg dekat Nabi saw tp bukan menunjukkan pengganti beliau saat di Ghadir Khum), jd tambah aneh, ngapain (bahkan bisa dibilang sesuatu yg sia2 Nabi SAW melaukan hal tsb-SubhanaAllah yg tidak mungkin dilakukan Nabi SAW yg maksum yg perkataanya adalah wahyu) jk hanya memberitahukan mengenai hubungan kekerabatan Nabi SAW dgn Imam Ali as, semua juga tahu kok hub Nabi SAW dgn Imam Ali as, buat apa mengumpulkan seluruh umat yg ikut haji wada’, ditengah gurun, saat matahari sedang memuncak teriknya, hanya memberitahukan hal yg tidak ada guna.
Sesuai hadis Tsaqalain, Al-Quran dan Ahlu bait merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, keduanya adalah pusaka nabi saw yang diwariskan kepada para umatnya, pusaka yang sanggup menjaga umat akhir zaman dari berbagai bahaya yang datang menghadang, baik bahaya ideology, budaya, atau yang lain yang dilancarkan musuh-musuh pengikut agama yang benar.
Dari riwayat Tsaqlain dapat dipahami bahwa keduanya Al-Quran dan Al-Itrah memberikan andil yang sama dalam memberikan petunjuk kepada manusia, keduanya lentera dan lampu yang menerangi jalan manusia guna menggapai tujuan penciptaannya, menuju dan mendekat kepada sang kekasih sejati.
Rasul Suci SAW menyebutkan satu persatu Nama Dua Belas khalifah umat Islam !!! Khalifah Umat Islam Adalah Ahlul Bait !!!
Inilah Tahun Lahir dan wafat Khulafaur rasyidin Syi’ah Imamiyah Itsna Asyariah ( kecuali Imam Mahdi ) :
1.KHALiFAH Ali bin Abi Thalib : 600–661 M atau 23–40 H.
Imam pertama dan pengganti yang berhak atas kekuasaan Nabi Muhammad saw. ..Dibunuh oleh Abdurrahman bin Muljam, seorang Khawarij di Kufah, Irak. Imam Ali ra. ditusuk dengan pisau beracun..
Pembunuhan beliau akibat politik adu domba (devide it impera) yang dilakukan Mu’awiyah bin Abu Sofyan untuk memecah belah pendukung Imam Ali.
Padahal meninggal kan itrah ahlul bait = meninggal kan QURAN, itrah ahlul bait dan Quran adalah satu tak terpisahkan ! Aswaja Sunni meninggalkan hadis 12 imam lalu berpedoman pada sahabat yang cuma sebentar kenal Nabi seperti Abu hurairah dan ibnu Umar.
Menurut ajaran sunni :
- Imam Ali berijtihad
- Mu’awiyah berijtihad
- Jadi keduanya benar ! Pihak yang salah dapat satu pahala ! Pihak yang benar ijtihad dapat dua pahala
Ajaran sunni tersebut PALSU !!
Ijtihad yang salah lalu si mujtahid berpahala hanya pada PERKARA/MASALAH yang belum ada nash yang terang, misal :Apa hukum melakukan bayi tabung pada pasangan suami isteri yang baru setahun nikah dan belum punya anak ??
Mu’awiyah membunuh orang tak berdosa, Aisyah membunuh orang yang tak berdosa !! Dalam hukum Allah SWT : “”hukum membunuh orang yang tak berdosa adalah haram”” ( nash/dalil nya sudah terang dan jelas tanpa khilafiyah apapun yaitu QS.An Nisa ayat 93 dan Qs. Al hujurat ayat 9 ) … Membunuh sudah jelas haram, jika saya membunuh ayah ibu anda yang tidak berdosa lalu saya katakan bahwa saya salah ijtihad, apakah murid TK tidak akan tertawa ???????
Nabi SAW saja pernah bersabda : “” Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku sendiri yang akan memotong tangan nya”” … Tidak ada istilah kebal hukum didepan Nabi SAW.
saudaraku….
