Pesan Rahbar

Home » , , , , » Muhammad Menurut Pandangan Kitab Agama Lain

Muhammad Menurut Pandangan Kitab Agama Lain

Written By Unknown on Saturday 26 July 2014 | 03:12:00

Beberapa bukti berita tentang pengutusan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir dan tidak adanya Nabi dan Rasul sesudah Muhammad SAW.
  1. Dalam Kitab Taurat (Perjanjian Lama).
    Sebelumnya kita harus tahu dulu apa itu Kitab Perjanjian Lama, Perjanjian Lama adalah bagian pertama dalam Alkitab Kristen yang dibagi dalam dua bagian. Bagian keduanya disebut Perjanjian Baru. Perjanjian Lama yang terdiri dari 39 kitab itu dapat dibagi dalam kategori hukum, sejarah, puisi dan nubuatan. Semua kitab tersebut ditulis sebelum kelahiran Yesus, dimana 97% isinya ditulis dalam Bahasa Ibrani dan sisanya dalam Bahasa Aram. Isi Perjanjian Lama identik dengan kanon Alkitab Ibrani, yaitu kitab suci Yahudi yang juga disebut Tanakh (Taurat), tetapi dengan urutan yang berbeda. Susunan urutan kanon Tanakh berakhir dengan Kitab Tawarikh, sedangkan Perjanjian Lama berakhir dengan Kitab Maleakhi.
    Dalam kitab Perjanjian Lama, Deuteuronomy (Ulangan) 18 : 15 – 18, yang menceritakan khabar dari Nabi Musa as kepada umatnya Bani Israil bahwa akan lahir nabi dari keturunan saudara Bani Israil, yaitu Bani Ismail. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut dalam bentuk terjemah : “Tuhan akan mendatangkan kepadanya seorang Nabi yang berasal dari antara saudara kamu juga, yang dilahirkan sebagaimana aku (pen : lahir dengan perantara ibu dan ayah, tidak seperti Isa as yang hanya perantara ibu), dimana kepadanya kamu harus beriman juga. Sesuai dengan kehendak Tuhan pada hari dimana umat manusia dikumpulkan, berkatalah kamu semua, biarkanlah kami tidak mendengarkan lagi suara Tuhanku, dan tidak juga melihat api yang besar serta tidak pula aku ingin mati. Dan berkatalah Tuhan kepadaku, mereka akan menemukan apa yang telah mereka katakan. Aku akan datangkan kepada mereka seorang Nabi yang berasal dari tengah-tengah mereka, sebagaimana kamu, dan Aku letakkan kata-kataku pada mulutnya, dan dia akan berkata kepada mereka apa yang Aku perintahkan kepadanya untuk berkaata demikian”
Cuplikan teks asli bahasa Hebrew:







Dalam ayat lain, juga pada Deuteuronomy 34 : 10, menjelaskan “tidak akan didatangkan lagi seorang Nabi dari antara bangsa Israil seperti Nabi Musa as.

Pada bagian lain, dijelaskan sebagian ciri Nabi Muhammad SAW seperti tercantum dalam Isaiah 21 : 7 yang terjamahannya : “Dia melihat dua pengendara, satu di antaranya adalah pengendara keledai, sedangkan lainnya adalah pengendara unta, dia mendengarkan dengan seksama dan penuh perhatian”. Perhatikan siapa yang dimaksud pengendara keledai dan siapa yang dimaksud pengendara unta. Keledai adalah kebanyakan hewan yang dikendarai di wilayah Palestin tempat kelahiran Nabi Isa as, dan Unta adalah kebanyakan hewan yang dikendarai di wilayah Arabia tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan ciri lain adalah Muhammad adalah sosok komunikator ulung dengan sebagai bentuk ia merupakan sosok pendengar yang baik bagi orang yang berkomunikasi dengannya. Cuplikan teks asli bahasa Hebrew :



Sumber pelengkap lain bisa diakses juga di : http://indonesiaindonesia.com/f/47086-muhammad-kitab-perjanjian-lamanasrani-liat/

*****
Muhammad dalam kitab perjanjian Lama "nasrani jangan liat".


cuma pengetahuan buat umat muslim aj,yang nasrani jangan marah loh:
gak berniat sara
and kalo ada yang nasrani tanya g bakal dijawab ato debatin,percuma man

Nubuat Muhammad Dalam Alkitab


Misteri - Benarkah Nabi Muhammad SAW pernah dinubuatkan oleh Al Kitab/Injil umat Nasrani? Berikut adalah penjelasan selengkapnya.

Nama Nabi Muhammad Dalam Kitab Kidung Agung

Kidung Agung 5:16
hikvō mamətaqqîm vəkullvō mahămadîm zeh dwōdî vəzeh rē‘î bənwōt yərûšālāim. (Teramat manis tutur katanya, dia adalah mahămadîm. Inilah kekasihku dan sahabatku, O puteri-puteri Yerusalem.)

Lafadz Ibrani pada kitab Kidung Agung (Song of Solomon) sangat jelas mencantumkan nama Muhammad (MHMD) dengan menambahkan kata “dim” yang artinya “yang agung”.

mahămadîm dalam Bible berbahasa inggris diterjemahkan "lovely ", dalam bahasa Arab mahămadîm seharusnya menjadi MUHAMMADIM.

Namun pendeta/pastur Arab Kristen yang tidak mau untuk menerima kebenaran kata “muhammadim” adalah nabi “Muhammad Yang Agung”. Mereka mengatakan bahwa muhammadim artinya seseorang yang memiliki karakteristik terpuji (bahasa Arab : hamidah). Dan ternyata para pendeta Arab Kristen cepat bertindak dengan mengedit Bible dan mengubah mahămadîm menjadi Habiibii seperti yang dapat anda saksikan di Bible berbahasa Arab terkini.

Benarkah “muhammadim” hanyalah sifat dan sama sekali bukan nama orang ?

Sekarang pembaca perhatikan.

Kidung Agung 5:10.
(Hebrew) דודי צח ואדום דגול מרבבה׃
(Hebrew With Vowel) דֹּודִי צַח וְאָדֹום דָּגוּל מֵרְבָבָֽה׃
(Transliterasi) dvōdî sah və’ādvōm dāgûl mērəbābâ:
(KJV) My beloved white and ruddy, the chiefest among ten thousand.
(Terjemahan Bebas) Kekasihku itu putih dan merah sehat, pemimpin diantara 10.000 orang.

Kidung Agung 5:16
(Hebrew) חכו ממתקים וכלו מחמדים זה דודי וזה רעי ב�*ות ירושׁלם׃
(Hebrew Wiith Vowel) חִכֹּו מַֽמְתַקִּים וְכֻלֹּו מַחֲמַדִּים זֶה דֹודִי וְזֶה רֵעִי בְּ�*ֹות יְרוּשָׁלִָֽם׃
(Transliterasi) hikvō mamətaqqîm vəkullvō mahămadîm zeh dwōdî vəzeh rē‘î bənwōt yərûšālāim:
(KJV) His mouth is most sweet: yea, he is altogether lovely. This is my beloved, and this is my friend, O daughters of Jerusalem.
(Terjemahan Bebas) Teramat manis tutur katanya, dia adalah mahămadîm. Inilah kekasihku dan sahabatku, O puteri-puteri Yerusalem.

Sangatlah jelas “my beloved” adalah MAHAMADIM (MHMDM) atau MUHAMMADIM (Muhammad Yang Agung) adalah pemimpin 10.000 orang. Nabi Muhammad adalah pemimpin 10.000 pasukan dalam penaklukkan kota Mekkah di Paran.

Keturunan Nabi Muhammad

Sesungguhnya nabi Ibrahim dan anaknya (nabi Ismail) telah berdoa ketika berada di Mekkah agar Allah SWT menjadikan keturunan mereka sebagai umat yang tunduk dan patuh kepada Allah SWT.

“Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS Al Baqarah 2:128-129)

Dalam Perjanjian Lama (Taurat) dicatat :

“Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.” (Kejadian 17:20)

“Bangunlah, angkatlah anak itu (Ismail), dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." (Kejadian 21:18)

Tidak ada keturunan Ismail suatu umat yang berjaya, kecuali umat nabi Muhammad saw, sebagaimana yang Allah firmankan,

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma"ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran 3:110)

Dalam Perjanjian Lama Taurat Kitab Ulangan,

“Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.” (Ulangan 18:18)

Yang dimaksud dari antara saudara mereka adalah bani Ismail. Bukan bani Israel sebagaimana keyakinan Yahudi dan Kristen. Yahudi beranggapan bahwa nubuat Ulangan 18:18 adalah untuk Yosua, sedangkan Kristen beranggapan bahwa nubuat Ulangan 18:18 adalah untuk Yesus.

