Imam Husein as bertanya kepada seseorang:
"Mana dari dua perkara ini yang lebih engkau cintai; menyelamatkan seorang yang lemah dari orang zalim yang ingin membunuhnya atau membimbing seorang mukmin lemah dari Syiah kami dihadapan musuh licik yang ingin menyesatkannya dengan cara mengajarkannya argumentasi ilahi yang kokoh, sehingga dapat menjawab pertanyan musuh dan mengalahkanya? Menyelamatkan seorang mukmin dari musuh yang seperti ini lebih baik. Karena Allah Swt berfirman, 'Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya." (QS. al-Maidah: 32) (Tafsir al-Imam al-Askari as, Qom, Moasseseh al-Imam Mahdi af, 1409 HQ, cet 1, hal 348).
Ucapan Imam Husein as menunjukkan betapa pentingnya nilai seorang ulama yang mencerahkan pemikiran manusia. Karena melindungi masyarakat dari penyimpangan agama hanya dapat dilakukan dengan meningkatkan informasi dan keilmuan pelbagai kalangan masyarakat. Semakin bertambah pengetahuan mereka tentang masalah agama, berarti kemampuan mereka semakin tinggi untuk menghadapi serangan pemikiran musuh agama. Di sini para pejabat urusan budaya bertanggung jawab untuk mempersiapkan fasilitas untuk memperkuat pondasi pemikiran masyarakat, khususnya di daerah terpencil yang menjadi target musuh.
Aktivitas budaya dan agama pada dasarnya memberikan kehidupan kepada manusia. Karena meninggalkan masyarakat dalam kebodohan akan menjadi sarana bagi meluasnya kesesatan di antara mereka dan ini sama dengan kematian jiwa dan spiritual mereka. Kematian yang semacam ini lebih sulit ketimbang kematian lahiriah.
Imam Husein as berkata:
"Nilai seseorang yang membimbing pemikiran orang-orang yang berpisah dari para pemimpin agamanya dan terjerembab dalam kebodohan lalu menyelamatkan mereka dari kebodohan dan menjawab keraguan dan pertanyaan mereka bila dibandingkan dengan orang yang memberi mereka makan dan minum sama seperti matahari dibandingkan bintang yang cahayanya redup." (Abu Manshur Ahmad bin Ali Tabarsi, al-Ihtijaj, Mashad, Nashr Morteza, 1403 HQ, cet 1, jilid 1, hal 16) [ ]
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Post a Comment
mohon gunakan email