Tanggapan syi’ah tentang bai’at Imam Ali :
Imam Ali r.a dan Syiah membai’at Abubakar sebagai sahabat besar dan pemimpin Negara secara the facto, seperti hal nya anda mengakui SBY sebagai Presiden R.I… Saudaraku..
- Imam Ali terpaksa membai’at Abubakar karena ingin memelihara umat agar tidak mati sia sia dalam perang saudara melawan Pasukan Abubakar dibawah pimpinan Khalid Bin Walid yang haus darah
- Dengan mengalah Imam Ali telah menyelamatkan umat Islam dari kehancuran..Kalau perang saudara terjadi dan imam Ali tidak membai’at Abubakar maka tidak ada lagi Islam seperti yang sekarang ini.
Akan tetapi…..
syi’ah dan Imam Ali tidak mengakui tiga khalifah sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin negara secara yuridis ( imamah ) seperti halnya anda menginginkan Presiden R.I mestinya adalah orang yang berhukum dengan hukum Allah..Karena keimamam itu bukanlah berdasarkan pemilihan sahabat Nabi SAW, tapi berdasarkan Nash dari Rasulullah SAW… Apa bukti Ahlul bait sampai matipun menolak Abubakar sebagai pemimpin keagamaan dan pemimpin negara secara yuridis ??? Ya, buktinya Sayyidah FAtimah sampai mati pun tidak mau memaafkan Abubakar dan Umar cs.
2.KHALiFAH Hasan bin Ali : 624–680 M atau 3–50 H.
Diracuni oleh istrinya di Madinah atas perintah dari Muawiyah I
Hasan bin Ali adalah cucu tertua Nabi Muhammad lewat Fatimah az-Zahra. Hasan menggantikan kekuasaan ayahnya sebagai khalifah di Kufah. Berdasarkan perjanjian dengan Muawiyah I, Hasan kemudian melepaskan kekuasaannya atas Irak
3.KHALiFAH Husain bin Ali : 626–680 M atau 4–61 H.
Husain adalah cucu dari Nabi Muhammad saw. yang dibunuh ketika dalam perjalanan ke Kufah di Karbala. Husain dibunuh karena menentang Yazid bin Muawiyah..Dibunuh dan dipenggal kepalanya di Karbala.
4.KHALiFAH Ali bin Husain : 658-712 M atau 38-95 H.
Pengarang buku Shahifah as-Sajadiyyah yang merupakan buku penting dalam ajaran Syi’ah…wafat karena diracuni oleh orang suruhan Khalifah al-Walid di Madinah,
5.KHALiFAH Muhammad al-Baqir : 677–732 M atau 57–114 H.
Muhammad al-Baqir diracuni oleh Ibrahim bin Walid di Madinah, Arab Saudi, atas perintah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik
6. KHALiFAH Ja’far ash-Shadiq : 702–765 M atau 83–148 H.
beliau diracuni atas perintah Khalifah al-Mansur di Madinah..Beliau mendirikan ajaran Ja’fariyyah dan mengembangkan ajaran Syi’ah. Ia mengajari banyak murid dalam berbagai bidang, diantaranya Imam Abu Hanifah dalam fiqih, dan Jabar Ibnu Hayyan dalam alkimia.
7.KHALiFAH Musa al-Kadzim : 744–799 M –atau 128–183 H.
Dipenjara dan diracuni oleh Harun ar-Rashid di Baghdad
8.KHALiFAH Ali ar-Ridha : 765–817 atau 148–203 H.
beliau diracuni oleh Khalifah al-Ma’mun di Mashhad, Iran.
9.KHALiFAH Muhammad al-Jawad : 810–835 M atau 195–220 H.
Diracuni oleh istrinya, anak dari al-Ma’mun di Baghdad, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tashim.
10.KHALiFAH Ali al-Hadi : 827–868 M atau 212–254 H.
beliau diracuni di Samarra atas perintah Khalifah al-Mu’tazz
11.KHALiFAH Hasan al-Asykari : 846–874 M atau 232–260 H.
beliau diracuni di Samarra, Irak atas perintah Khalifah al-Mu’tamid.