Namun argumen Kristen dan Yahudi tertolak dengan sendirinya melalui ayat,

Ulangan 34:10
וְלֹֽא־קָם �*ָבִיא עֹוד בְּיִשְׂרָאֵל כְּמֹשֶׁה אֲשֶׁר יְדָעֹו יְהוָה פָּ�*ִים אֶל־פָּ�*ִֽים׃

vəlō`-qām nāby` ‘ovd bəyiśərā"ēl kəmōšeh "ăšer yədā‘vō yəhvâ pānîm "el-pānîm

vəlō` (TIDAK) -qām (BANGKIT) nāby` (NABI) ‘ovd (LAGI) bəyiśərā"ēl (ISRAEL) kə (SEPERTI) mōšeh (MUSA) "ăšer yədā (KENAL) ‘wō yəhvâ (TUHAN) pānîm (MUKA) "el-pānîm (MUKA).

“Tidak ada lagi nabi yang bangkit di Israel, Seperti Musa yang dikenal Tuhan dengan berhadapan muka.” (Ulangan 34:10 Terjemahan Bebas)

Nabi Muhammad adalah nabi seperti Musa, karena ia memiliki kitab suci dan hukum yang baru, dan nabi Muhammad bukanlah orang Israel.

Berdasarkan Ulangan 34:12, hanya nabi Musa saja di kalangan bani Israel yang dianugerahi mukjizat luar biasa oleh Tuhan. Jadi nabi Yosua, nabi Yesus, dan nabi-nabi dari kalangan bani Israel lainnya sama sekali tidak ada yang bisa menyamai mukjizat nabi Musa (baca Ulangan 34:12).

Ulangan 34:12 (KJV Bible)
And in all that mighty hand, and in all the great terror which Moses shewed in the sight of all Israel.

Ulangan 34:12 (LAI 1974)
dan dalam hal segala perbuatan kekuasaan dan segala kedahsyatan yang besar yang dilakukan Musa di depan seluruh orang Israel.

Ulangan 34:12 (Transliterasi)
úləkol hayyād hahăzāqāh úləkol hammovrā` haggādovl `ăser ’āsāh moseh lə’ēynēy kāl-yisərā`ēl.

Ulangan 34:12 (Bahasa Ibrani)
וּלְכֹל הַיָּד הַחֲזָקָה וּלְכֹל הַמֹּורָא הַגָּדֹול אֲשֶׁר עָשָׂה מֹשֶׁה לְעֵי�*ֵי כָּל־יִשְׂרָאֵֽל׃

Taurat mencatat bahwa Ismail adalah seorang pemanah di padang pasir Pasir.

“Allah menyertai anak itu (Ismail), sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun (Paran) dan menjadi seorang pemanah.” (Kejadian 21:20)

Nabi Muhammad pun telah mengisyaratkan dalam haditsnya bahwa nenek moyangnya adalah seorang pemanah. Dan dalam hal ini telah terjadi pada kabilah Aslam beberapa orang dari mereka yang memanah dengan busur, maka nabi Muhammad berkata kepada mereka:

“Panah lah wahai keturunan Ismail, sesungguhnya bapak kamu (Ismail) adalah seorang pemanah.” (Bukhori kitab al Jihad wa Sair, Ibnu Majah dalam kitab Al Jihad).

Karakteristik Nabi Muhammad dalam Alkitab

Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan sebuah hadits yang disandarkan kepada Abdullah bin Mas"ud yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW mendengarkan orang-orang Yahudi membaca Taurat disebuah Kanisah (kuil). Tatkala Rasulullah SAW masuk ke Kanisah itu, mereka berhenti membacanya, lalu Rasulullah SAW bertanya :"Mengapa kamu berhenti membacanya?" Seorang yang sedang sakit di tempat itu kemudian mengambil kitab Taurat lalu membacanya sampai kepada penjelasan sifat Rasulullah SAW dan umatnya. Setelah itu orang yang membaca tersebut berucap :"Inilah sifat-sifat engkau dan umatmu, saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya engkau adalah rasul (utusan) Allah."[1]

Beberapa karakteristik Nabi Muhammad dalam alkitab antara lain :

1. Bahwasanya Kerajaan Syeba (Yaman) akan tunduk pada Nabi Muhammad

“Kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!” (Mazmur 72:10)

Telah habis masa kerajaan Yaman, dan tidak ada lagi seorang nabi yang nanti raja Yaman akan tunduk padanya, kecuali kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Bahwasanya Nabi Muhammad memiliki kekuasaan pengadilan dan hukum

“Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!”

Nabi Muhammad adalah pemimpin agama sekaligus pemimpin pemerintahan Islam. Ia memiliki kekuasaan pengadilan. Dengan kekuasaanya, ia menegakkan keadilan didaerah kekuasaannya. (Mazmur 72:4)

3. Bahwasanya Nabi Muhammad membawa ajaran Shalowm (Salam/Islam)

“Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera (Shalowm) bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran!” (Mazmur 72:3)

Shalowm (bahasa Ibrani) atau Salam (Bahasa Arab) adalah arti kata Islam. Nabi Muhammad membawa ajaran Islam (Shalowm) dan menegakkan kebenaran dengan kekuasaan yang dimilikinya.

4. Bahwasanya beliau adalah pahlawan yang menyandang pedang

“...kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya. Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan.... (Mazmur 45:2-3)

5. Bahwasanya Tuhan akan memasyurkan nama nabi Muhammad

“Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya.” (Mazmur 45:17)

6. Bahwasanya Nabi Muhammad Adalah Batu Penjuru

“Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru : hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita . Sebab itu, aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu .”

Tafsiran
“yang dibuang” : nabi Muhammad keturunan Ismail yang dibuang (diusir) oleh Sarah.
“batu penjuru” : nabi terakhir.
“ajaib di mata kita” : Bangsa Yahudi akan memandang ajaib, karena selama ini kenabian selalu lebih banyak lahir dari mereka.
“Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” : Artinya Kerajaan Allah akan berpindah dari Bani Israel ke bani Ismail yang dibuang dahulu.

Nabi Muhammad bersabda :
“Sesungguhnya perumpamaan saya dengan nabi-nabi sebelumku adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah rumah, ia perindah dan perhiasi rumah itu, kecuali hanya satu tempat batu saja disalah satu sudut bangunan itu, maka orang-orang berthawaf (berkeliling) disekitarnya, mereka ta"jub terhadap bangunan itu seraya berkata: “Tidakkah lobang ini diletakkan satu batu?” Beliau (nabi Muhammad saw) berkata: “Aku lah satu batu itu dan akulah penutup para nabi.” (Lihat Bukhori, kitab “Manaqib”. Muslim pada kitab “Al-Fadhail”)

7. Bahwasanya Nabi Muhammad Akan Hijrah (dari Mekkah) Dan Disambut penduduk kota Yang Didatanginya (Medinah).

Yesaya Pasal 21:13-17
“Ucapan ilahi terhadap Arabia . Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah kafilah orang Dedan ! Hai penduduk tanah Tema , keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: "Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab Tuhan, Allah Israel, telah mengatakannya."

Dedan : adalah di Arabia bagian Utara. Negeri yang dekat dengan kota Madinah daripada Tema.
Tema : adalah anak Ismail. Daerah utara dekat kota Madinah.
Kedar : adalah anak Ismail.

Nubuat kitab Yesaya sangat otentik karena sesuai historis dimana Yahweh (Allah Israel ) berfirman bahwa anak-anak Ismail di Arabia akan mendapat wahyu dari-Nya. Wahyu yang diterima Yesaya memerintahkan kepada orang-orang Tema supaya menghidangkan makanan dan minuman kepada orang-orang yang lari dari pedang. Nabi Muhammad dan umat Muslim kota Mekkah hijrah pada tahun 1 Hijriah menuju kota Madinah dimana mereka mendapat sambutan meriah dari penduduk kota Madinah.

8. Bahwasanya setahun setelah hijrah akan ada perang yang dimenangkan oleh beliau

Yesaya Pasal 21:13-17
“Ucapan ilahi terhadap Arabia . Di belukar di Arabia kamu akan bermalam, hai kafilah kafilah orang Dedan ! Hai penduduk tanah Tema , keluarlah, bawalah air kepada orang yang haus, pergilah, sambutlah orang pelarian dengan roti! Sebab mereka melarikan diri terhadap pedang, ya terhadap pedang yang terhunus, terhadap busur yang dilentur, dan terhadap kehebatan peperangan. Sebab beginilah firman Tuhan kepadaku: " Dalam setahun lagi, menurut masa kerja prajurit upahan, maka segala kemuliaan Kedar akan habis. Dan dari pemanah-pemanah yang gagah perkasa dari bani Kedar, akan tinggal sejumlah kecil saja, sebab Tuhan, Allah Israel, telah mengatakannya."

Nubuat ini digenapi dengan perang Badar, dimana kaum musyrikin kota Mekkah menyerang nabi Muhammad dan pasukan Islam yang berkedudukan di Madinah. Dan nabi Muhammad berhasil menang melawan mereka.

Pada tanggal 12 Robiul Awal thn 1 Hijriah, nabi Muhammad tiba dikota Madinah. dan pada tanggal 17 Romadhon thn 2 Hijriah. Jadi dengan selisih satu tahun, nabi Muhammad memimpin pasukan Muslim mengalahkan Kaum Musyrikin Mekkah dlm Perang Badar.

QS Ali "Imran 123-126
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.

(Ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?"

Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda.

Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

9. Bahwasanya Beliau Mengendarai Unta

“Apabila dilihatnya pasukan, pasang-pasangan orang berkuda, pasukan keledai, pasukan unta, maka haruslah diperhatikannya sungguh-sungguh, dengan penuh perhatian." (Yesaya 21:7)

Penglihatannya Yesaya ini terbagi menjadi dua bagian, bahwa seorang penunggang keledai dan seorang penunggang unta, umumnya Kristen akan berkata bahwa sang penunggang keledai itu adalah Yesus (Yohanes 12:14). Lalu siakapah yang dijanjikan akan mengendarai unta ? Tokoh yang dinubuatkan oleh Yesaya ini tidak akan pernah digenapi selain untuk Nabi Muhammad Saw. Nabi Muhammad mengendarai unta sebab ia tinggal digurun pasir.

10. Bahwasanya Bani Ismail Akan Menyanyikan Nyanyian Baru Bagi Tuhan

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Baiklah padang gurun menyaringkan suara dengan kota-kotanya dan dengan desa-desa yang didiami Kedar! Baiklah bersorak-sorai penduduk Bukit Batu, baiklah mereka berseru-seru dari puncak gunung-gunung! Baiklah mereka memberi penghormatan kepada Tuhann, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.” (Yesaya 42:10-12)

Nyanyian bagi mereka adalah nyanyian adzan, dzikir, dan takbir kepada Allah. Hingga kini hanya ada nyanyian adzan di Arab Saudi, bukan nyanyian Gereja karena 100% penduduk Arab Saudi adalah muslim.

Bukit Batu di kota Madinah

11. Bahwasanya kambing dan domba Nebayot dan Kedar akan dipersembahkan di Baitullah (Bait Allah)

“Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku. ” (Yesaya 60:7)

Umumnya Kristen akan berkata bahwa Yesaya 60:7 ini adalah untuk Yesus. Namun sejarah hingga kini mencatat Nebayot, Kedar, dan keturunan Ismail lainnya hanya tunduk kepada nabi Muhammad. Rumah keagungan-ku adalah baitullah di Ka"bah, bukan Basilika St Petrus di Roma dan Gereja di Yerusalem. Karena bani Ismail tidak pernah mempersembahkan kambing dan domba untuk korban kepada Paus Roma maupun Uskup di Yerusalem.

12. Bahwasanya Beliau Senantiasa Didoakan setiap waktu

“Kiranya ia didoakan senantiasa, dan diberkati sepanjang hari!” (Mazmur 72:15)

Beginilah keadaan nabi Muhammad saw, umat Muslim selalu mendoakan dan memberkati setiap kalinya dalam sholat (sembahyang) yakni melalui salawat.

13. Bahwasanya Beliau akan memimpin 10.000 pasukan menaklukkan Paran

Ulangan 33:2 (KJV Bible)
“And he said, The Lord came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined forth from mount Paran, and he came with ten thousands of saints: from his right hand went a fiery law for them.

“Berkatalah ia: "Tuhan datang dari Sinai dan terbit dari Seir kepada mereka; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dengan 10.0000 orang kudus; di sebelah kanannya tampak kepada mereka api yang menyala.”

Kata “RIGHT HAND” bisa diartikan juga “Selatan” . Mengapa “Right Hand” artinya “Selatan”.

Coba Anda berdiri tegak dengan sikap sempurna menghadap ke Timur, lalu rentangkan kedua tangan Anda. Maka ketika Anda berdiri tegak menghadap ke Timur maka tangan kiri Anda menghadap ke Utara, dan tangan kanan Anda menghadap ke Selatan.

Mungkin Anda akan bertanya : “Mengapa patokannya harus menghadap ke Timur?”

Jawaban kami adalah Karena Ulangan 33:2 menyebut Tuhan ini diibaratkan matahari yang bersinar. Tentu saja matahari bersinar dari arah Timur dipagi hari.

Sehingga ketika Anda menghadap ke Timur, tangan kiri Anda menghadap ke Utara, tangan kanan Anda menghadap ke Selatan. Silahkan di praktekkan.

Jadi tafsirannya adalah:
“Dan ia berkata, Tuhan datang dari Sinai, dan terbit kepada mereka dari Seir, ia bersinar dari pegunungan Paran, dan ia datang dengan 10.000 orang kudus dari Selatan dengan hukum yang berapi-api. ” (Ulangan 33:2)

Sinai adalah Tempatnya Musa.

Seir adalah Palestina, yakni tempatnya Yesus (Isa).

Dan di pegunungan Paran, nabi Muhammad datang menaklukkan kota Mekkah beserta 10.000 orang dengan hukum yang berapi-api.


Menariknya Bible revisi terbaru yakni Today"s New International Version (TNIV) dan New International Version (NIV) - meskipun mengartikan sedikit berbeda dengan pernyataan Bible KJV - menyatakan juga bahwa Paran terletak di Selatan.

Ulangan 33:2 (TNIV dan NIV)
"He said: "The LORD came from Sinai and dawned over them from Seir; he shone forth from Mount Paran. He came with [a] myriads of holy ones from the south, from his mountain slopes."

14. Bahwasanya Kiblat tidak lagi di Yerusalem

"Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kmdn Yesus berkata: " hai perempuan, percayalah kepadaku, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. (Yohanes 4:20)

Injil Yohanes pasal 4 mencatat sabda Yesus tentang bagaimana cara menyembah (worship) Allah yang benar dan pada saatnya nanti kiblat tidak akan berada di Yerusalem. Berpindahnya kiblat tempat menyembah Allah, tidak akan pernah terjadi selain pada masa kenabian Muhammad.

Apakah Mereka Tidak Beriman?

Dari sekian banyak contoh dari kabar gembira yang telah kami sebutkan diatas, telah jelas bagi kita bahwa kitab-kitab suci terdahulu yakni Taurat, Mazmur (zabur), kitab-kitab suci Yahudi lainnya, dan Injil telah mengisyaratkan agar umatnya dapat mengenali sang Nabi Penutup. Hal ini telah ada berabad-abad sebelum sang Nabi penutup yakni Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah.

Berita gembira tentang diutusnya Nabi Muhammad SAW sangat mashur sekali dikalangan umat-umat terdahulu. Karena nabi-nabi mereka telah mengabarkan tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW. Dan berita-berita yang terdapat dalam kitab-kitab suci samawi terdahulu inilah yang menyebabkan kebanyakan orang masuk Islam.

Sebagaimana Ahli kitab (Yahudi dan Nasrani), mereka menunggu kedatangan nabi terakhir. Maka tatkala ia datang, mereka yang tahu betul ajaran Taurat diantaranya Abdullah bin Salam. Allah menceritakan hal ini dalam surat al-Ahqaf :

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Quran itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al Quran lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS Al Ahqaaf 10)

Dan sebagian dari ahlulkitab (Yahudi dan Nasrani) itu ada yang berpaling terhadap kebenaran. Timbullah perasaan iri dan dengki dikalangan mereka. Bahkan mereka terus-menerus memusuhi, membenci, dan memerangi beliau. Kemudian mereka mempelajari teks-teks Alkitab yang menyebutkan tentang nama dan karakteristik Nabi Muhammad, lalu mengeditnya.