Pada masanya, umat Syi’ah ditekan dan dibatasi luar biasa oleh Kekhalifahan Abbasiyah dibawah tangan al-Mu’tamid
12.KHALiFAH Mahdi : Lahir tahun 868 M atau 255 H
beliau adalah imam saat ini dan dialah Imam Mahdi yang dijanjikan yang akan muncul menjelang akhir zaman.. Sebelum beliau muncul, Iran menyiapkan “Fakih yang adil” sebagai pengganti sementara, misal : Ayatullah Ali Khamenei.
MENGENAI AKIDAH 12 IMAM.
Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah.”(Al-Quran Surah Al-Qalam ayat 10-11)
Di antara propaganda busuk yang selama ini disebarkan melalui mulut dan situs-situs kotor kaum Wahabi adalah tuduhan bahwa akidah 12 Imam (pemimpin) yang dianut Muslim Syiah berasal dari ajaran Yahudi dan Nasrani. Dengan panjang lebar mereka memfitnah bahwa keyakinan 12 imam yang dianut Muslim Syiah diambil dari keyakinan Yahudi dan Nasrani. Benarkah? Jika Anda membaca tulisan dan tuduhan-tuduhan mereka itu, Anda akan segera melihat kedangkalan pemikiran kaum Wahabi. Argumen-argumen yang mereka gunakan untuk menyebar fitnah keji tersebut terlihat sedemikian naif dan rapuh. Saya akan bertanya kepada mereka: Apakah jika kaum Yahudi meyakini bahwa khitan itu wajib lalu dengan serta merta Anda menuduh bahwa keyakinan Islam atas kewajiban khitan (atas laki-laki) juga merupakan peniruan dari keyakinan kaum Yahudi dan Nasrani?Baca selanjutnya
Apakah jika kaum Nasrani mengajarkan agar mengasihi orang-orang miskin dan kaum Muslim juga melakukan hal yang sama, maka berarti kaum Muslim mengambil ajaran seperti ini dari kaum Nasrani? Tentu saja tidak! Dan cara berpikir seperti ini makin memperjelas kebodohan dan kedunguan kaum Wahabi. Lalu darimanakah sebenarnya ajaran berimam dengan 12 imam itu berasal?
HADIS HADIS TENTANG 12 IMAM.
Walaupun Muslim Syiah tidak menggunakan dasar-dasar keyakinan mereka dengan hadis-hadis yang biasa digunakan saudara mereka Muslim Sunni, namun ternyata hal itu pun tercatat pada banyak hadis-hadis Sunni. Yang sering saya herankan adalah tingkah “ustadz-ustadz” Wahabi yang sok tahu tentang keyakinan Muslim Syiah tanpa mempelajari terlebih dahulu apa yang mendasari keyakinan Muslim Syiah. Begitu pun terhadap muslim lainnya, dengan gegabah dan serampangan mereka melancarkan berbagai tuduhan dan fitnah keji. Seperti keyakinan atas 12 imam yang dianut Muslim Syiah, seharusnya mereka mengetahui bahwa hadis-hadis tentang 12 imam atau khalifah itu ternyata juga terdapat di dalam hadis-hadis Ahlus Sunnah yang diyakini berasal dari Rasulullah saw. Hadis-hadis ini terdapat diriwayatkan di dalam berbagai kitab Sunni seperti : Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Shahih Tirmidzi, Sunan Abu Dawud dan Musnad Ahmad bin Hanbal.
Jika mereka tidak mengetahui hal ini, mengapa begitu cepat dan mudahnya tuduhan-tuduhan keji dilemparkan kepada saudara Muslim mereka sendiri? Jika mereka mengetahui hal ini, bukankah berarti mereka telah menyebarkan kebohongan di antara umat Muslim lainnya? Kami berlindung kepada Allah Swt dari perbuatan-perbuatan semacam ini!
Sekarang kita lihat dari mana sebenarnya sumber pemikiran Muslim Syiah tentang 12 Imam berasal?