"..... kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya ....." (QS Al-An"am 91)

"..... Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya ....." (QS An-Nisaa" 46)

"..... Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya ....." (QS Al Maa"idah 13)

"..... sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah." (QS At Taubah 34)

"Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud mengambil jalan di antara yang demikian, merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan." (QS An Nisaa" 150-151)

Penggantian dan perubahan terhadap isi alkitab terus-menerus dilakukan oleh pendeta Kristen hingga saat ini. Namun, isyarat yang pasti dan bukti yang nyata dalam alkitab hingga kini masih terdapat sisa-sisa keterangan -yang masih belum diedit- yang menyebutkan tentang karakteristik Nabi Muhammad SAW.

Penulis telah mendapatkan dalam Alkitab mengenai nama, karakteristik, tempat ia diutus, juga disebutkan pula tutur kata beliau, dan peristiwa hijrah Nabi Muhammad dan kekalahan musuh-musuhnya. Semua karakteristik itu tidak sesuai bagi setiap orang kecuali pada diri Nabi Muhammad SAW.

"Sesungguhnya agama disisi Allah hanyalah Islam......" (QS Ali "Imran 19)

Catatan Kaki
[1] :Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, halaman 757, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Houve, Jakarta, cetakan keenam, 2003.

Sumber :
Muhammad Dalam Kitab Samawi, Oleh Syeikh Abdul Majid A. Zainuri, Penerbit Iqra Insan Press, cetakan pertama, 2004.
Ensiklopedi Hukum Islam, Jilid 3, halaman 757, Penerbit PT Ichtiar Baru Van Houve, Jakarta, cetakan keenam, 2003.
King James Version Bible.
Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia.

Tambahan:
Pengertian Islam itu sendiri yang dimaksudkan adalah agama apapun yang berasal dari Allah SWT ( agama Samawi ), yaitu agama dengan ajaran yang masih bersih/belum ternodai oleh campur tangan manusia dan adat istiadat/kebudayaan.


*****

  1. Dalam Perjanjian Baru
    Perlu diketahui, bahwa Kitab Perjanjian Baru adalah bagian dari Alkitab Kristen yang ditulis setelah kelahiran Yesus Kristus. Kata “Perjanjian Baru” merupakan terjemahan dari bahasa Latin, Novum Testamentum, yang merupakan terjemahan Yunani: ΗΚαινη Διαθηκη, I Keni Diathiki. Umat Kristen awal berpendapat bahwa kitab ini merupakan penggenapan isi nubuat yang ada di Alkitab yang sudah ada dan kemudian diberi nama Perjanjian Lama. Perjanjian Baru kadang-kadang disebut sebagai Kitab Yunani Kristen karena ditulis dalam bahasa Yunani oleh para pengikut Yesus yang belakangan dikenal sebagai Kristen. Teks asli Perjanjian Baru ditulis oleh beberapa orang penulis sekitar setelah tahun 45 M, kemungkinan besar dalam Bahasa Yunani Koine (menurut primasi Yunani), lingua franca Kekaisaran Romawi bagian timur.
Dalam Yahya 14 : 15 – 16 dan 25 – 26 dijelaskan pula, yang terjamahannya : “Jika kamu mencintai-Ku (pen : Yesus), niscaya kamu akan mentaati perintah yang sudah Aku (pen : Yesus) sampaikan kepadamu. Dan Aku akan bersembahyang kepada Bapa (pen : Allah), dan Dia (pen : Allah) akan memberimu Pemberi Kabar Gembira yang lain (pen : Nabi Pembawa Kabar Gembira), yang mungkin bersamamu untuk selamanya. Sesuatu yang telah Aku (pen : Yesus) sampaikan kepadamu ini akan tetap tetap kekal bersamamu. Tetapi Pemberi Kabar Gembira yang merupakan pembawa semangat kebenaran yang akan dikirim Bapa (pen : Allah), dia (Sang Pembawa Kabar Gembira) akan memberimu pelajaran tentang segala sesuatu dan membawa segala sesuatu seluruh ingatanmu (pen : nubuwah yang telah disampaikan para utusan sebelumnya untuk diimani), demikianlah apa yang kukatakan kepadamu”.

Kemudian dalam Yahya 16 : 7 – 8, 12 – 13 dijelaskan pula yang dalam terjamahannya, “Sekalipun demikian, Aku (pen : Yesus) katakan kepadamu tentang kebenaran. Adalah kebijakan untukmu, jika Aku pergi, atau jika Aku tidak pergi, Pembawa Kabar Gembira tidaklah akan datang kepadamu…dan dia, bilamana telah datang, akan memberi hukum di dunia berlandaskan dosa dan kebenaran serta kebijaksanaan. Aku belum begitu banyak berkata kepadamu, tapi kalian tidak bisa menahan sekarang. Walaupun begitu, apabila dia, Pembawa Semangat Kebenaran datang, dia akan membimbingmu ke arah keimanan dimana ia tidak akan bicara atas kemauannya sendiri, melainkan apa yang ia dengar (dari Tuhan), ia akan katakan, dan ia akan menyatakannya kepada kalian, segala sesuatu yang akan datang.

Teks asli bahasa Yunani :


Coba kita perhatikan dan simak perkataan Yesus, Isa as, Nabi terakhir dari keturunan bani Israil yang menjelaskan sosok Pembawa Kabar Gembira atau sosok Pembawa Semangat Kebenaran. “Pemberi Kabar Gembira yang merupakan pembawa semangat kebenaran yang akan dikirim Bapa (pen : Allah), dia (Sang Pembawa Kabar Gembira) akan memberimu pelajaran tentang segala sesuatu dan membawa segala sesuatu seluruh ingatanmu (pen : nubuwah yang telah disampaikan para utusan sebelumnya untuk diimani), demikianlah apa yang ku (pen : Yesus) katakan kepadamu”,

Bandingkan dengan sosok Muhammad SAW, yang ia menjelaskan segala sesuatu tentang kehidupan, aturan kehidupan mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi, interaksi antar ciptaan, bahkan tentang kehidupan akhirat. Dan Muhammad SAW, menjelaskan pula bagaimana keimanan yang wajib dijalani berkenaan dengan nabi dan rasul sebelumnya, mengimani kitab-kitab sebelum Al Qur’an, dan bagian-bagian apa yang telah disampaikan oleh para utusan (nabi dan rasul) sebelumnya.

Kemudian “dan dia, bilamana telah datang, akan memberi hukum di dunia berlandaskan dosa dan kebenaran serta kebijaksanaan”, Muhammad SAW menegakkan hukum sesuai dengan kebenaran yang harus ditegakkan, penetapkan hukum berdasarkan dosa dan kesalahan yang dilakukan (keadilan hukum Islam), dan dilakukan secara bijaksana, maka Muhammad SAW dikenal sebagai Al Amin, Penyantun yang tidak hanya kepada kaum muslimin melainkan juga orang-orang di luar Islam, Pemaaf yang luar biasa dan bukan pendendam.

Dan ciri lainnya seperti pada kalimat “apabila dia, Pembawa Semangat Kebenaran datang, dia akan membimbingmu ke arah keimanan dimana ia tidak akan bicara atas kemauannya sendiri, melainkan apa yang ia dengar (dari Tuhan), ia akan katakan, dan ia akan menyatakannya kepada kalian, segala sesuatu yang akan datang”. Apa yang ia sampaikan adalah wahyu dan bukan sama sekali berdasarkan perkataannya sendiri apalagi nafsunya, hal ini selaras dengan pernyataan Al Qur’an dalam QS An Najm ayat 1 – 6 , yang terjamahannya “Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya dari Allah SWT), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, yang mempunyai akal yang cerdas, dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli”.

Dan Muhammad SAW menyampaikan nubuwwah berkenaan ciri-ciri masa depan (menjelang hari akhir). Subhanallah, selaras dan tidak ada celah, kesamaan kitab terdahulu dengan Al Qur’an berkenaan dengan Muhammad SAW.
  1. Dalam Kitab agama Budha
    Agama Buddha adalah sebuah agama dan filsafat yang berasal dari anak benua India dan meliputi beragam tradisi kepercayaan, dan praktik yang sebagian besar berdasarkan pada ajaran yang dikaitkan dengan Sidhartha Gautama, yang secara umum dikenal sebagai Sang Buddha (berarti “yang telah sadar” dalam bahasa Sanskerta dan Pali). Sang Buddha hidup dan mengajar di bagian timur anak benua India dalam beberapa waktu antara abad ke-6 sampai ke-4 SM. Beliau dikenal oleh para umat Buddha sebagai seorang guru yang telah sadar atau tercerahkan yang membagikan wawasan-Nya untuk membantu makhluk hidup mengakhiri ketidaktahuan/kebodohan (avidyā), kehausan/napsu rendah (taṇhā), dan penderitaan (dukkha), dengan menyadari sebab musabab saling bergantungan dan sunyatam dan mencapai Nirvana (Pali: Nibbana). Setiap aliran Buddha berpegang kepada Tripitaka sebagai rujukan utama karena dalamnya tercatat sabda dan ajaran sang hyang Buddha Gautama. Pengikut-pengikutnya kemudian mencatat dan mengklasifikasikan ajarannya dalam 3 buku yaitu Sutta Piaka (kotbah-kotbah Sang Buddha), Vinaya Piaka (peraturan atau tata tertib para bhikkhu) dan Abhidhamma Piaka (ajaran hukum metafisika dan psikologi).
Dalam kitab suci agama Budha, yaitu Tripitaka ada sebuah dialog antara sang murid dengan Yang Dimuliakan Sang Budha,  dalam Chakkavatti Sinhnad Suttanta D.111, 76,  yang terjamahannya sebagai berikut :
“Ananda berkata kepada Yang Dimuliakan: “Siapakah yang akan memberi pelajaran kepada kami jika tuan sudah pergi?”