1. Di dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan dari Jabir bin Samrah, ia berkata: Aku bersama ayahku menemui Rasulullah Saw, lalu aku mendengar beliau bersabda: “Sesungguhnya urusan ini tidak akan berakhir sebelum 12 orang khalifah (pemimpin) memerintah mereka.” Kemudian beliau berbicara dengan suara perlahan sehingga aku tidak dapat mendengarnya. Lalu aku bertanya kepada ayahku: Apakah yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Semua khalifah itu berasal dari kaum Quraisy. 1]
Memang ada perbedaan kata imam dan khalifah di sini, namun jika kita teliti ternyata kedua-duanya bermakna : pemimpin. 2]
2. Dengan teks yang berbeda Muslim meriwayatkan di dalam Shahih-nya yang juga dari Jabir bin Samurah, yang mengatakan : aku mendengar Rasulullah Saw bersabda : “Islam akan tetap jaya sampai ada 12 khalifah.” Kemudian Rasulullah Saw mengatakan sesuatu yang tidak kumengerti. Lalu aku bertanya kepada ayahku : Apa yang beliau katakan? Ayahku mengatakan : mereka (ke-12 khalifah) itu berasal dari kaum Quraisy. 3]
3. Diriwayatkan dari Amir bin Sa’ad bin Abu Waqqas yang mengatakan : Aku menulis (sebuah surat) untuk Jabir bin Samurah dan mengirimkannya melalui pelayanku, Nafi’, untuk meminta kepadanya (Jabir bin Samurah) agar memberitahu kepadaku sesuatu yang pernah ia dengar dari Rasulullah Saw. Dia (Jabir) menulis (surat jawaban) kepadaku : Aku telah mendengar Rasulullah Saw, pada Jumat malam, pada hari al-Aslami dihukum rajam sampai mati (karena berzina): (Rasulullah Saw bersabda) : Islam akan tetap tegak sampai Hari Kiamat, atau kalian akan diperintah oleh 12 khalifah, mereka semua berasal dari Quraisy…” 4]
4. Juga diriwayatkan dari Jabir bin Samurah yang mengatakan : Aku pergi bersama ayahku menemui Rasulullah Saw dan kudengar beliau bersabda: Agama ini akan tetap bertahan, kokoh dan jaya sampai berlangsung 12 khalifah. Kemudian beliau menambahkan kata-kata yang tak dapat kutangkap karena suara berisik banyak orang. Lalu kutanyakan kepada ayahku: Apa yang beliau katakan? Ayahku menjawab: Beliau mengatakan semua khalifah itu berasal dari Quraisy. 5]
5. Dengan teks yang hampir sama. 6]
6. Idem 7]
Hadis-hadis yang diungkapkan di atas belumlah seluruhnya. Masih banyak hadis lainnya yang bernada serupa namun karena keterbnatasan waktu dan ruang di sini maka saya kira semua informasi itu sudah lebih dari cukup. Lalu pertanyaan saya : Apakah hadis-hadsi yang sedemikian banyak dan shahih ini tidak pernah dibaca oleh “ustadz-ustadz” Wahabi itu? Jika belum, maka saya sarankan mereka untuk lebih banyak memperdalam terlebih dahulu ketimbang berfatwa serampangan dan melakukan adu domba antar umat Islam. Ingatlah hadis Nabi Saw yang dirwayatkan oleh syaikhan : “Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba (al-Nammâm)” 8]
Seperti sudah kita yakini bersama bahwa jika seseorang benar-benar memperdalam pengetahuan agamanya dengan cara yang benar, mestinya dia akan menjadi semakin arif dan semakin toleran terhadap pemikiran dan keyakinan orang lain. Namun jika seseorang “memperdalam” agamanya lalu dia menjadi sedemikian fanatik dan tidak toleran maka bisa dipastikan telah terjadi penyimpangan di dalam penanaman “pengetahuan”. Seperti yang saya ketahui, bahwa umumnya penyimpangan terjadi karena pengetahuan agama yag diajarkan tidak secara alami, yaitu dengan cara indoktrinasi atau brain-washing; atau dengan kata lain doktrin-doktrin “agama” dijejalkan secara paksa dan sistematis. 9]
Akhirnya dari sebagian hadis shahih yang saya ungkapkan di atas dapat kita ketahui bahwa keyakinan 12 imam yang dianut oleh Muslim Syiah bukanlah berasal dari Yahudi maupun Nasrani seperti yang disebarkan oleh kaum Wahabi yang kita yakini adalah antek-antek AS dan Zionis Israel. Mereka inilah cikal bakal kaum teroris al-Qaeda yang tersebar di seluruh dunia. Mereka didoktrin, dicuci otak dan pikiran mereka dimanipulasi untuk menyebarkan teror dan adu domba antar kaum Muslim di dunia. Kita melihat sendiri bahwa hadis-hadis yang diungkapkan di atas adalah sabda-sabda Rasul Saw yang memang benar-benar terdapat di dalam literatur Islam. Akhirnya tulisan ini saya tutup dengan doa: semoga mereka, kaum Wahabi yang membaca tulisan ini segera merekonstruksi pemikiran mereka.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah jua!
Catatan kaki :
1. Hadis ini sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering mengkaji hadis-hadis Bukhari Muslim, namun anehnya para “ustadz” Wahabi seolah-olah tidak pernah mendengar hadis ini sehingga dengan nekadnya mencerca Muslim Syiah bahwa mereka (Muslim Syiah) mengambil akidah 12 imam dari Yahudi dan Nasrani. Oleh karena itu saya persilahkan pembaca membuka kitab hadis :
- Shahih Bukhari, hadis no. 6682.
- Shahih Muslim, Bab Imarah, hadis no. 3393
- Al-Tirmidzi, hadis no. 2149
- Abu Dawud, Bab al-Mahdi, hadis no. 3731
- Ahmad bin Hanbal, Bab 5, hlm. 87, 90, 92, 95, 97, 99, 100, 101, 106, 107, 108.
Hadis di atas saya kutip dari situs Kerajaan Saudi yang bermazhab Wahabi dan insya Allah Anda bisa langsung mengkliknya :
http://hadith.al-islam.com/bayan/display.asp?Lang=ind&ID=1060
2. Kata al-khilafah bermakna al-niyabah ‘an al-ghayr atau pengggantian juga berarti : al-imamah al-‘uzhma atau kekhalifahan atau kepemimpinan yang agung. Lihat Kamus al-Munawwir hlm. 393, Catakan th. 1984. Contoh faktualnya adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang diangkat sebagai khalifah. Dan di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda : “Inilah dia saudaraku, penerima wasiatku (al-washî) dan khalifahku (khalîfatî)…”
Rujukan :
- Târikh al-Thabarî Jil. 2, hlm. 319, dan
- al-Kâmil fî al-Târikh li Ibni al-Atsîr Jil. 2 hlm. 63.
Sementara itu dikalangan Muslim Syiah, Sayyidina Ali juga dianggap sebagai salah seorang dari 12 imam mereka.
3. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4480
4. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4483
5. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4482
6. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4481
7. Shahih Muslim, Kitab al-Imarah, hadis no. 4477
8. Shahih Bukhari, Muslim, Abu dawud dan Tirmidzi dari sahabat Hudzaifah al-Yamani. Al-Dzahabi memasukkan dosa nammâm atau namîmah (mengadu domba) sebagai salah satu dari dosa-dosa besar. Lihat kitab al-Kabâir karangan Muhammad bin ‘Utsman al-Dzhaby.
9. Metode inilah yang digunakan CIA di dalam menyuci otak para teroris al-Qaeda di kamp-kamp mereka yang tersebar di seluruh dunia termasuk di Guantanamo. Begitulah yang terjadi di Afghanistan, Pakistan, dan di Philipina. Yang sangat aneh, ketika tempat-tempat pelatihan senjata para teroris sudah bukan menjadi rahasia umum lagi, namun AS justru menyerang ke tempat-tempat lain yang bukan tempat latihan perang para teroris. Terakhir terungkap bahwa pihak Australia mengakui bahwa motif Amerika Serikat menyerang Irak bukanlah teroris atau Saddam tetapi minyak. Inilah bukti kebusukkan dan kejahatan AS dan sekutu-sekutunya
———————————————————————————————————
Post a Comment
mohon gunakan email