Yang Dimuliakan menjawab: “Aku ini bukanlah satu-satunya Budha yang akan datang ke dunia, juga bukanlah aku yang terakhir, Nanti pada saatnya akan datang Budha yang lain ke dunia ini, yang suci, yang unggul dan cemerlang, yang menampakkan kebijaksanaan dalam tingkah lakunya, yang memberikan harapan, yang tahu tentang alam, seorang yang tiada bandingannya dalam memimpin, seorang yang memiliki sifat-sifat malaikat dan yang mesti mati. Dia akan menyelamatkan kamu yang sama kekal sebagaimana apa yang telah kuajarkan kepadamu, dia akan berkhutbah tentang agamanya, yang mulia pada awalnya yang mulia pada puncaknya, dan mulia dalam tujuannya. Dia akan menyatakan tentang agama kehidupan, yang kesemuanya asli dan sempurna, sebagaimana yang baru saja saya nyatakan. Pengikutnya akan sebanyak jutaan, sedangkan pengikutku hanya ratusan ribu”

Ananda berkata, “Bagaimana kami bisa mengetahui dia?”.
Yang Dimuliakan menjawab, “Dia dikenal sebagai Maitreya…”. (Maitreya artinya seorang yang pengasih dan yang dimuliakan atau terpuji, bandingkan dengan julukan Muhammad SAW sejak kecil dengan Al Amin…, yang memiliki sifat kasih sayang yang luar biasa bahkan terhadap lawan atau yang memusuhinya).

Catatan bahwa dalam bahasa Sankrit : Maitreya, bahasa Pali : Metteyya, bahasa Inggris : Mercy,  bahasa Arab : Rahmah,Rahmat. Terjamahan sederhana ini sesuai dengan ayat dalam al Qur’an surat Al Anbiya (21) ayat 107 yang terjemahannya : “Dan tiadalah Kami (Allah) mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk menjadi RAHMAH bagi semesta alam”.

Mengikut Kitab Agama Buddha yang di tulis oleh Carus, muka surat 214 : “Buddha pernah berkata: “Terdapat dua peristiwa di mana rupa Tathagata (Buddha) akan jadi amat cerah. Peristiwa yang pertama ialah di waktu malam bilamana beliau sudah sampai ke tahap yang paling tinggi dari segi rohani (Nirvana). Peristiwa yang kedua ialah pada malam Buddha meninggalkan dunia yang fana ini (dia mati)”. Dari keterangan ini, bandingkan saat Muhammad SAW menjalani peristiwa Isra’ dan mi’raj hingga tempat yang tertinggi pada malam penuh keberkahan, dan saat kematian beliau layaknya seorang manusia biasa (natural) di malam hari dengan penuh ketenangan. Subhanallah.

Ciri lain yang diramalkan oleh Sang Budha Gautama yang mencirikan agama yang dibawa Maitreya atau sang Budha Agung yang ditunggu-tunggu adalah sebagaimana tercantum dalam muka surat 36 Mara-Parinibbana Sutta bab 2 ayat 32 , cuplikan dari buku Sacred Books of the East jilid 11, yaitu : “Budha menyebutkan,”Saya sudah menyampaikan keseluruhan agama saya yang benar kepada seluruh lapisan masyarakat. Wahai ananda (murid-murid Budha), seorang Tathagata tidak menyembunyikan sesuatu kebenaran tetapi ia (Sang Maitreya) akan sebarkan dan mengajarkan keseluruhan agama itu (ajarannya tanpa disembunyikan satupun).

Coba bandingkan apa yang dilakukan oleh Muhammad SAW, ia menyampaikan risalah dari Rabb-nya samapi tuntas sebagaimana yang Allah jelaskan dalam Al Qur’an surat al Maidah (5) ayat 3, yaang terjemahannya yaitu : ”Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Allahu Akbar, Subhanallah.
  1. Dalam Kitab agama Hindu
Agama Hindu (Sanskerta: Sanātana Dharma सनातन धर्म “Kebenaran Abadi”), dan Vaidika-Dharma (“Pengetahuan Kebenaran”) adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Dalam bahasa Persia, kata Hindu berakar dari kata Sindhu (Bahasa Sanskerta). Dalam Reg Weda, bangsa Arya menyebut wilayah mereka sebagai Sapta Sindhu (wilayah dengan tujuh sungai di barat daya anak benua India, yang salah satu sungai tersebut bernama sungai Indus). Hal ini mendekati dengan kata Hapta-Hendu yang termuat dalam Zend Avesta (Vendidad: Fargard 1.18) — sastra suci dari kaum Zoroaster di Iran.

Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada manusia dalam beragam bentuk. Ajaran agama dalam Hindu didasarkan pada kitab suci atau susastra suci keagamaan yang disusun dalam masa yang amat panjang dan berabad-abad, yang mana di dalamnya memuat nilai-nilai spiritual keagamaan berikut dengan tuntunan dalam kehidupan di jalan dharma.

Di antara susastra suci tersebut, Weda merupakan yang paling tua dan lengkap, yang diikuti dengan Upanishad sebagai susastra dasar yang sangat penting dalam mempelajari filsafat Hindu. Sastra lainnya yang menjadi landasan penting dalam ajaran Hindu adalah Tantra, Agama dan Purana serta kedua Itihasa (epos), yaitu Ramayana dan Mahabharata. Bhagawadgita adalah ajaran yang dimuat dalam Mahabharata, merupakan susastra yang dipelajari secara luas, yang sering disebut sebagai ringkasan dari Weda. Hindu meliputi banyak aspek keagamaan, tradisi, tuntunan hidup, serta aliran/sekte. Umat Hindu meyakini akan kekuasaan Yang Maha Esa, yang disebut dengan Brahman dan memuja Brahma, Wisnu atau Siwa sebagai perwujudan Brahman dalam menjalankan fungsi sebagai pencipta, pemelihara dan pelebur alam semesta.
Seorang Profesor bahasa beragama Hindu Bahmana dari Bengali, India bernama Pundit Vedaprakash Upadhyai, membedah kitab Weda, Kitab dari agama Hindu berkenaan dengan Kalki Avatar sebagai Amtim Rishi atau Avatar Terakhir atau Reshi Terakhir dengan ciri-ciri yang sangat jelas mengarah kepada Muhammad SAW. Dan bahkan nama beliau SAW jelas tercantum dalam bentuk bahasa asli kitab Weda bahasa Sankrit. Adapun manuskrip tersebut adalah sebagai berikut :


Pada naskah di atas, dalam Bhavishya Purana Parv 3, Khand 3, Adhya 3, Shalok 5 – 8, terdapat sebuah kata pada lima kata dari kiri ke kanan baris pertama, yang menjelaskan seorang utusan terakhir yang berasal dari sebuah wilayah yang namanya : Marussthalnivasinan, yaitu daerah padang pasir di semenanjung Arab. Terjemahan bebas tersebut (Ali Akbar, 1987:29-30) adalah “Lalu seorang yang buta huruf dengan nama kehormatan Guru, yang bernama Muhammad, setia sekali terhadap pengikutnya.Raja (bhoja dalam sebuah pemandangan), kepada siapa Dewa Besar, penduduk Arab, mensucikan diri dengan air Gangga, dan dengan lima hal dari gembala lembu menyampaikan sandal kayu dan berdoa untuknya. Oh penduduk Arabia dan Tuhan dari yang suci, kepada siapa aku memuja. Oh, kepada siapa yang telah menemukan banyak jalan dan ncara untuk mennghancurkan syaitan di muka bumi ini. Oh, yang benar-benar buta huruf dari kumpulan orang yang buta huruf. Oh, orang yang tidak berdosa, semangat keimanan dan yang sempurna kebaikannya, yang menjadi pujaanku. Terimalah aku pada telapak kakimu”.

Dan pada naskah berikut ini, dalam Atharva Veda, Khanda 20, Sukta 127, Mantra 1 – 3 :



Terjemahannya : “Oh, orang-orang, dengarkan ini baik-baik. Orang yang terpuji akan datang di antara kamu. Kita letakkan para pendatang di tempat penampungan dari enampuluh ribu dan sembil puluh musuh yang bertekuk lutut bersama duapuluh unta yang menempatkan posisinya menyentuh surga dan sedikit di bawahnya. Dia memberi Mamah Rishi ratusan keping emas, puluhan bola putar, tigaratus kuda Arab, dan sepuluh ribu lembu”.
Pada naskah lain, dalam Bhavisa Purana –; Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3,Shalokas 10 – 27 : “Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. Agama kebenaran akan memimpin dunia ini. Dia diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikutnya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan ibadah, mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak semak/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil Musalaman (Perantara kedamaian)”.
Dalam Atharvaveda 20 Hymn 127 Shlokas 1 – 14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yang mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian, yaitu :
- Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa (Bahasa Sansekerta). “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya “yang terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Ia juga disebut “Kaurama” yang bisa berarti : pangeran kedamaian,dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah) atau pangeran kedamaian yang hijrah. Ia akan dilindungi dari musuh yang akan dikalahkannya yang berjumlah 60.090 orang. (Catatan : Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad melakukan  Fathul Makkah yaitu sekitar 60.000 orang).
- Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. (Penjelasan bahwa tokoh yang dimaksud ini jelas bukan dari golongan Brahmana, tapi seorang asing di luar India).
- Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung.
- Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda atau Rebb (bahasa Sansekerta) artinya orang yang terpuji.
Dalam Atharvaveda 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. (Dalam Shiroh Nabi, hal ini merujuk pada perang Ahzab dimana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah).
Dalam Atharvaveda 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu (Avatar ini) akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. (Dalam catatan sejarah bahwa nabi Muhammad adalah seorang yatim sejak lahir dan yang akan mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku).
Dalam Rigveda 1 Hymn 53 : 9, Nabi dipanggil dengan sebutan “Suslama” yang artinya adalah : orang yang terpuji.
Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. (Dalam catatan sejarah bahwa Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita bernama Halimah).
Dalam Samaveda Uttararchikav Mantra 1500 dinyatakan bahwa Amahdi akan dianugrahi undang-undang abadi. (Penjelasan, bahwa undang-undang abadi atau undang-undang akhir zaman ini adalah mengacu kepada Al Qur’anul Karim yang diturunkan melalui nabi Muhammad SAW).
Dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan dalam rumah Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avatar yang diramalkan akan menjadi penguasa dunia, yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik & menonjol. Dia akan diberi tanda-tanda. Dia akan diberi oleh malaikat sebuah kendaraan yang cepat dari Shiva (Buraq, saat peristiwa Isra’ mi’raj). Dia akan menaiki kuda putih (kuda kesayangan Rasulullah) sambil memegang pedang. Dia akan mengalahkan orang-orang jahat dan dia akan terkenal di dunia. (Penjelasan, bahwa Visnuyash dalam agama Hindu berarti Rumah Tuhan, atau dalam bahasa Arab Baitullah).
Dalam Baghavata Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru selamat di rumah Visnuyash
Dalam Kalki Purana (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Vishnubaghat pemimpin kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar. (Penjelasan, Sambala dalam bahasa Sansekerta berarti tempat atau daerah aman dan damai, sama makna dengan kata Makkah Mukarromah, Makkah Darul Aman dalam ajaran Islam. Dan Vishnubaghat dalam bahasa Sansekerta berarti hamba Vishnu-nama Tuhan bagi orang Hindu, sama arti dengan nama ayahanda Rasulullah SAW yaitu Abdullah yang artinya juga hamba Allah, sebagai salah satu pemimpin di sukunya yaitu suku Quraisy).
Dalam Kalki Purana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para sahabatnya mengalahkan orang-orang jahat
Dalam Kalki Purana (2) : 7 disebutkan bahwa dia akan dijaga oleh malaikat di medan perang
Dalam Kalki Purana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Vishnuyash dan dalam rumah Summani Kalki Autar akan lahir. (Penjelasan, Summani adalah berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti orang yang sangat setia, sama arti dengan nama ibunda Rasulullah SAW yaitu Aminah yang artinya kurang lebih sama).
Dalam Kalki Purana (2) : 15 disebutkan bahwa dia akan lahir pada tanggal 12 bulan pertama Madhop. (Penjelasan, dan apakah hanya sekedar kebetulan bahwa Muhammad SAW terlahir pada hitungan tanggal 12 Rabi’ul Awal ?).
Allahu Akbar…Subhanallah, apakah hanya kebetulan?  Keterangan dari Pundit Vedaprakash Upadhyai  telah disiarkan di BIC News pada 8 Desember 1997 yang diterjemahkan oleh Mir Abdul Majeed. Sebelumnya, pernah dimuat di The Message, edisi Oktober 1997.
  1. Dalam Kitab agama Parsi
Terakhir dalam kitab suci agama Zoroaster agama bangsa Parsi kuno (disini yang dimaksud bukanlah syiah,karena adanya syiah adalah dari nabi Saww dan Imam ali. baca disini: Syi’ah adalah Partai Ali (Pengikut Mazhab 12 Imam) Yang Didirikan Nabi SAW atau Hadis Al-Ghadir Dan Pengangkatan Khalifah Berdasarkan Ahlul bait Disini Terjadi Perbedaan Pendapat Selama Pemerintahan Abu Bakar ) , yang mana sama tua atau mungkin lebih tua dari agama Hindu. Mereka dalam praktiknya menyembah api abadi, yang kemudian api ini mati setelah terutusnya Rasulullah SAW, sebagai bentuk pengkoreksian kesalahan bentuk ibadah yang dilakukan bangsa Parsi, sebagaimana bangsa Bani Israil pada zaman nabi Musa as yang menyembah patung sapi (sekarang menjadi bagian hewan suci bagi umat Hindu). 

Dalam buku Israel and the Prophecies of the Holy Qur’an (Ali Akbar, 1987:30-32) dituliskan informasi bahwa ada dua kumpulan kitab suci bagi bangsa Parsi sebagai penganut Zoroaster, yaitu Dasatir dan Zand Avestra. Di Dasatir 14, dihubungkan dengan nama Sasanll yang dihubungkan dengan nubuwwah kedatangan nabi Muhammad SAW, yang terjemahannya : “Ketika Bangsa Parsi tenggelam ke dalam suasana moral yang rendah, seorang manusia akan dilahirkan di Arabia, yang diikuti dengan runtuhnya singgasana agama dan semuanya yang ada sebelumnya. Kejayaan dan kemegahan Parsia akan diungguli. 

Rumahnya (maksudnya Ka’bah) berdiri dan semua pujaan yang ada akan tergeser olehnya, dan orang-orang akan bersembahyang menghadapnya (pen : Ka’bah). Pengikutnya akan menaklukkan kota Parsis dann Taus dan Balakh dann tempat-tempat besar disekitarnya. Orang-orang akan bertikai satu sama lain. Orang-orang Persia yang bijaksana dan lainnya akan bergabung dengan pengikutnya” (yang dimaksud adalah Syi’ah adalah Partai Ali (Pengikut Mazhab 12 Imam) Yang Didirikan Nabi SAW atau Hadis Al-Ghadir Dan Pengangkatan Khalifah Berdasarkan Ahlul bait Disini Terjadi Perbedaan Pendapat Selama Pemerintahan Abu Bakar ).

Dari uraian di atas, pasti kita akan tercengang, mengapa bisa kitab-kitab kuno membicarakan tentang janji kedatangan seseorang yang ditunggu kehadirannya dengan nama-nama yang berbeda, baik itu dengan istilah Parakletos, Perikalutas, Budha Agung, Maitreya, Kalki Avtar, Narasangsa, Kaurama, Mama Rishi, Washwereda, Rebb, Akkaru, Suslama, dan lain sebutan yang kemungkinan belum terungkap (yang dimaksud dahulu sebelum kedatangan islam, setelah islam datang mereka mengikuti apa yang jadi petunjuknya yaitu: Syi’ah adalah Partai Ali (Pengikut Mazhab 12 Imam) Yang Didirikan Nabi SAW atau Hadis Al-Ghadir Dan Pengangkatan Khalifah Berdasarkan Ahlul bait Disini Terjadi Perbedaan Pendapat Selama Pemerintahan Abu Bakar. lantas apakah islam tersebut berkat Umar bin khattab baca disini: Apakah orang-orang Iran memeluk Islam berkat usaha Umar? . Bisa jadi suku-suku kuno yang ada di dunia ini (Aztec, Maya, Inca, dan sebagainya) memiliki istilah lain untuk menyebutkan sebuah ramalan (baca : Nubuwwah) tentang kedatangan seorang yang membawa perubahan yang mana ajarannya kekal, kitab yang di bawanya juga kekal hingga akhir zaman.

Kita (seorang muslim) sering memahami bahwa nabi dan rasul Allah itu hanya sedikit, padahal dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa utusan Allah (nabi) itu sejumlah 124.000 orang sebelum diutusnya Muhammad SAW. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Allah dalam Al Qur’an surat Fathir ayat 24, yang artinya “Dan tidaklah ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan”, atau pada surat Yunus ayat 47, yang artinya “Tiap-tiap umat mempunyai rasul/utusan”, atau pada surat An Nisa’ ayat 164, yang artinya “Dan (Kami telah mengutus) Rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan Rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu”.

Wallahu a’lam bis shawwab. Wallahul’alimul wasi’ul’ilm.

Sebagai tambahan Penjelasan:

Ada anggapan di sebagian non-Muslim bahwa Muhammad saw hanyalah seorang nabi yang diutus untuk bangsa Arab saja. Sebagaimana Yesus (Isa as) yang diutus untuk Bani Israil, maka demikian juga Nabi Muhammad diutus hanya untuk bangsa Arab. Pendapat lainnya menilai bahwa Muhammad bukanlah seorang nabi melainkan orang yang melangkah di jalan kenabian. Pandangan ini diyakini oleh Timothy dari Gereja Nestorian, seperti yang diungkapkan Alwi Shahab dalam pengantar buku Muhammad & Isa (Mizan: 1999). Timothy menyebutnya sebagai seorang yang berjalan di tapak para nabi—walau tidak secara khusus mengakui Muhammad saw sebagai nabi.

Dalam satu sisi anggapan ini tentu baik. Sebab, kita sadar bahwa jika seorang pemeluk Kristen mengakui Muhammad sebagai nabi yang diutus untuk segenap manusia, niscaya pengakuan semacam ini akan merontokkan fondasi keyakinan Kristen yang dianutnya. Belakangan muncul kajian-kajian atas tradisi agama lain seperti Kristen, Hindu dan Budha yang banyak mengungkapkan nubuat-nubuat seputar kelahiran dan kemunculan Nabi saw berikut karakter pribadinya. Umpamanya, melalui telaah mendalam atas Yesaya 42 dari tradisi Kristen didapatkan bahwa sosok yang diceritakan dalam pasal itu mengisyaratkan kepada Nabi Muhammad saw. Demikian pula dalam tradisi Hindu dan Budha. Dijumpai dalam kitab-kitab mereka akan adanya utusan akhir zaman yang akan menyelamatkan manusia. Secara sepintas di bawah ini akan disajikan—meski selintas—nubuat dari tiga tradisi itu.

Tradisi Kristen.

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa. (Yesaya 42: 1) Dalam ayat ini, jika kita menganggap “orang pilihan-Ku” sebagai kata benda maka pilihan-Ku = pilihan Tuhan = Mushthafa (dalam bahasa Arab), yakni nama nabi kita Muhammad saw. Semua nabi setelah Ya’qub as yang disebutkan dalam Injil diutus untuk bangsa Israel bukan semua bangsa. Ini termasuk Yesus (Isa) (lihat Matius15: 21-26, Matius 10: 5-6 dan banyak lagi). Adapun Isa as tidak cukup lama tinggal di bumi untuk melakukan misinya. Namun Muhammad saw diutus untuk semua bangsa dan membawa pesan dan keputusan kepada bangsa-bangsa. Selanjutnya dalam Yesaya 42: 2 dikatakan: “Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.” Kata “tidak menangis” diartikan sebagai “tidak mengeluh terhadap tugas yang Aku embankan kepadanya”. Sekarang jika Anda membaca Injil Matius 26: 39-42, kita tidak bisa mengatakan bahwa Isa as tidak pernah mengeluh. Artinya, ayat ini tidak cocok diterapkan kepada Isa as. Namun jika Anda membaca sejarah kehidupan Muhammad saw, kita tidak bisa mendapatkan bahkan satu kalimat keluhan yang keluar dari lisan suci Nabi Muhammad saw tentang misi yang dipikulkan oleh Allah Yang Mahakuasa. “Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.” (Yesaya 42: 4). Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Yesus (Isa as) tidak sampai merampungkan misinya yang telah berlangsung selama tiga tahun. Pembaca bisa menemukan hal ini di banyak tempat dalam Perjanjian Baru. Ia pun tidak bisa menegakkan hukum di muka bumi, karena pengikutnya sedikit dan mereka punya sedikit iman (ini pun bisa ditemukan di banyak tempat dalam Perjanjian Baru). Dan mereka “meninggalkannya dan kabur” ketika tentara Romawi menahan Yesus. Ia sendiri berkata, “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini; jika kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.” (Yohanes 18: 36).

Sebaliknya, misi Muham-mad saw berhasil dengan tegaknya sebuah negara dan mengatur dengan hukum yang diberikan oleh Allah. Karena itu, ia menegakkan hukum di muka bumi, di bumi Madinah al-Munawarrah. Dalam frase tersebut disebutkan bahwa Tuhan menyebutkan “hukum-nya” dan ayat 9 menyebutkan “Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan”. Ini artinya ia (nabi baru) akan membawa hukum baru. Tapi jika kita baca Injil, kita lihat bahwa Yesus berkata dalam Matius 5:17: “Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.” Jika kita baca lebih jauh, kita paham bahwa Yesus tidak datang dengan hukum baru. Sementara Muhammad saw datang dengan hukum baru.

Kejelasan akan datangnya Muhammad saw lebih terbaca lagi dalam Yesaya 42: 8 yang berbunyi: Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung. Melihat konteks sejarahnya, kita lihat bahwa perkataan Tuhan ditujukan kepada Muhammad saw dan bukan Isa as.

Alasannya, Isa as datang untuk bangsa Israel dan mereka tidak menyembah berhala. Adapun Muhammad saw datang kepada kaum Arab yang menyembah berhala pada masa Jahiliah. Seterusnya, Nabi Muhammad saw menghancurkan berhala. Jika kita membaca Yesaya 42: 17, hal itu akan dipahami lebih jelas. “Baiklah mereka memberi penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.” (Yesaya 42: 12). Ayat ini mengacu kepada lafaz azan sebagai panggilan shalat. Makna azan mengandung puji-pujian kepada TUHAN. Ayat ini secara implisit merujuk kepada kandungan azan Islam yang memuat nama Allah dan Nabi Muhammad saw. Sebagaimana terlihat, azan bergaung di mana-mana menyerukan nama Allah dan Rasul-Nya yang tiada keturunan Ibrahim as dari jalur Ismail as. Nabi Isa as sendiri keturunan Ishak (Rujuk Kejadian 25: 13-16) Jelaslah, ayat ini (ayat 11) tidak sedang membincangkan Isa as melainkan Muhammad saw.

Jika Anda melihat ritual Muslim (khususnya haji), Anda akan melihat kota-kota tersebut (Makkah dan Madinah) menyaringkan suara mereka (azan) dan orang-orang menyeru dan memuji Allah dari puncak gunung, khususnya Bukit Arafah. Tentang azan sendiri, Anda bisa melihat bahwa di setiap negeri Muslim, orang-orang diseru untuk shalat melalui panggilan azan yang mirip nyanyian. Bahkan jauh dari kota, Anda bisa mendengar azan ini. Makna azan itu sendiri adalah: Allah Mahabesar, Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, Aku bersaksi Muhammad adalah utusan Allah, Dan seterusnya.

Tradisi Budha.

Dalam tradisi Budha, pemimpinnya sendiri Sidharta Gautama telah meramalkan kedatangan seorang manusia yang diberi wahyu. Dalam Doktrin Budha (The Gospel of Buddha) oleh Caras (hal.217-8) tercantum bahwa Budha agung yang akan datang ke dunia ini dikenal sebagai “Maitreya”. Cakkavatti-Sihanada Suttana memberinya nama “Meteyya”. Kedua kata ini bermakna “pemberi rahmat”. Dengan merujuk kepada sejarah kehidupan Muhammad saw, kentara sekali beliau adalah orang sangat penyayang dan al-Quran juga menyebut-nyebut fakta ini.

Ada sejumlah kesamaan lebih jauh, seperti yang terbaca dalam kitab suci kaum Budha: “Para pengikutnya (Maitreya) berjumlah ribuan orang, sementara jumlah pengikutku ratusan orang.” Faktanya, pengikut Nabi Muhammad saw berjumlah ribuan orang (sekarang tentunya jutaan). Ada sejumlah kesamaan lain yang akan diuraikan di bawah.

Dalam Doktrin Budha (oleh Caras, hal.214), seorang Budha yang tercerahkan itu dilukiskan sebagai memiliki kulit yang amat terang dan bahwa seorang Budha memperoleh “pandangan yang luhur di malam hari”. Dalam kenyataan sejarah, Nabi saw acap melakukan shalat malam (tahajjud) sebagai pantulan cintanya yang mendalam kepada Sang Pencipta. Selama hayatnya, Nabi saw tidak pernah meninggalkan shalat malam. Buahnya, beliau mendapatkan pandangan yang tajam untuk merekonstruksi peradaban baru manusia, peradaban Islam.

Dalam Si-Yu-Ki, jilid 1, hal.229, tertulis bahwa “…tak satu kata pun yang mampu menguraikan kemuliaan pribadi Maitreya.” Pembaca bisa merujuk sejarah Islam secara detail. Baik Muslim maupun non-Muslim sepakat dalam menegaskan bahwa Muhammad saw sangatlah rupawan dan menarik baik dari sisi lahiriah maupun batiniah. Ketegasan dan kelembutan pribadi beliau memanifestasikan sifat-sifat Tuhannya. Inilah yang menyulitkan pemaparan kemulian pribadi Nabi saw.. Dalam kitab dan jilid yang sama, tercantum “…suara indah dari Bodhisatwa (Maitreya) begitu lembut, merdu, sekaligus santun. Mereka yang mendengar tidak pernah merasa bosan dan puas.” Nabi saw yang lahir dari kalangan Arab tentunya paham benar akan bahasa Arab. Dan, bahasa Arab yang digunakan al-Quran luar biasa indahnya. Karena itu, al-Quran Suci sendiri dinilai sebagai suatu karya kesusastraan khusus dengan bobot tertinggi yang memberikan manfaat kepada kawan dan lawan. Kelembutan Nabi saw dan keindahan bahasa al-Quran menjadikan setiap perkataan Nabi saw tidak pernah dikenai rasa bosan dan letih untuk disimak.

Seorang Budha mestilah seorang manusia—bukan dewa. Sang Budha tersebut mesti memiliki lima karunia khusus, yakni karunia harta kekayaan, karunia anak, karunia istri, karunia kekuasaan (yakni kepemimpinan), dan karunia kehidupan dan pengikut. Sebagai tambahan, Budha tersebut tidak punya guru, yakni tanpa menempuh suatu jenjang pendidikan formal. Gautama juga menekankan bahwa Budha itu seorang yang bersahaja yang mengatakan keselamatan itu hanya tergantung pada amal perbuatan individu.

Ciri-ciri di atas jelas senapas dengan kehidupan Nabi Muhammad saw. Kita saksikan bahwa Nabi saw seorang yang memiliki lima hal tadi. Nabi saw memiliki keturunan yang banyak sampai sekarang. Di antaranya ada yang menjadi para pemimpin (imam) bagi kaum Muslim. (Tentang keturunan yang banyak ini, baca Kejadian 12: 2, 3, 7 dan Kejadian 16: 9-11, sewaktu membahas perjanjian antara Nabi Ibrahim (Kristiani; Abraham) dan Tuhan. Akhirnya, Nabi saw sendiri tidak pernah belajar sama sekali dari seorang guru pun. Ilmu yang beliau dapatkan murni dari Allah sebagai buah perenungannya akan kenya-taan semesta ditambah kesucian jiwanya.

Tradisi Hindu.

Sebagaimana dalam dua tradisi agama di atas, dalam kitab suci Hindu pun ditemukan hal yang sama mengenai ciri-ciri yang mengarah kepada Nabi saw. Seorang profesor Hindu terkenal, Vedaprakash Upadhyay, dalam bukunya yang menarik mengklaim bahwa deskripsi “Avatar” yang terdapat pada kitab suci agama Hindu sejalan dengan pribadi Nabi Muhammad saw.

Baru-baru ini sebuah buku yang menyingkap fakta tersebut telah diterbitkan. Buku itu menjadi topik diskusi dan perbincangan di seluruh negeri. Penulis buku itu seorang Muslim. Ia mungkin telah ditahan atau dibunuh. Boleh jadi semua salinan buku itu telah dihilangkan. Buku itu bertajuk “Kalki Avatar”. Pundit Vedaprakash Upadhyay adalah seorang Hindu Brahmana dari Bengali. Sarjana peneliti di Universitas Allahabad—setelah bertahun-tahun melakukan riset—akhirnya menerbitkan bukunya.

Keterangan dari Pundit Vaid Parkash telah disiarkan di BICNews pada 8 Desember 1997 yang diterjemahkan oleh Mir Abdul Majeed. Sebelumnya, pernah dimuat di The Message, edisi Oktober 1997. Tidak kurang 8 pundit besar mendukung dan merestui butir-butir argumennya sebagai yang otentik. Menurut kepercayaan Hindu, dunia Hindu tengah menunggu “Pemimpin dan Pembimbing”, yang bernama “Kalki Avatar”. Akan tetapi deskripsi yang dicantumkan dalam kitab-kitab suci agama Hindu merujuk kepada Nabi Muhammad saw dari Arab. Karena itu, umat Hindu di seluruh dunia semestinya tidak menunggu lebih lama lagi kedatangan ‘Kalki Avatar’ dan harus menerima Nabi Muhammad saw sebagai Kalki Avatar. Inilah fakta-fakta yang diuji dan didukung oleh tidak kurang dari delapan pundit terkemuka. Apa yang dikatakan penulis adalah bahwa umat Hindu—yang masih harap-harap cemas menunggu kedatangan Kalki Avatar—agaknya menyerahkan diri mereka sendiri kepada penderitaan yang tak kunjung usai. Padahal utusan agung tersebut telah datang dan meninggalkan dunia ini 14 abad yang silam. Pengarang tersebut telah mengajukan bukti-bukti kuat dari kitab Veda dan kitab suci Hindu lain untuk mendukung klaimnya: Dalam kitab Purana, misalnya, disebutkan bahwa Kalki Avatar merupakan utusan terakhir di dunia ini. Ia memberi petunjuk seluruh manusia. Nabi Islam saw diutus bagi segenap manusia. Bukan untuk salah satu golongan. Menurut prediksi agama Hindu, kelahiran Kalki Avatar akan terjadi di Semenanjung (yang menurut agama Hindu kawasan Arab). Ini ramalan yang sesuai dengan faktanya di mana Islam lahir di kawasan Arab.

Masih dalam kitab-kitab Hindu juga, nama ayah dan ibu Kalki Avatar masing-masing adalah Vishnubhagath dan Sumaani. Jika kita menilik arti kedua nama tersebut, kita akan mendapatkan kesimpulan yang menarik. Dalam kosakata Hindu, Vishnu artinya Allah dan Bhagath artinya hamba. Kalau digabung berarti hamba Allah yang dalam bahasa Arab berarti Abdullah. Ia adalah ayah Nabi saw.

Sumaani artinya kedamaian atau ketenteraman. Dalam bahasa Arab sepadan dengan kata Aminah (‘kedamaian’) yang tiada lain adalah nama ibunda Nabi saw. Selanjutnya, dinyatakan dalam kitab Veda, kelahiran Kalki Avatar akan terjadi di tengah klan keluarga bangsawan. Jelas ini merujuk ke suku Quraisy di mana Nabi saw dilahirkan. Dalam kitab yang sama, Tuhan akan mengajar Kalki Avatar melalui utusan (malaikat)-Nya di dalam gua. Ini sesuai dengan riwayat kehidupan Nabi saw. Allah mengajar Nabi Muhammad saw melalui malaikat Jibril, dalam suatu gua yang disebut Gua Hira. Tuhan pun menyiapkan Kalki Avatar dengan bantuan-Nya. Ini secara jelas terbukti dalam Perang Uhud.

Semua hal itu menjadi segelintir bukti yang mengisyaratkan universalitas pribadi Muhammad saw dan agamanya: Islam. []
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: